welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

18.12.09


Kisah yang bakal buat kamu tahu arti sebuah keinginan : “Emak Ingin Naik Haji”

Judul Film : Emak Ingin Naik Haji
(Diadaptasi dari cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Asma Nadia)
Sutradara : Aditya Gumay
Penulis Skenario : Adenin Adlan
Produser : Smaradana Pro & Mizan Production
Pemain : Aty Kanser,Reza Rahadian,Didi Petet, Niniek L. Karim,Ayu Pratiwi, Cut Memey, Henidar Amroe, Adenin Adlan, Helsi Herlinda, Gagan Ramadhan, dll.

Hi, apa kabar? Gimana dengan lebaran haji tahun ini? Menyenangkan? Nah, kali ini DeJe ajak kamu semua melihat sisi kehidupan lain dari sebuah ibadah haji, berhubung iklimnya sekarang lagi musim haji, DeJe kasih resensi film paling up-date special buat kamu semuanya. Mungkin sahabat deJe pernah membaca buku “Emak Ingin Naik Haji” (Album pilihan Asma Nadia), mata pastinya udah banjir air mata. Apalagi nonton trailernya juga membuat air mata menjelma kaca. Percaya deh! tiap adegan mampu tuh mengaduk-aduk emosi. Tertawa dan menangis bakal jadi satu. Dakwahnya juga nggak terkesan menggurui. Memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Kisah dimulai dengan big close up tangan Zein sedang melukis ka’bah. Lukisan itu rencananya Cuma bakal dipajang, biar emak bisa memandangnya setiap kali rindu tanah suci. Zein ingin mimpi emaknya naik haji terwujudkan. Hatinya juga teriris setiap emaknya membicarakan harapan dan impian naik haji.
“Hmmm, emak udah nabung bertaon-taon tapi duitnya belum cukup juga. Naik haji sekarang berapaan ya?
“Tiga ribuan, Mak.”
“Jangan bercanda. Masak tiga ribu?
“Tiga ribu dollar, Mak. Sekitar 30 jutaan.”
“Kapan, Emak bisa naik haji ya Zein? Simpanan emak aja baru 5 jutaan.”

Kisah yang kontras ditemukan pada Juragan haji Saun, sang tetangga emak sudah naik haji berkali-kali. Tingginya biaya naik haji tak masalah bagi keluarga juragan haji. Uang tabungan lima juta emak harus direlakan untuk biaya operasi anaknya Zein. Zein ingin mengganti uang emaknya. Semalam suntuk tak bisa tidur. Dalam kondiri kalut, Zein coba mencuri di rumah juragan haji. Tapi urung niatnya, saat mengingat suara emak membaca Al Qur’an. Adegan emak meneteskan air matanya di Al Qur’an itulah yang membuat sang anak tak mampu menahan air mata ini membasahi pipi.

Emak, sosok wanita usia lanjut yang sabar banget! Selain itu juga penuh dengan kebaikan hati memendam keinginan menunaikan ibadah haji. Tapi Sayangnya nih, Emak tidak memiliki biaya untuk mewujudkan keinginannya. Emak sehari-hari berjualan kue dan juga dari Zein, anaknya yang duda, penjual lukisan keliling. Emak sebenernya sangat tahu bahwa pergi haji adalah hal yang sanagt sulit diraih. Meskipun gitu, Emak nggak putus asa, dia tetap mengumpulkan lembar rupiah demi rupiah untuk disetorkan ke tabungan haji di bank. Zein, yang melihat kegigihan Emak, berusaha dengan berbagai cara untuk dapat mewujudkan keinginan Emak. Tapi, keterbatasannya sebagai penjual lukisan keliling, serta masalah-masalah yang diwarisinya dari perkawinannya yang gagal, menyebabkan Zein hampir-hampir putus asa dan nekat. Suatu hari, saat Zein membantu belanja di supermarket, ia mendengar pengumuman undian kupon belanja berhadiah paket naik haji. Zein girang bukan kepalang saat membaca nomor undiannya ada dalam daftar pemenang undian. Tapi takdir berkata lain, Zein kecelakaan. Di rumah sakit inilah letak inti jalan cerita. Asli sedih banget loh sahabat DeJe!. Kalo kamu mo nonton siapin tissue yang banyak ya!! Apalagi disisi lain ada orang naik haji untuk kepentingan politik. biar ada embel-embel haji di depan namanya. Sehingga masyarakat tertarik memilihnya sebagai walikota. Nggak banget deh!!

Hmmm, kira-kira Apa ada ya jalan bagi Emak agar keinginannya terwujud? Apa juga yang bakal dilakukan Zein? Film yang emang bener-bener bakal menggugah sisi kebaktian kita sebagai anak. Dijamin, rasa religi kamu at least ‘kan di usik dengan alur ceritanya. Percaya?! (Mei)


… Karena tak ada kekuatan lain selain kekuatan Tuhan…

Yap, bener banget! Seperti biasa, DeJe udah pilihin salah satu buku yang kali ini bakal DeJe hadirin dihadapan kamu semua. Gak Cuma itu, DeJe juga ketengahin nih beberapa pendapat dari para bookclub kita edisi minggu ini. They are : Vian, Lia dan Lussy. Siang itu terjadi perdebatan cukup alot nih dalam suasana para bookclub kita waktu ngebahas novel yang diberi judul Frankenstein Or the Modern Prometheus. Pembukaan cerita dimulai dengan surat-menyurat antara R Walton, seorang ilmuwan yang pada awal abad ke-18 menjelajah Kutub Utara dengan adiknya Mrs Saville. Dalam keterasingannya di ujung benua beku, R Walton bertemu dengan manusia yang nyaris mati membeku terapung dalam sebuah kereta es. “Jadi bisa dibilang kisah ini tuh cerita dalam cerita gitu” ujar Vian mengawali penuturannya seputar Novel.

Nggak mau kalah, Lia pun menuturkan pendapatnya tentang novel. Mahasiswi semester VII ini mengaku kalo novel terjemahan Frankenstein punya kekuatan pada setting. “kalo di Frankenstein, kita seolah emang berjalan-jalan mulai dari Jerman, Amerika, sampe-sampe kita diajak ke tengah hutan rimba dan kutub-kutub bersalju” ujar Lia pada DeJe. Tampak sedikit kontras, Lussy mengetengahkan novel init uh dari sudut pandang yang sedikit kemanusiaan. “Sepinter-pintarnya manusia nyiptain manusia, pasti nggak sesempurna yang Maha Kuasa!!” tutur cewe yang masih berstatus pelajar SMA N 6 Jambi ini.

Tekhnik pengisahan diawali dengan penjelajahan R Walton dalam usahanya mencari dan menemukan ilmu pengetahuan tentang kutub utara, mungkin boleh jadi Shelley terilusi gejolak ilmuwan pada sebuah periode tertentu. Dalam alur dikisahkan jarak yang memisahkan belahan dunia paling utara - yang beku berselimutkan salju abadi - dengan Inggris yang hiruk-pikuk tidak membuat komunikasi kakak-beradik ini putus. Dari penuturan R Walton inilah aksi dendam membara antara Frankenstein (manusia yang hampir mati beku itu) dengan makhluk berwajah buruk ciptaannya bergulir. Nggak tahu sengaja ato enggak, sang penulis emang terkesan telah terjebak dalam cerita berbingkai ala sastra Melayu kuno. Artinya si tokoh bercerita tentang tokoh lain di mana tokoh lain ini juga punya cerita, tetapi ungkapan emosional seperti marah, gembira, putus asa, semangat jiwa, dendam membara, dan segala permainan rasa menemukan bentuknya yang paling menawan, yakni bahasa yang teramat puitis.

Victor Frankenstein, demikian nama lengkap tokoh utama cerita, adalah tipe seorang anak muda yang cerdas dan ambisius, yang rasa hausnya akan ilmu pengetahuan tidak pernah terpuaskan. Semenjak kanak-kanak Victor kecil sudah gemar mengamati gejala-gejala alam. Petir yang menyambar-nyambar menghanguskan pohon eik, perubahan siang-malam, pergantian musim, dan rahasia-rahasia alam yang menakjubkan adalah pemandangan sehari-hari. Terus dalam perjalanan hidupnya, Frankenstein terjerumus dan terpenjara oleh ajaran-ajaran ilmuwan-ilmuwan purba dewa pujaannya, yakni Cornelius Agrippa (1486-1535), Paracelcus (1493-1541). Pada usia 17 tahun, Frankenstein harus meninggalkan kotanya dan saudara-saudaranya untuk menuntut ilmu di Ingolstadt. Kemalangan menimpanya sejak awal perjalanan menuju kota pusat ilmu pengetahuan itu, yakni dengan kematian ibunda tercinta. "Anak-anakku, harapan terbesarku untuk memperoleh kebahagiaan di masa mendatang terletak pada ikatan antara kalian berdua," pesan ibunya sebelum meninggal seraya mempersatukan tangan Frankenstein dengan Elizabeth Lavenza, "saudara sepupu" yang kelak bakal menjadi calon istrinya.

Frankenstein sempet dicela oleh salah seorang pembimbingnya di Universitas, yang kemudian memicu Frankenstein untuk menciptakan manusi. Nih kutipannya,

"Setiap waktumu kau gunakan untuk mengisi otakmu dengan teori-teori sesat. Ya Tuhan, di gurun pasir mana kau tinggal, sehingga tak ada seorang pun yang bisa memberimu nasihat? Tuan Frankenstein yang terhormat, kau harus belajar dari permulaan lagi!" Bagai petir menyambar, Frankenstein amat geram atas pelecehan profesornya.

Kira-kira bener nggak ya kalo makhluk ciptaan Frankenstein itu makhluk yang jahat? Bertentangan dengan penilaian sementara orang, makhluk ciptaan Frankenstein ini justru makhluk yang lembut dan selalu ingin berteman. Makhluk ini ditolak lingkungannya karena bentuk tubuhnya yang tidak proporsional. Ia terusir karena manusia tidak pernah menerima dan mencintainya. Ia adalah potret "manusia" yang tercabik-cabik, yang merasa hanya orang buta totallah yang dapat menerima keberadaannya. Nah terkait adegan favorit diakui Lussy secara gamblang bahwasanya dia nggak punya adegan favorit. “Jalan ceritanya dari awal emang kelihatan pengen nentang ciptaan Tuhan, jadi jujur, aku nggak punya adegan favorit”. Vian ingin lebih sedikit objektif, adegan favoritnya pada saat Frankenstein menolak mengabulkan keinginan makhluk ciptaannya untuk menciptakan makhluk baru yang berlawanan jenis. “disitu tuh keliatan ketegasan Frankenstein, walopun dia harus ngorbanin nyawa nya dan nyawa orang-orang yang disayanginya, disitu kita bisa ambil hikmah yang besar dari adeghan ini” tuturnya. Sementara Lia punya kisah tersendiri seputar adegan favorit, ia mengungkapkan “Adegan yang ku suka waktu makhluk ciptaan Frankenstein mengembara ketengah hutan mencari hakikat kehidupan, dia tuh tinggal di dalem kandang untuk tahu apa sih arti kehidupan oleh seorang keluarga kecil ditengah hutan”. Namun, Lia menyayangkan penolakan para manusia terhadap makhluk ciptaan Frankenstein yang menyebabkan dia harus memusuhi para manusia.

Gimana dengan kamu?! (Mei)

BookClub


Negeri 5 Menara

: “dari sudut pandang menara hati Anggi, Ezil dan Nissa”

Hai sahabat DeJe… special for all bookaholic’Jambi, kali ini DeJe hadir lagi dengan bahasan buku. Rubrik khusus dari DeJe buat kamu-kamu para pecinta buku.

Di sini segala jenis buku udah pernah kita bahas. Mulai dari buku motivasi yang berat-berat sampe novel komedi cinta yang easy reading pun pernah jading menu kita.

Nah, minggu ini kita bakal coba ngangkat sebuah negeri (berat gak ya?). But, jangan bayangin negeri ini adalah negeri Eropa nan terkenal dengan fasionistanya. Tapi negeri kali ini diangkat dari imajinasi lima buah menara. Yap! ‘Negeri Lima Menara’ judul novel bahasan kita.

Nah, dalem kesempatan ini, DeJe pengen ngajak kamu-kamu kenalan sama para bookclub kita yang cute-cute ini. Mereka mengaku punya komentar sendiri nih seputar negeri 5 menara. Giman serunya pertemanan mereka? Simak yuk!

Selamat deh buat kamu yang udah punya ni novel sebagai koleksi kalian. But, buat yang masih bingung ‘n gundah mo beli ni buku tapi belom punya gambaran seputar isi buku, nah DeJe coba jawab sekarang! Negeri 5 Menara merupakan novel perdana hasil pemikiran Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009.

Intinya bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia. Mereka adalah, Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa.

Tokoh dalam novel menggunakan tokoh ‘akuan’ yang diperankan oleh si Alif. Ezil, salah satu bookclub kita mengaku memuja Alif dari Padang sebagai tokoh favoritnya “karena dia tuh berhasil menakhlukan cita-cita nya” ujar cewe yang bernama lengkap Ezil Pawesti ini. Beda lagi sama Anggi. Wanita berjilbab ini mengaku mengidolakan Dulmajid yang cerdas dan pantang menyerah, “apalagi ketika dia berhasil memprakarsai peristiwa bersejarah, TV masuk pondok Madani. Lucu!”. Si Nissa gak mau kalah. Cewe Medan satu ini mengidolakan si raja Lubis, “karena kita sama-sama dari Medan… hehe”.

Anyway, Adegan paling menarik diakui Ezil waktu mereka gak sengaja 'reuni' di LONDON 15th kmudian. Dan trnyata udah meraih mimpi2 mereka dahulu. “Haru banget ketika mereka masing-masing menggenggam impian masing-masing dan bertemu lagi di London” ujar Anggi menambahkan.

Nih DeJe kasi sedikit bocoran kisahnya, di first day class-nya, Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Sebuah kalimat yang terus memotivasinya untuk dapat sukses dengan bersungguh-sungguh. Pendidikan di PM tidak hanya dilangsungkan di kelas, tapi di semua tempat sepanjang waktu, 24 jam nonstop. Full time learning ini juga didukung oleh para ustad yang menganut paham: ustad ikhlas mengajar dan santri ikhlas diajar.

Dalam masa penyesuaian, dia sempat terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara. Situasi yang barupun membuatnya memiliki teman-teman baru yang dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Sebuah kebiasaan yang kerap mereka lakukan bersama adalah menunggu adzan magrib sambil menatap barisan awan dibawah menara masjid yang tinggi menjulang. Mata mereka yang masih sangat muda menangkap negara dan beragam benua impian dibalik awan-awan yang menjelma. Tapi terkadang mereka bertengkar meributkan bentuk-bentuk awan tersebut.

Di mata belia mereka, awan-awan itu menjadi negara dan benua impian masing-masing. Alif melihat bentuk benua Amerika dalam awan. Sementara Raja bersikukuh bahwa awan yang mereka lihat berbentuk benua Eropa, Atang melihatnya sebagai Afrika. Dua sahabat lain, Said dan Dulmajid melihatnya sebagai peta Indonesia. Sementara sahabatnya yang lain, Baso, melihat Asia di langit sana. Lantas, mereka ‘bermimpi’ untuk sampai ke tempat-tempat itu. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Di kelas enam (kelas tertinggi dalam tempat mereka belajar) mereka sempat mementaskan sebuah drama dengan kisah Ibn Batutah. Mereka semua, tampaknya, adalah jiwa-jiwa kanak yang haus akan pengetahuan dan keinginan untuk melihat negeri lain. Melalui tokoh enam sahabat ini, Penulis seolah mengajak pembacanya untuk menjadi jiwa-jiwa yang membuka diri terhadap ‘yang lain’.

Next story nya sungguh unpredictable loh sahabat DeJe, turut pula diwarnai dengan kisah interaksi chatting via internet antara Alif, tokoh utama novel ini, di Washington D.C dengan temannya yang ber ID “batutah”. Ibn Batutah dikenal sebagai pengelana Muslim terbesar jaman dahulu. Ahmad Fuadi merasa perlu menerangkan mengenai hal ini dalam beberapa paragraf. Ia antara lain menyebut buku Tuhfah Al-Nuzzar fi Ghara’ib Al Amsar wa Ajaib Al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan Yang Mengagumkan) karya Ibn Jauzi yang berkisah tentang perjalanan pengembaraan Ibn Batutah berkeliling dunia selama 30 tahun (hal. 339-340). Ibn Batutah bahkan diyakini berkelana lebih jauh dari pengelana besar Barat Marco Polo. Amazing!

In the end, keenam sahabat ini sampai ke tempat-tempat yang mereka pertengkarkan dan impian semasa mondok. Chatting yang disajikan sebagai intro novel ini seolah jadi semacam simbol pengembaraan intelektual dan spiritual keenam sahabat yang selanjutnya lulus dari pondok tersebut tersebar ke berbagai tempat di penjuru dunia: Alif di Washington D.C dan sahabatnya Atang yang ber-ID ‘batutah’ itu sedang menuntut ilmu di Kairo. Bertahun-tahun mereka berpisah, terhubung kembali melalui internet, dan berjanji untuk bertemu dalam sebuah konferensi yang mereka berdua akan hadiri sebagai pembicara di London. Di London juga mereka bertemu lagi dengan sahabat lain, Raja, yang sedang tinggal sementara di sana.

Ezil menyebutkan bahwa novel ini mengajarkan kita bahwa pepatah arab “'manjadda wa jada' yg artinya siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses,memang benar adanya” ujar cewe penggila warna hijau ini. Nissa pun menambahkan novel ini kaya inspirasi. “karena buku ini berbicara tentang perjalanan hidup, perjuangan serta persahabatan. Suka banget!”(mei)


Resensi buku

Judul : Marionette

Penulis : Morgan Martin

Penerbit : Grasindo

Harga : Rp. 32.800

Diterbitkan di Jakarta, 2009

There’s No Ending without Beginning

“Orang yang telah mati, masih tetap berbicara kepada kita…”

BEGITU juga dengan kisah horor yang ada dalam buku ini. Hmmm, kita di Indonesia emang udah sering dijejali dengan menu-menu yang bergenre horor. Baik itu dalam bentuk bacaan, film bahkan sinetron.

Kadang kalo kita pikir pake logika, seringkali jalan cerita dalam bentuk bacaan maupun film nggak sinkron dengan apa yang terjadi dalam dunia nyata. Tapi, apapun itu, kita patut berapresiasi terhadap imajinasi yang menciptakannya. Karena biar gimanapun seremnya, film ato bacaan horor at least bisa jadi hiburan kita di saat kita jenuh, yeah, sesuai dengan fungsi-nya.

Nah, di edisi kita kai ini, DeJe juga pengen eksis ngasih sahabat DeJe informasi seputar bacaan horor yang paling up to date dari gudang buku. Kali ini merupakan imajinasi dari Morgan Martin. Sedikit info nih guys, Marionette merupakan karya pertama dari Morgan Martin yang dibukukan, selaen menulis esai, prosa, puisi, lirik dan beragam cerita pendek psikologi dan filsafat merupakan dua bidang ilmu yang paling digemari Morgan Martin. Selain itu, ia juga suka musik, budaya, bahasa asing dan traveling. Morgan saat ini menetap di Bandung untuk bekerja sambil meneruskan studi di bidang ilmu yang dicintainya.

Setiap cerita yang dibangun di Marionette dijamin bakal sukses bikin kita yang baca pada merinding. Apalagi ketika memasuki cerita Jeritan Bunga-Bunga Liar. Pada bagian tersebut, ada sosok arwah wanita dengan rambut acak-acakan. Dia sering digambarkan muncul secara tiba-tiba. Cerita-cerita seperti itu asli ngebuat kita jadi parno. Jangan heran deh kalo lagi baca buku ini, kita jadi sering toleh kanan-kiri. Nggak tahu terbawa suasana atau gimana, rasa-rasanya jadi ngerasa ada bayangan yang lewat di sekitar kita. Kadang juga merasa sedang ada yang memperhatikan kita. Persis seperti yang digambarkan penulis dalam cerita Lukisan Hitam. Hihihi…

”Aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah tentang seorang gadis yang cantik. Gadis yang tersesat dalam dunianya.”

”Mengapa ia tersesat?” tanyanya bingung.

”Ia seperti bayangan, bisa berada di mana saja, mengikuti terang, juga mengikuti gelap…,” tuturku sambil menerawang jauh ke pemandangan luar jendelaku.

Angin bertiup dingin dari celah gorden yang kacanya sengaja kubiarkan terbuka. Salju-salju putih itu turun beterbangan dengan lentur dari langit kelam malam itu. Serpihan-serpihan kristalnya terlihat menyala-nyala di sekitar pondok kayu kecilku di tengah hutan. …”

Nah, itu tadi salah satu kutipannya guys, kebayang kan seremnya?! Kayak yang DeJe udah bilang, Novel Marionette memang menyuguhkan kisah mistis. Tiap cerita mengambil sudut pandang berbeda dengan tokoh utama yang berbeda pula. Tapi tetep yang menjadi benang merah adalah sosok Marionette Minnezko.

Tokoh misterius itu selalu ada untuk memperingatkan mereka yang akan mendekati ajal. Hmmm, kira-kira bisa nggak ya dibayangin kalo sosok seperti itu ada di dunia nyata. The rel world! Terutama orang yang bisa melihat datangnya kematian seperti Marionette. Dia pasti bakal bingung kalau tiba-tiba diberi tahu akan mendekati ajal.

Hayo coba tebak, kita bakal sedih ato seneng ketika dikasih tahu udah mendekati ajal? Di satu sisi, kita bisa persiapin diri sebelum bener-bener dijemput sang malaikat maut. Tapi di sisi lain, tetep aja kan, kematian itu menyeramkan! Yang pasti kita bakal ketakutan.

Coba bayangin, tiba-tiba didatangin sama orang berbaju serba hitam yang memperingatkan kalau ajal kita sudah dekat. Bakal sulit banget buat percaya. Di dalam cerita, banyak digambarin kalo temen-temen Marionette Minezko menganggap kalau Marionette itu sosok yang aneh. Nggak heran sih! Kita di dunia nyata aja pasti juga akan berpendapat begitu, melihat sosok misterius Marionette. Yang paling disayangkan ada kisah dimana berisi kejadian Lucretia yang membunuh saudara kembarnya cuma gara-gara iri. Padahal, sebenarnya tanpa dia tahu, Lecitia sayang banget sama saudara kembarnya itu. Setelah tahu kenyataan yang sebenarnya, pasti Lucretia menyesal setengah mati. Kita jadi diajarin berpikir bahwa sebenarnya orang-orang yang paling kita sayangi itu adalah yang paling mudah untuk kita sakiti. Jadi, harus hati-hati.

Percaya nggak percaya, yang pasti bahwa cerita tersebut murni fiksi dan nggak mungkin terjadi. Sangat nggak mungkin ada orang yang tahu kematian seseorang yang lain. Semua itu adalah rahasia Sang Pencipta. Lagi pula, pasti bikin rusuh seandaianya ada yang punya kemampuan seperti itu. Cerita Marionette memang berbalut kesuraman. Namun, ada beberapa pesan moral yang ternyata ditangkap. Di antaranya, kisah Topeng Perak yang menceritakan arti persaudaraan.

Kalian pernah denger soal bloodstone?. Nah di buku ini bukan cuma nyajiin fiktif, tapi juga ada horor yang sedikit berbau fakta. Diantaranya seputar perhiasan mulia yang menjadi legenda ketika dimiliki oleh gadis keturunan bangsawan pada tahun 60-an yang bernama Elvira Tourqueva. Bintang fenomenal yang menciptakan berbagai kontroversi. Beberapa kolektor maupun pemakai bloodstone berdarah Gemini setelahnya selalu tewas mengenaskan! Dan korbannya selalu wanita. Dijadikan perhiasan langka karena batu jenis mineral ‘supercomposite’ itu dipercaya membawa kutukan.

Bloodstone merupakan batu kutukan yang menghisap energi pemakainya, melahirkan keburukan, dan masih banyak absurd lainnya. Kita cerita dikit ya seputar Elvira. Elvira dan kekasihnya, Phaeton Zuligar, menghilang dari pemberitaan media di awal tahun 70-an setuntas melakukan perjalanan ke Dominika, seolah musnah begitu saja. Beberapa mengatakan Elvira menjelma di dalam batu itu. Lenyapnya pasangan kekasih itu menimbulkan tanda tanya di media. Terlebih ketika Bloodstone ditemukan dalam kotak perhiasan Elvira di kediamannya. Perhiasan itu selalu disimpan di museum, namun selalu saja ada oknum-oknum yang ingin memperjualbelikan demi kepentingan mereka pribadi. Hingga dari tangan ke tangan, korban terus berjatuhan!.

Batu itu bisa ditemukan di Australia, Brazil, dan India. Diprediksi sudah ada pada zaman Carboniferous dan Pleistocene. Bloodstone sesungguhnya tidak “seburuk” seperti tanggapan beberapa khalayak, hanya saja batu itu akan menjadi sensitif bila dimanfaatkan untuk kepentingan negatif terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia kedua karena dinilai mampu menjaga dan menjadi media perantara yang suci atau sakral dalam kaitannya dengan hal-hal gaib tersebut. Dalam mitos Yunani, batu itu disebut penambah kekuatan supranatural.

Bloodstone pun turut digunakan dalam peradaban Mesir dan Dominika. Lawan Bloodstone adalah Moonstone, batu yang diyakini umat Sri Lanka sebagai penolak bala’, disebut juga sebagai “Selenite” yang diambil dari nama “Selene”, seorang dewi penjaga bulan dalam mitos Yunani. Batu ini popular pada era “Art Nouveau”.

Tuh kan! Kita emang diajak ngolah fakta dalam imajinasi deh di cerita buku ini.

Keunggulan lain di dalam cerita Marrionette kita juga bisa nemuin syair-syair mistis yang keren. Diantaranya simak deh yang satu ini :

I’ve tired to be so perfect

Find the ending of my life, agains you

Watch your move, shades of your shadows,

‘Till I find the ending of my story

You’ve said, “Stop pretending to be perfect,

Go find your own life, without me”

But I couldn’t, don’t keep a distance (from me)

‘Till I get own story like you

(mei)



True Story by David Sheff

Judul
TS. Beautiful Boy
Seri
No. ISBN
9789792758283
Penulis
David Sheff
Penerbit
Elexmedia Komputindo
Tahun Terbit
2009
Jumlah Halaman
552
Berat Buku
450 gram
Jenis Cover
Soft Cover
Dimensi (L x P)
135 X 200

Hi sahabat DeJe. Apa kabar? Pastinya harapan tim DeJe kamu semua baik-baik aja yah!. Yap, as usually, kita ketemu dalam rubrik resensi. Biar pengetahuan sahabat DeJe seputar isi buku tuh bisa lebih up date lagi. kali ini DeJe punya buku yang ngangkat kisah nyata seorang ayah yang anaknya merupakan pecandu narkoba. Gimana perjalanannya?! Yuk kita intip sedikit kisahnya…
Apa sih yang pertama kali terlintas dibenak kamu waktu denger kosakata beautiful? Pastinya identik dengan kecantikan ato keelokan tang dimiliki kaum hawa kan?. Buku ini beda. Mengetengahkan sebuah perjalanan kisah nyata perjalanan seorang ayah mengahdapi putranya yang kecanduan terhadap narkoba. Apa coba kaitannya dengan beautiful boy?!
Beautiful Boy yang merupakan tulisan dari David Sheff menceritakan Perjalanan Seorang Ayah Mengatasi Kecanduan Narkoba Putranya. Apa yang telah terjadi pada putranya tersayang? Pada keluarga mereka yang bisa terbilang bahagia dan berkecukupan? Kesalahan apa yang telah diperbuat? Itulah pertanyaan-pertanyaan memilukan yang membayangi setiap waktu dalam perjalanan David Sheff mengatasi kecanduan narkoba putranya Nic, dan langkah-langkah sementara menuju penyembuhan. Sebelum Nic Sheff kecanduan terhadap kristal shabu, dulunya ia adalah seorang anak laki-laki yang menarik, penuh kegembiraan dan lucu, seorang atlet dalam regu olahraga di universitas serta mahasiswa kehormatan yang dipuja oleh kedua saudara tirinya yang berusia lebih muda. Setelah kecanduan shabu, Nick menjadi sesosok hantu gemetaran yang berbohong, mencuri, dan hidup di jalanan. David Sheff menemukan tanda-tanda peringatan awal: penyangkalan, telepon-telepon pukul tiga dini hari-apakah itu Nic? Apa polisi? atau rumah sakit? Perhatiannya yang begitu tersita pada Nic membuatnya jadi kecanduan terhadap kegiatan itu sendiri. Kekhawatiran dan tekanan yang merasukinya akhirnya memakan korban yang dahsyat. Namun, sebagai wartawan, dia secara naluriah meneliti semua ikhtiar pengobatan yang mungkin bisa menyelamatkan putranya dan menolak menyerah dalam menangani Nic. Beautiful Boy adalah sebuah kisah nyata yang sangat jujur, menghadirkan kesiapan untuk menghadapi kondisi emosional yang naik-turun dengan cepat dalam menyayangi seorang anak yang kelihatannya tidak bisa diselamatkan.

Nic sendiri sebenarnya adalah orang yang cerdas, menakjubkan, penuh kharisma dan penuh kasih jika sedang tidak memakai narkoba, namun seperti setiap pecandu yang sudah pernah memakai narkoba, Nic menjadi orang asing ketika memakai narkoba. Dia tak terjangkau, bodoh, merusak dirinya, rapuh dan berbahaya. Ayahnya telah berjuang untuk mempersatukan kedua pribadi ini. Apapun penyebabnya- kecendrungan genetis, perceraian ataupun masa lalu serta kurangnya penjagaan, kegalauan melindungi, ketidaktegasan, kekerasan hati dsb. Intinya semua kecanduan Nic sepertinya memiliki kehidupan sendiri. Ayah Nic mencoba mengungkapkan betapa berbahanya kecanduan menyelinap kedalam sebuah keluarga dan mengambil alih. Banyak masa dalam dekade yang lampau David membuat kesalahan tentang ketidakpedulian, harapan dan ketakutan. David telah mencoba mengumpulkan semuanyasetelah dan ketika hal itu terjadi dengan harapan bahwa pembaca akan mengenali mana jalan yang salah sebelum mereka menempuhnya. Jika ‘mereka’ tidak mengenalinya, bagaimanapun David berharap pembaca bisa menyalahkan diri sendiri ketika telah memilih narkoba. Jangan sampe ya salah satunya diantara kita…
Narkoba, sebuah kata yang punya effect luar biasa negativ. Bukan Cuma dilihat dari segi materi. Tapi juga dari segi sosial diri. Orang yang tadinya memiliki sejuta prestasi bisa aja kan tiba-tiba down kalo udah kecanduan?!. Sedihnya lagi, kalo udah memiliki ketergantungan terhadap benda mengerikan satu itu, kita pasti rela ngelakuin apa aja demi ngedapetinnya. Gak peduli harta, benda atopun nyawa sekaligus!. Nyaris miris kan?!. Jauh-jauh deh dari yang satu itu.
Dalam isi buku ini bukan hanya mmaparkan asumsi maupun imajinasi saja loh sahabat DeJe. Tapi juga mengetengahkan beberapa fakta seputar realita yang diangkat. Simak deh salah satu kutipannya:
“seperti baru-baru diawal tahun 2006, pemerintah Bush memancing kemarahan politik sewaktu pejabat di Kantor National Drug Contril Policy memperkecil hasil survey National Association of Counties dimana lima ratus petugas penegak hokum setempat diseluruh negeri menyebut shabu sebagai persoalan mereka yang nomor satu. (Kokain nomor dua, dan Mariyuana nomor tiga). Kemudian tahun 2006, National Drug Intelligence Centere mengumumkan secara luas hasil survey yang lebih besar dan acak dari tiga ribu empat ratus perwakilan pengadaan obat-obatan diseluruh negeri. Untuk pertama kalinya sejak organisasi itu mulai mengadakan survey, jumlah terbanyak (40 persen) menyatakan shabu sebagi masalah obat-obatan mereka yang paling nyata”.

Nah lo! Dari kutipan tadi, bisa dikategorikan buku ini bisa dibilang berani dalam mengungpkan fakta yang tentunya bisa ngebuat kita tahu banyak tentang fakta-fakta real menyangkut narkoba. Berminat? What are you waiting for? Pastiin deh, you’ve to go to Gramedia Jambi now!!! (Mei)

16.12.09




Kisah Persahabatan Penuh Liku

Friendship Never End!!!

Hi sahabat DeJe , edisi Bookclub kita kali ini, DeJe berkesempatan bertemu dengan para Bookclub kita yang udah menggandrungi novel karangan Donny Dhirgantoro ini, 5 cm. Basiclly, kisah yang menceritakan indahnya persahabatan dan ajakan untuk cinta tanah air. Ceritanya, lima orang tokoh di buku ini sudah menjalin persahabatan selama 7 tahun. Lima tokoh ini adalah Arial yang paling ganteng, Riani sebagai satu-satunya cewek, Zafran yang sok ngerasa sebagai penyair, Ian yang paling subur badannya dan Genta yang dianggap sebagai informal leader di kelompok itu. Selain lima tokoh utama masih ada beberapa tokoh figuran yang ikut menunjang cerita ini. Kalo udah ngumpul mereka berlima suka melakukan kegiatan-kegiatan yang rada nyeleneh. Mulai dari nyobain kafe dari yang termahal sampe yang termurah, nonton segala macam filem di bioskop dan layar tancep ato sekedar ngobrol dan becanda. Semua bisa dijadiin bahan obrolan dan becandaan di antara mereka berlima. Terkait hal ini, Iful, satu dari tiga bookclub kita pun angkat bicara “Persahabatan memang gak bisa dinilai oleh apapun” mungkin ini dikarenakan tpara tokohnya yang lucu-lucu ya? Nih DeJe kasih salah satu kutipan nya:
Bagi mereka, tak ada lagi yang bisa diobrolkan tentang Lennon, Sinatra, Che Guevara, Robert Smith, Kurt Cobain, Konfusius, Julius Sitanggang, Nobi Nobita, Froddo Baggins, ataupun Whitman…(5cm, hal. 4) kebayang kan? Kenapa Iful berpendapat demikian. Persahabatan emang gak ada nilainya, semuanya bahkan bisa diomongin.
“Ciwi pun tak ingin kalah, baginya novel ini inspirativ banget!”. Gimana enggak, dalam tujuh tahun persahabatan mereka, mereka akhirnya merasa ada kejenuhan di antara mereka. Mereka emang gak saling marahan, mereka cuma ngerasa ada yang mulai hilang dari kebersamaan mereka. Perasaan itu mereka ungkapkan ketika mereka berkumpul di halaman belakang rumah Arial yang biasa mereka sebut sebagai Secret Garden. Pada saat mereka tenggelam dalam lamunan mereka, Genta the leader, mengusulkan agar mereka gak ketemuan dulu. Dan yang lebih ekstrim, Genta ngusulin agar mereka bener-bener gak saling kontak selama masa ‘perpisahan’ ini, jadi bener-bener mereka bisa mikirin diri dan mimpi-mimpi mereka masing-masing. Masa perpisahan itu mereka putusin bakal berlangsung selama 3 bulan, dan next three months itu dalam cerita ini adalah tanggal 14 Agustus. Dan Genta sudah punya rencana kegiatan yang bakal mereka lakukan 3 bulan yang akan datang.
Cerita kemudian mengalir pada kegiatan masing-masing tokoh. Arial yang jatuh cinta sama temen fitnessnya, Riani yang sukses di tempat kerjanya, Ian yang akhirnya berhasil menyelesaikan skripsinya, Genta yang sukses sebagai EO sebuah pameran dan Zafran yang semakin tergila-gila sama Arinda adik kembar Arial. Dan akhirnya tibalah tanggal 14 Agustus yang mereka tunggu-tunggu. Diawali dengan sms dari Genta seminggu sebelumnya.
7 Agustus jam 9.00 pagi
“Selamat pagi semuanya gw kangeeeen bgt sm kalian semua, sumpah! Tgl 14 agt nanti qta ktm di stasiun kereta api senen jam 2 siang. trus kl ada acara dr 14-20 Agustus lo batalin dulu yaa. please… ini yg hrs dibw kl gak ada minjem ya. kan ada wkt seminggu: Carrier, bajuanget yg bnyk.senter dan batere .makanan dan snack buat 4 hari… kacamata item.betadine, obat.sendal sepatu. kl bs mulai hari ini olahraga kecil kecilan, apalagi buat ian,gitu aja ya.sampai ktm distasiun senen jam 2. Genta yg lg kangen”.
Itu isi sms yang diterima teman-teman Genta dengan gembira. Setelah berpisah selama 3 bulan mereka antusias banget menunggu hari H tanggal 14 Agustus itu.
Dan dari tanggal 14 Agustus itu, dimulailah petualangan lima sahabat itu selama seminggu. Genta ternyata merancang kegiatan untuk mereka berupa perjalanan ke puncak tertinggi di pulau Jawa, ke puncak Mahameru. Mereka akan mengikuti pengibaran bendera Merah Putih di sana pada tanggal 17 Agustus, yang memang sering dilakukan para pencinta alam. Selama perjalanan banyak peristiwa yang makin memperkaya jiwa mereka berlima.
Apa yang mereka temui selama perjalanan dan bagaimana akhir dari cerita ini..? Mendingan baca sendiri ya… yang jelas Risna, salah seorang bookclub kita ngasih bocoran buat sahabat DeJe kalo adegan yang paling seru tuh waktu ke lima sahabat dalam novel ini lagi mendaki gunung, pas malem ketika tidur di tenda, Genta bilang kalo dia suka sama Riani, tapi Riani bilang di udah lama cinta sama Sarpan, “adegan itu ngena banget, apalagi di puncak ginung Mahameru gitu! (Iful, Ciwi, Risna/ Mei)
Resensi buku
Goloso Geloso
“Ketika kau memperoleh keinginanmu, kau kehilangan yang kau miliki”

Keterangan Buku
Judul : Goloso Geloso
Penulis : Tanti Susilawati
Harga : Rp
Tebal : 310 Halaman
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama, 2009

Keunggulan sebuah novel yang menceritakan tentang Larasati ini memang terlihat dari segi travelingnya. Mahasiswi asal Indonesia yang menjejal kehidupan di Milan, Italia. Tinggal di sebuah kota paling metropolis di dunia membuat dia harus melakukan banyak proses adaptasi. Nah dalam prosesnya itulah novel ini mengajak kita mengembara ke negeri nan asing, tempat dimana orang-orang sibuk berlalu lalang melakukan aktivitasnya, juga tempat dimana Larasati mengharapkan bisa memiliki kisah yang indah. Perempuan sati ini juga merupakan penerima beasiswa dari Indonesia untuk melanjutkan studi di sebuah Negara bola. Disinilah petualangan cerita dimulai.

Larasati dikisahkan sebagai seorang yang lugu di kota Mode. Awalnya ia tinggal bersama salah seorang keluarga Italia. Adalah Renata, anak dari keluarga yang ditinggalinya dan juga telah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Namun Larasati kurang mengalami kenyamanan bersama Renata. Pasalnya Larasati memiliki hobi yang bertentangan dengan Renata. Renata tidak menyukai bola seperti halnya Larasati. Terdapat suatu kejadian traumatik yang pernah dialami Renata seputar sepakbola yang pernah mengakibatkan kematian pada ayah kandungnya. Kerap Renata menunjukkan perilaku yang tidak wajar dsn sering memarahi Larasati bila kedapatan membaca tabloid bola. Hal ini membuat Larasati merasa kurang nyaman dengan perilaku renata.

Kisah dilanjutkan kemudian Larasati pindah ke Milan. Disana ia bertemu dengan Chico, sepupu Renata yang akhirnya membuat Larasati jatuh cinta. Konsekuensi pun akhirnya terjalin pada Larasati dan Chicho yang sebenarnya berbeda kiblat dalam grup bola favorit mereka. Mereka berpacaran dan kisahnya mengajak kita untuk berpetualang menyelami setiap sudut Eropa yang eksotis.

Namun ternyata, Milan tidak hanya berisi dengan romantika kisah cinta dan mode saja. Larasati baru menyadari hal itu ketika bertemu keluarga Chico yang memuja AC Milan. Sementara Larasati sendiri adalah seorang interista pemuja InterMilan. Mendadakpun kisah mengalami konflik perseteruan dan terancam berakhir tragis atas nama budaya.

Goloso Geloso diambil dari bahasa Italia. Goloso artinya adalah banyak makan, sementara Geloso berarti pencemburu. Kedua hal ini merupakan gambaran dari sifat Chico, kekasih Larasati yang memang memiliki porsi makan yang dahsyat setara dengan sifat pecemburunya. Nah, dari sifat pemakan si Chicho inilah, penulis mencoba juga mengajak kita mengenali makanan-makanan Eropa. Di novel yang juga mengajak kita berkeliling dan menambah wawasan seputar dunia bola di Eropa ini, juga diketengahkan paparan singkat seputar kuliner disana. Tentunya dengan bahasa yang lugas nan ringan. Remaja banget kan.

Titik lemah dari ni novel bisa kita lihat dari penggambaran tokoh Larasati yang nyaris sempurna tiada cela. Mahasiswi yang juga tergabung orchestra music ternama, dikagumi dosennya sehingga membuat Larasati menjadi asisten dosen dikampusnya. Hal ini tentu bertolak belakang dengan sifat alami manusia. Tak sempurna. But guys, at least novel ini mengajari kita bayak hal, tentang mimpi, cinta dan cerita-cerita bahagia lainnya. Get it in the bookstore now!

Komentar Buku
Berikut interview saya ke beberapa teman mengenai pendapat mereka tentang buku ini. Ditengah kepenatan kuliah tak jarang mereka isi dengan refreshing dengan hal-hal lain yang seru. Movie, Shopping dan ‘nangkring di taman kampus adalah cara mereka ngisi waktu senggang. Tentunya sembari membaca ‘n bertukar buku favorit ato sekedar mendiskusikan isinya buat sharing antar hati sesama temen. Simak penuturan mereka berikut.

1. Ana, 22
“Must have book, nih !”
Cewe’ satu ini emang ngaku bukan seorang yang hobi bahan bacaan yang berat-berat. So, dia bakal milih baca buku novel yang ringan-ringan ketimbang diktat kuliah yang tebelnya minta ampun. “waktu pertama baca judulnya, Goloso Geloso, aku sedikit berasa aneh gitu. Pasalnya kosakatanya itu terbilang asing” ujar pemilik nama lengkap Dewi Ana ini. Menurutnya buku ini emang sedikit aneh ‘n beda dari buku laen. Gaya sang penulis yang meremaja dengan bahasa yang ‘Eropa’ banget ngebuat kita seolah-olah berpetualang ke Negeri yang Asing. Selain juga bisa ngehibur kepenatan. Sosok tokoh Larasati yang tegar pun jadi idola imajinasinya. Menurutnya, baca novel ini juga bisa ngebuka cakrawala pengetahuan kita seputar Eropa, baik dari segi bahasanya, budaya, sampe kepada kebiasaan masyarakat Eropa. “I think, this book is must have item for all bookaholic” tutupnya mengakhiri wawancara.

2. Della, 21
Canggung waktu baca judul
“first of all, this book make me feel better, hehe..” ujar perempuan berkerudung satu ini. Menurutnya kisah di dalem buku ini emang nyeritain kisah cinta yang udah umum terjadi. “Tapi yang ngebedain novel ini dengan novel lain tuh dari settingnya” imbuhnya pada DeJe. Mahasiswi yang saat ini mengaku mulai menekuri hobi barunya baca novel mengungkapkan sedikit kecanggungannya waktu baca judul novel bahasan kita minggu ini. Emang sih bisa dimaklumi. Secara emang kalo ditilik dari segi bahasa, novel satu ini emang make bahasa Asing yang unik. Sama seperti Ana, Della juga merasa kalo para pecinta buku traveling tuh wajib punya novel ini, karena selain sarat dengan kisah romantisme, novel ini seolah tour guide yang siap mengajak kita berpetualang di mewahnya Eropa. Lepas dari itu guys, Della nambahin kalo “bumbu seputar cerita dari dunia ‘Pesepakbolaan’ di novel ini bisa nambah pengetahuan kita juga loh! Walopun sebenernya aq sendiri kurang hobi bola… haha”.

3. Rara, 20
“kisah cinta yang romantic banget!!”
“Jujur aq tuh suka cerita yang mengangkat tema cinta” tutur Rara pada DeJe saat ditemui diKampusnya. Cewe’ yang terlahir di 29 Oktober itu mengaku sering terenyuh kalo movie ato baca novel seputar cinta. Goloso Geloso adalah salah satu novel yang juga mampu menyihir sisi sensitivnya seputar cinta. Kisah cinta Larasati yang beda culture bersama pasangannya diakuinya sebagai kisah percintaan yang ‘nyentuh banget. Mulai dari dua tokoh yang saling cinta tapi punya grup bola favorit yang beda. Yang satu Milanista, yang satunya lagi Interista, “kan beda banget tuh, tapi salut buat kesanggupan mereka ngadepin perbedaan” ungkapnya responsive. Selain itu, menurut Rara, mereka (tokoh utama novel ini. Red.) punya karakter yang cukup unik. Terutama Renata yang nyaris phobia terhadap Sepakbola. “dari novel ini aq banyak nemuin pelajaran berharga seputar cinta… bahwasanya sebesar apapun perbedaan, cinta pasti akan menemukan jalannya” ungkapnya beretorika.

4. Dewi, 21
Mamamia Kuliner Italia, yummie euy…
“Delicious!” ungkap Dewi singkat saat ditanya mengenai Novel bahasan kita minggu ini. Dewi sartika, nama panjang dara satu ini emang kayak nama pahlawan. Tapi jangan salah, dibalik wajahnya yang kalem, dia juga menyimpan hobi yang sama dengan judul novel kita, Goloso, dalam bahasa Indonesia artinya suka makan. Yep, begitu juga dengan Dewi. Satu hal yang bikin mahasiswi FKIP ini tertarik baca Novel Goloso Geloso adalah seputar cerita kuliner Eropanya. “emang sih, bikin ngiler. But, bisa dijadiin wawasan kuliner juga nih” ujarnya. Makanan-makanan Eropa emang banya diperkenalin di dalem novel ini. Diakui Dewi, selain bisa berwisata hati dan tempat-tempat unik di Eropa, ngebaca novel ini juga bisa ngebuat kita berwisata yang gak kalah penting. Wisata kuliner.


PERJAKA TERAKHIR
Jenis Film : Drama/comedy
Produser : Koko Sunarso, Manoj Kumar Samtani
Produksi : Pt Kanta Indah Film
Durasi : 90
Cast & Crew
Pemain : Aming, Fahrani, Reza Rahadian, Nani Wijaya, Bogie Samudra, Bari Bintang
Sutradara : Arie Aziz
Penulis : Lingga Manna

Dunia film emang gak bisa lepas dari kehidupan kita. Yup, dari sepersekian anak muda, mungkin cuma segelintir aja ya yang nggak suka nonton film. Dari sebuah alur film kita bisa dapet banyak banget pelajaran. Mulai dari kisah cinta nan sarat romansa sampe hiburan ringan yang bakal nggali sisi humoris kita. Nah, atas dasar alasan itu tuh, DeJe hadir pengin eksis ngasih tahu sahabat Deje semua buat dapet info ter-up date seputar film. Masih lekat di ingatan kita seputar kontroversi film Menculik Miyabi yang juga belom nemuin titik terang. Kali ini kita beralih dulu ke film yang bisa dibilang nyeleneh, kocak n ngehibur. Perjaka Terakhir. Yippie!
Sahabat DeJe, bisa dibilang emang dunia film layar lebar tanah air makin bergairah. Berbagai genre disajikan untuk penikmat film lokal. Seolah-olah gak pernah kehabisan ide, sineas berlomba-lomba menyuguhkan tontonan. Yang terbaru dari PT Kanta Indah Film adalah ‘Perjaka Terakhir’.
Film yang dibintangi Aming dan Fahrani ini bercerita tentang dua orang yang berbeda karakter dan pekerjaan. Aming yang instruktur senam penuh kelembutan, sementara Fahrani yang berprofesi sebagai debt collector sangat kasar bahkan tubuhnya banyak dihiasi tato. Film yang merupakan garapan sutradara Arie Aziz ini menghadirkan bintang seksi Indonesia Fahrani. Bahkan dalam poster Film Perjaka Terakhir, Fahrani diperlihatkan toples atau bertelanjang dada walaupun hanya memperlihatkan punggungnya. Wow! Masih inget nggak di film Radit dan Jani ini, foto semi bugil tersebut pasti bakal banyak menarik perhatian masyarakat, khususnya pecinta film Indonesia.
First of all, Cerita berkisah waktu Ramya (Aming), seorang instruktur salsa yang lemah lembut tiba-tiba harus terjerumus kedalam hidup Sigi (Fahrani) yang keras. Sigi salah satu anggota debt collector sangat cuek dan tomboy penampilannya. Keduanya bertemu saat Sigi tengah dalam pengejaran geng Piratez pimpinan Gery (Reza Rahadian), yang memang sudah lama geram melihat sepak terjang Sigi yang sering melaporkan kegiatan ilegalnya ke polisi. Ramya yang tidak tahu permasalahan Sigi berusaha menolongnya.
Bayangin deh, seorang pria gemulai instruktur salsa yang jatuh cinta kepada seorang debt collector yang banyak menyimpan masalah. Konflik dan masalah cerita semakin kompleks waktu keduanya mutusin buat menikah. Masalah yang disimpan oleh sang debt collector membuat bumbu cerita tersendiri dalam film berdurasi 90 menit ini.
Secara keseluruhan film Perjaka Terakhir yang juga menghadirkan Aming ini memang layak kita tunggu kehadirannya, cowok gemulai yang berprofesi sebagai instruktur salsa. Hidup Ramya berubah drastis saat bertemu dengan Sigi (Fahrani) cewek tomboy berprofesi sebagai debt collector.
Di sisi laen, pertemuan Sigi dan Ramya terjadi saat Sigi dikejar anggota geng Piratez yang dipimpin oleh Gery (Reza Rahadian), yang memang sudah lama geram melihat sepak terjang Sigi yang sering melaporkan kegiatan ilegalnya ke polisi saat Sigi terdesak ia ditolong Ramya yang sebenarnya enggak tau apa-apa. Sementara itu karena pusing selalu didesak kawin oleh ibunya, membuat Sigi akhirnya nekad memaksa Ramya menikah dengannya. Setelah menikah baru Ramya tahu profesi Sigi yang galak enggak pernah berubah. Sigi terpaksa harus menikah dengan Ramya karena sering didesak ibunya. Walau sudah menikah, karakter Sigi yang tegas dan temperamen ternyata nggak berubah. Puncaknya, Ramya semakin tenggelam dengan masalah Sigi yang hendak dibunuh Torro, pimpinan gengnya. Berhasil nggak ya Ramya menyelamatkan Sigi ? Gimana juga kisah perkawinan keduanya? Seru ato malah sarat konflik?
Belom lagi retorika tadi terjawab, ada konflik lagi neh. Ramya malah terseret dalam masalah Sigi yang mau dibunuh Torro, pimpinan gengnya. Torro ingin melenyapkan Sigi dengan memanfaatkan Gery. Ramya yang mulai jatuh cinta pada Sigi berusaha menolong Sigi meskipun seringkali kekonyolan Ramya membuat situasi makin kacau. Complicated!
Guys, bisa dibilang kalo Film Perjaka Terakhir adalah film aksi bernuansa komedi. Bahasa ngetrennya disebut comedy, action. Buruan nonton deh buat yang udah mulai tertarik alur ceritanya. Jangan lupa ajak DeJe ya?(mei)

resensi film


p-Selendang Rocker
More than Rockermania

Jenis Film: Comedy
Produser: Gope T.samtani, Subagio S.
Produksi: Rapi Films
Durasi : 87 Menit
Cast & Crew
Pemain: Candil, Saykoji, Ramzi, Edric Tjandra, Joe P-Project, Sarah Jane
Sutradara: Awi Suryadi
Penulis: Benni Setiawan


“ Rocker juga manusia… Punya mata, punya hati… jangan samakan dengan pisau belatiii…”
Hi moviemania!! Especially to Rockermania Jambi! Inget kan kutipan reffrain lagu tadi? Bener, itu lagu yang ceritanya tentang rocker gitu. Ternyata bukan lagu aja loh yang bisa ngisahin tentang kehidupan seorang rocker. Film juga bisa jadi medianya. DeJe dateng nih dengan ngasih resensi film teranyar yang udah wara-wiri di bioskop-bioskop. Yup! Selendang Rocker…
Alur cerita film ini diawali dengan perkenalan The Panky, sebuah group rock yang mulai turun pamornya di mata fans maupun masyarkat. Beranggotakan Ipank, vokalis yang bisa dibilang sukanya marah-marah, ada juga si Ozi pemain drum yang punya kebiasaan telat (jangan ditiru ya!), Eric,pemain gitar yang hobinya ngambek dan Joy, bertubuh tambun dan suka kentut.
Nah, to solve that troble, produser The Panky ingin bikin album kolaborasi antara Ipank dan Munanada, penyanyi melayu senior dan dianggap sebagai raja musik melayu tapi juga sedang turun pamornya. Kaloborasi di antara mereka berdua diharapkan akan mengembalikan kejayaan mereka. Ipank awalnya menolak karena selama ini ia terkenal sangat anti melayu. But, time must go on…
Walhasil, proyek mereka dimulai dan tidak berjalan dengan apa yang diharapkan. Munanada yang terkenal sangat agamis menginginkan siapapun yang akan bekerja sama dengannya harus mengikuti aturannya, Ipank cs dirukyah, diceramahi dan dipereteli tindik dan antingnya. Bahkan tato mereka juga mau disetrika. Ipank cs lain lagi, doski mencoba bersabar dan bertahan, tetapi lama-lama kesal juga, sehingga saat latihan sering terjadi keributan sampai perkelahian.
Klimaks ceritanyanya saat Munanada mengatakan bahwa Ipank telah menyakiti hatinya dan para lelahur melayu dan harus bersiap menerima kutukannya. Sejak saat itu selalu di setiap tempat dan kesempatan, Ipank ngedengerin lagu melayu Munanada, pengamen di lampu merah, bahkan saat ia ditilang polisi pun, ternyata polisinya menyanyi melayu… Lucu ya?
Nggak berhenti sampe situ. Sumpah Munanada terus berlanjut, sampe suatu hari, Ipank berkenalan dan langsung jatuh cinta dengan seorang wanita cantik bernama Gabby , yang ternyata anak Munanada. Jelas aja Munanada nggak merestui hubungan itu, Ipang bahkan di usir dan diancam agar tak mendekati anaknya lagi.
Segala usaha dilakukan Ipank agar bisa bertemu Gabby tapi selalu dikandaskan oleh Munanada, sampai akhirnya Gabby mengatakan bahwa Ipank harus membuktikan pada Munanada bahwa ia bisa menjadi hebat dan bisa mengalahkan si Raja melayu Munanada. Next, The Pangky lalu berlatih melayu dan berguru pada jawara-jawara melayu. The Pangky akhirnya membuat aliran yang khas, pop melayu dengan gabungan musik rap.
Sanggup nggak ya kira-kira Ipank menaklukan pedalaman hati Munanada yang misterius? Trus, bisa nggak ya dengan warna musik mereka yang baru, pamor The PANGKY bisa naek lagi? Come on! This movie time! (mei)

MERANTAU the movie
Tradisi dalam Realita

Jenis Film :
Action - Dewasa (adult)
Produser :
Ario Sagantoro
Produksi :
Merantau Films
Cast & Crew
Pemain :
Iko Uwais
Sisca Jesica
Christine Hakim
Donny Alamsyah
Yusuf Aulia
Laurent Buson
Alex Abbad
Mads Koudal
Sutradara :
Gareth Evans
Penulis :
Gareth Evans

Kita ketemu lagi nie di bahasan film. Gak bosen pastinya. Special buat kamu-kamu sahabat DeJe yang punya hobby movie, DeJe punya alternativ film yang seru untuk ditonton. Yap, Merantau judul bahasan film kita kali ini. Sebuah film terbaru yang bisa dibilang udah teramat sangat jarang diproduksi oleh produksi perfilman Indonesia. Why I said that? Soalnya film yang satu ini, bukanlah film yang bertema percintaan, dan horror seperti Pocong, kuntilanak, atau suster ngesot yang akhir-akhir ini lagi marak diproduksi, but sebuah Film Laga, film yang sudah hampir tidak pernah diproduksi dalam 1,5 dekade dewasa ini. Kalo kita flasback bentar nih ya pada tahun 1980 s/d 1990 dulu film laga banyak diproduksi dan disukai oleh masyarkat Indonesia, seperti misalnya Film yang dibintangi oleh actor laga Barry Prima, George Rudy, Willy Dozan, Advent Bangun dll.
Film merantau mengangkat cerita salah satu tradisi di Minangkabau Sumatera Barat, di mana seorang anak laki-laki harus melakukan perjalanan guna memperoleh nama untuk dirinya. Tokoh sentralnya, Yuda, akan dipercayakan kepada pesilat Iko Uwais. Sementara itu, Donny Alamsyah, pemeran tokoh Yayan dalam film tersebut, mengaku sangat antusias terlibat dalam film layar ketiganya, setelah Sang Dewi dan 9 Naga. “Saya melihat skenario film ini sangat bagus. Ini film drama, tapi juga mengangkat seni budaya beladiri tradisional Indonesia. Sayang, saya enggak dapat adegan berantemnya,” kata Donny di Blitz Megaplex, Grand Indonesia yang tercantaum dalam salah satu situs di internet. Di film tersebut, aktor asal Denmark Mads Kudal, akan berperan sebagai seorang penjahat bernama Ratger. Ia mengungkapkan keterlibatannya di film ini lantaran pernah satu menggarap proyek bareng sutradara asal Inggris, Gareth Huw Evans. “Sejujurnya, saya tak begitu banyak tahu tentang film Indonesia, biasanya hanya dari Jepang atau China. Tapi menurut saya skenario di film ini sangat bagus,” puji bintang serial Six Reasons Why itu.
Perlu sahabat DeJe ketahui di Minangkabau, Sumatra Barat, Merantau adalah tradisi yang harus dijalankan setiap anak laki-laki. Yuda (Iko Uwais), pesilat Harimau handal, dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, ibu tercinta, Wulan (Christine Hakim), dan udanya, Yayan (Donny Alamsyah), kenyamanan dan keindahan kampung halamannya, dan membuat nama untuk dirinya di keserabutan kota Jakarta.
Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica), yang akan menjadi korban organisasi ilegal human trafficking. Organinsasi yang memperlakukan manusia seperti barang ini dipimpin seorang Eropa berhati batu, Ratger (Mads Koudal) dan tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Ketika terluka dalam perkelahian antara Johni (Alex Abbad), para tukang pukulnya dan Yuda, Ratger bersikeras mencari Astri, atau "barangnya", yang berhasil di selamatkan dan ingin pembalasan berdarah setimpal
Perkenalan Yuda dengan kota serabutan ini seperti api yang menyulut ketika situasi memaksanya untuk melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan preman-preman yang menguasai malam, menggerayangi setiap jalanan, dan mengejar setiap langkah mereka
Dengan kebebasan hampir di tangan mereka, Yuda tidak mempunyai pilihan selain melawan orang-orang yang menyerangnya dengan adrenalin tinggi dalam runtunan action yang belum pernah dipersembahkan sebelumnya di layar lebar Indonesia.
Kalo kita sedikit jeli melihat adegan film ini, bisa dibilang penataan perkelahian di Film Merantau jauh lebih sangat bagus dibanding film-film laga Indonesia yang lain, Silat yang notabenne nya sedikit tradisionil dikemas bergaya seperti kungfu, terlebih lagi film ini dibintangi oleh juara nasional pencak silat Indonesia ”Iko Uwais” yang berperan sebagai Yuda, Film Merantau mengangkat cerita salah satu tradisi di Minangkabau Sumatera Barat, di mana seorang anak laki-laki harus melakukan perjalanan guna memperoleh nama untuk dirinya.


Negeri 5 Menara
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama (2009)
Tebal : 416 halaman
Genre : Edukasi, Religi, Roman
Harga : Rp. 50. 000,-

Congrats’ deh buat kamu yang udah punya ni novel as Ur books collection. But, buat yang masih bingung ‘n gundah mo beli ni buku tapi belom punya gambaran seputar isi buku, nah DeJe try 2 answer now!. Negeri 5 Menara merupakan novel perdana hasil pemikiran Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2009. intinya bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda menuntut ilmu di Pondok Madani (PM) Ponorogo Jawa Timur yang jauh dari rumah dan berhasil mewujudkan mimpi menggapai jendela dunia. They are>>Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, Baso Salahuddin dari Gowa. Tokoh dalam novel ngegunain tokoh ‘akuan’ yang diperanin oleh si Alif.
Selaen enam tokoh sentra tadi. Ada juga nih tokoh yang ngelengkapin alur ceritanya. They are>>Amak, Ayah / Fikri Syafnir / Katik Parpatiah Nan Mudo, Pak Sikumbang, Pak Etek Muncak, Pak Etek Gindo Marajo, Pak Sutan, Ismail Hamzah, Burhan, Ustadz Salman, Kiai Amin Rais, Kak Iskandar Matrufi, Rajab Sujai / Tyson, Ustadz Torik, Raymond Jeffry / Randai, Ustadz Surur, Ustadz Faris, Ustadz Jamil, Ustadz Badil, Ustadz Karim, Kak Jalal, Amir Tsani, Pak Yunus, Kurdi, Ustadz Khalid, Shaliha, Sarah, Mbok Warsi, Zamzam. Rame sangad ya? N’ gak mungkin DeJe kasih tahu semua peran-perannya. So, come on! buy this book now to get all!! Hehe…
Keenam tokoh sentra tadi sekolah, belajar dan berasrama dari kelas 1 sampai kelas 6. kebayang kan gimana akrabnya mereka?. Saking deketnya, mereka punya hobi yang nyaris sama, duduk dibawah menara pondok madani. Dari kegemaran yang sama mereka menyebut diri mereka sebagai Sahibul Menara. Alif yang lahir di pinggir Danau Maninjau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain sepakbola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru. Sebenarnya ia tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabauanau Maninjau sebelumnya. Tapi tiba-tiba saja dia harus harus mengikuti keinginan amak-nya belajar di pondok. Sebenarnya Alif ingin menjadi Habibi, hal ini membuat selama beberapa waktu Alif ragu dengan keputusannya masuk PM. Apalagi Randai, sahabatnya, rutin mengirimi Alif surat yang berisi keasyikan “memakai” celana putih abu-abu. Namun perlahan seiring beruntutnya sang waktu keraguan Alif pupus ketika dia menyadari betapa tebalnya atmosfir pendidikan di PM. Akhirnya keinginan ibunyapun ia turuti dengan naik bis menyusuri lekuk pulau Sumatera dan Jawa tiga hari tiga malam. Tujuannya adalah sebuah desa dipelosok Jawa Timur, Pondok Madani(PM).
Di first day class-nya, Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Sebuah kalimat yang terus memotivasinya untuk dapat sukses dengan bersungguh-sungguh. Pendidikan di PM tidak hanya dilangsungkan di kelas, tapi di semua tempat sepanjang waktu, 24 jam nonstop. Full time learning ini juga didukung oleh para ustad yang menganut paham: ustad ikhlas mengajar dan santri ikhlas diajar.
Dalam masa penyesuaian, dia sempat terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara. Situasi yang barupun membuatnya memiliki teman-teman baru yang dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Sebuah kebiasaan yang kerap mereka lakukan bersama adalah menunggu adzan magrib sambil menatap barisan awan dibawah menara masjid yang tinggi menjulang. Mata mereka yang masih sangat muda menangkap negara dan beragam benua impian dibalik awan-awan yang menjelma. Tapi terkadang mereka bertengkar meributkan bentuk-bentuk awan tersebut.
Di mata belia mereka, awan-awan itu menjadi negara dan benua impian masing-masing. Alif melihat bentuk benua Amerika dalam awan. Sementara Raja bersikukuh bahwa awan yang mereka lihat berbentuk benua Eropa, Atang melihatnya sebagai Afrika. Dua sahabat lain, Said dan Dulmajid melihatnya sebagai peta Indonesia. Sementara sahabatnya yang lain, Baso, melihat Asia di langit sana. Lantas, mereka ‘bermimpi’ untuk sampai ke tempat-tempat itu. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Di kelas enam (kelas tertinggi dalam tempat mereka belajar) mereka sempat mementaskan sebuah drama dengan kisah Ibn Batutah. Mereka semua, tampaknya, adalah jiwa-jiwa kanak yang haus akan pengetahuan dan keinginan untuk melihat negeri lain. Melalui tokoh enam sahabat ini, Penulis seolah mengajak pembacanya untuk menjadi jiwa-jiwa yang membuka diri terhadap ‘yang lain’.
Next story nya sungguh unpredictable loh sahabat DeJe, turut pula diwarnai dengan kisah interaksi chatting via internet antara Alif, tokoh utama novel ini, di Washington D.C dengan temannya yang ber ID “batutah”. Ibn Batutah dikenal sebagai pengelana Muslim terbesar jaman dahulu. Ahmad Fuadi merasa perlu menerangkan mengenai hal ini dalam beberapa paragraf. Ia antara lain menyebut buku Tuhfah Al-Nuzzar fi Ghara’ib Al Amsar wa Ajaib Al-Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-Kota Asing dan Perjalanan Yang Mengagumkan) karya Ibn Jauzi yang berkisah tentang perjalanan pengembaraan Ibn Batutah berkeliling dunia selama 30 tahun (hal. 339-340). Ibn Batutah bahkan diyakini berkelana lebih jauh dari pengelana besar Barat Marco Polo. Amazing!
In the end, keenam sahabat ini sampai ke tempat-tempat yang mereka pertengkarkan dan impian semasa mondok. Chatting yang disajikan sebagai intro novel ini seolah jadi semacam simbol pengembaraan intelektual dan spiritual keenam sahabat yang selanjutnya lulus dari pondok tersebut tersebar ke berbagai tempat di penjuru dunia: Alif di Washington D.C dan sahabatnya Atang yang ber-ID ‘batutah’ itu sedang menuntut ilmu di Kairo. Bertahun-tahun mereka berpisah, terhubung kembali melalui internet, dan berjanji untuk bertemu dalam sebuah konferensi yang mereka berdua akan hadiri sebagai pembicara di London. Di London juga mereka bertemu lagi dengan sahabat lain, Raja, yang sedang tinggal sementara di sana.
Ada pesan yang tersurat dari penulis yang berkesan buat DeJe, di halaman 0 (sebelum halaman 1, setelah halaman persembahan dari penulisnya). Pesan itu adalah kata mutiara dari Imam Syafii yang mulai ditanamkan pada siswa tahun keempat di pondok Gontor:
“Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negeri mu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang. Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tak tinggalkan busur tak akan kena sasaran. Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang. Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang, kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa, jika didalam hutan…"
Dalem kan?
Novel ini juga gak lupa menyisipkan pesan bahwa merantau atau pilgrimage tidak melulu fisik sifatnya. Pondok Madani tempat Alif dan kelima sahabatnya belajar bak motivator yang mendorong murid-muridnya rajin membaca buku dari dalam dan luar negeri untuk membuka cakrawala maha luas.
Alur cerita bisa dibilang menguak “misteri” setting suasana dalam pondok. Di sela-sela paragraf full juga amanah untuk bersungguh-sungguh meraih mimpi, imajinasi anda akan diajak menyambangi sudut-sudut pesantren: Masjid Jami’nya, aulanya, asrama-asramanya, bahkan ruang mahkamah yang pernah menjadi saksi penggundulan santri-santri yang berhasil bermimpi ini. Terdapat juga humor yang terselip khas penulis Sumatra. Coba saja bandingkan dengan tetraloginya Andrea Hirata atau humor yang menyempil dari dua buah buku E.S. Ito. “Negeri 5 Menara” ini merupakan buku pertama dari trilogi Negeri 5 Menara. Pssttt, banyak yang bilang buku ini bisa disejajarkan dengan Tetralogi Laskar Pelangi loh! Menurut kamu?** ( Mei)

Keterangan buku:
Judul: Tom Sawyer
Penulis: Mark Twain
Penerbit: Narasi
Tebal/ Halaman: 19 X 13 cm / 236 Halaman



Kisah Petualangan Wajib Dikoleksi


Hallo sobat DeJe, gimana weekend-nya? Mudah-mudahan happy-happy aja, ya. Biasa, kali ini meskipun lagi long weekend, DeJe tetep eksis dengan resensi buku yang tentunya bisa buat cakrawala wawasan kamu sedikit nambah. Kali ini DeJe nyoba menghadirkan resensi kisah petualangan yang bikin imajinasi kamu terasah, kisah petualangan dari karya Mark Twain satu ini wajib jadi koleksi rak buku kamu kalo emang pengin up date dengan cerita bergenre petualangan.
Sebelum ke isi buku, DeJe pengen ngajak kamu dulu sedikit ngenal penulisnya. Mark Twain, seperti halnya karya Samuel Langhorne Clemens, yang juga merupakan sebuah penemuan kreatif jenius, judul-judul bukunya yang lain seperti ‘The Adventures of Tom Sawyer’, ‘The Adventure of Huckle berry Finn,’ dan A Connecticut Yankee in King Arthurs Court merupakan sebuah nama pena. Bisa dibilang sebuah nama samaran yang dibuat oleh penulis bahasa yang bernama Sammuel Langhorne Clemes, diedit dan ditempatkan sesuai dengan pandangan masyarakat. Dari tahun 1860 ketika nama singkat Mark Twain mulai dikenal di surat kabar nasional hingga awal tahun 1900. Mark Twain layaknya karakter tokoh Tom Sawyer atau Huck Finn, dan menjadikan simbol kehidupan Amerika.
Pasti setiap orang yang pernah mengenal kisah Tom Sawyer yang ngingetin kita dengan simbolisme negeri Paman Sam, Elang dengan kepala gundul atau kue apel. Dia bisa dibilang merupakan tanda kesenangan anak muda. Menyajikan kita sebuah cerita gimana seseorang keluar dari kesulitan besar dengan alasan yang sangat bagus yang dikemukakan membuat hampir siapa aja yang baca tertawa. Petualangan Tom punya proses ‘n tahapan-tahapan, dalam film, dalam kartun, atopun dalam seni.
Kisahnya mengingatkan kita bahwa hari-hari dalam kehidupan merupakan suatu kebiasaan yang cukup sederhana. Petualangan merupakan suatu yang besar, dan waktu berganti dengan lamban. Sebagian besar orang yang tidak tahu apa yang jadi petualangannya gak akan berhenti baca dari halaman ke halaman. Mark Twain juga ngebagi karakter Tom untuk nerusin buku tunggalnya.
Dalam ‘Tom Sawyer Abroad’ dan ‘Tom Sawyer, Detective’ dimana disini diceritakan ketidakbiasaan anak muda. Cukup menarik, kan?
Walo emang nggak terlalu terkenal, buku ini memiliki banyak rencana. Seperti dalam keseluruhan karya-karya Mark Twain, mereka sangat berbeda dan penuh dengan hal-hal yang lucu. Dalam Tom Sawyer Abroad, ceritanya bakal bawa pembaca dengan cepat dan mengasyikkan, ditambah plot-plot yang terbentuk dari dialog-dialognya. Melalui kata-katanya, Mark Twain bawa dalam mulut Tom dan Huck dengan sangat menarik sehingga anak laki-lai dimanapun bakal bisa menikmatinya.
Selain itu pembaca dari segala macam kalangan pun bakal tetap bias ngerasain perjalanan kisah tersebut. Namun dalam bacaan ini lebih dari sekedar humor dimana beberapa komentar tajam kepada kepolisian dilontarkan dengan apik dan praktis yang memenuhi hari-hari mereka dengan kepandaiannya dalam cerita petualangan. Dalam Tom Sawyer Abroad, Tom, Huck, Jim diajak pergi ke Dark Continent di Afrika dengan ngegunain pesawat balon Trans-Atlantik.
Di antara mereka ada yang hampir dimakan oleh singa, diserang oleh pemburu liar, terkena banjir, dan anak-anak tersebut mendiskusikan tentang perkembangan industri, kompetisi, keadilan, dan daerah-daerah di Amerika yang merupakan tempat terbesar di dunia. Mark Twain dengan cukup genius bikin kita tertawa, ketika dia menyampaikan dengan pertanyaan yang lumrah buat mecahin permasalahan yang rumit.
Guys, dalam seluruh buku ini, Tom Sawyer bias dibaca ‘n dinikmati oleh siapa aja. Kisahnya edukatif buat seorang yang baru nyari tentang jati diri. Mengajarkan nilai-nilai untuk tidak mencuri, merampok, tindakan curang, kriminal ato bahkan mungkin terbang melintasi lautan. Kisahnya emang sedikit kekanak-kanakan. Tentu saja, sangat menyenangkan untuk baca Tom Sawyer dan Huckleberry Finn. Yang jadi tren bagi Twain untuk bekerja dalam komunitas, penekanannya pada hak asasi manusia dan kebiasaan seluruh laki-laki, ketidakpeduliannya pada warna kulit ato latar belakang, menambah lebih dalam makna daripada sekedar anak-anak kecil yang memainkan peran di dalam novel.
Yang lebih penting bagi pembaca anak-anak, buku ini ngasih harapan kembali terhadap keinginan-keinginan buram pada masa kecil yang gak bias dilakuin. Dalam tangan Mark Twain, kita diajak buat mindahin waktu jadi tren pasar, padahal di dalam novel itu kita nggak bener-bener kembali pada masa muda kita, selain dari sekadar mengemas satu buku dari tiga rangkaian buku ini, membuka halaman pertama dan ngebiarin kata-kata Mark Twain mengajak kita kembali ke sebuah masa dimensional.
Bahasa yang dipakai dalam buku ini adalah bahasa yang revolusioner. Mark Twain adalah satu orang penulis pertama yang menggunakan bahasa Amerika, yang emang beda dengan bahasa Inggris. Tanah yang akrab, dalam keseluruhan keindahannya, digambarkan dengan nyata pada setiap halamannya lengkap dengan variasi regionalnya, slang, hiperbola, pemenggalan-pemenggalan kata dan dialek.
Dalam karyanya Mark Twain membuat karakter memiliki suara yang sangat berwatak sehingga pembaca bisa dengan segera menebak siapa yang sedang berdialog dalam kata-kata tanpa perlu melihat identitas pengucapnya lebih jauh. Jim, Tom, dan Huck, semuanya memiliki keunikan caranya dalam mengekspresikan dirinya dan setiap bagian dialog yang mereka bicarakan sangat mengekspos karakternya, nggak cuma apa yang mereka miliki , tapi juga tempat bermain bola es mereka.
Dalam keseluruhan cerita disampein dalam frasa yang indah, nggak umum di hati dengan sebuah pembicaraan yang berisi materi baru per alurnya.
Buku ini terbilang buku baru loh, tapi koleksinya udah nangkring di rak bagian fiksi perpustakaan wilayah Jambi. Nggak bosen DeJe bilang… gemar membaca yuukk…(mei)

14.12.09

Resensi Film 'Terminator'


Terminator: Salvation
Tontonan Wajib Pecinta Film Action
Jangan harap biso ketiduran pas nonton film manca satu ini. Selaen adegannyo yang emang dahsyat jugo visualisasi yang mencengangkan. Audionyo jugo ngasih kito kejutan luar biaso di tiap-tiap adegannyo. Dak kebayang ne film ngabisin berapa buanyak dana yah. Adegan yang diambil tuh keliatannya banyak banget ngorbanin material berharga. Contohnyo be mobil. Di film ini nyaris banyak nian mobil yang dibuat berkeping-keping hancur berantakan. Selaen tu jugo perangkat besi yang dak kebayang berapo beratnyo. Pasti nyerap berlembar-lembar nominal mata uang. Sebelum DeJe cerita lebih jauh ne, DeJe mo kasih tau dulu siapo be yang terlibat dalam film sensasional sekok ne.
Produser :
Derek Anderson
Victor Kubicek
Moritz Borman
Produksi :
Sony Pictures

Pemain :
Christian Bale
Sam Worthington
Anton Yelchin
Bryce Dallas Howard
Moon Bloodgood
Helena Bonham Carter

Sutradara :
Mcg
Penulis :
Michael Ferris
John Brancato
Paul Haggis

Jenis Film :
Action/fantasy - Dewasa

FILM ini jelas punyo imaji liar dak berbatas. Cakmano idak, film yang ngambek latar belakang taon 2018 ini, bener-bener bikin suatu kondisi dimano taon tuh kehidupan di bumi lah banyak berubah. Selaen efek teknologi yang emang makin canggih be, dominasi mesin yang emang udah mulai fungsional udah biso gantiin banyak fungsi manusio.
Dak tangung-tanggung penulis ide cerito pun emang bukan cuma sekok orang kayak film biaso. Ide cerita datang dari tiap labirin sel otak Micael Ferris, John Brancato dengan Paul Haggis. Mungkin ketigonyo emang punyo pemikiran yang terlalu panjang. Jadi kalo biasonyo film2 tuh diadopsi dari kisah yang sudah-sudah alias berangkat dari sebuah realita objektif. Ne film biso dibilang ‘terlalu berani’ ngambek suatu konsep masa depan yang emang subjektif. Tentunyo masih inget soal masalah kloning di negara-negara barat kan yang emang banyak menuai protes dari beberapo kaum tertentu. Nah, film ini jugo sejenisnyo.
Di sini dikisahin ado manusio yang terbuat dari besi. Bahkan saking canggihnyo teknologi, besi-besi dalem cerito ini pun biso lebih hebat dari apo yang biso dilakuin manusio. Selaen bentuk lahiriahnyo jugo emang ‘manusio’ nian, besi-besi itu nyaris punyo kecukupan indera yang tangguh, yang digambarin seolah-olah bakal jadi penguasa kehidupan bumi beberapo taon ke depan. Intinyo, di film ni ngisahin kalo besok-besok tu kehidupan di bumi bakal dikuasoi oleh besi.
John Connor (Christian Bale), seorang cowok, ditakdirkan memimpin para pemberontak melawan Skynet beserta bala tentara penghancurnyo. Namun Connor bimbang saat Marcus Wright (Sam Worthington), sosok asing yang kehilangan ingatan dengan tubuh yang sesungguhnya telah mati hadir di kelompoknyo. Nah, di sini keliatan unsur subjektivitasnyo. Kalo kito di negara timur masih menganut azas-azas logika yang emang bersumber dari agama kito masing-masing. Tapi di film ini ngebuat seolah-olah biso ngebangunin lagi unsur-unsur seorang manusio yang udah mati pake besi. So impossible sih, tapi emang gitu yang namonyo imaji manusio.
Di film ni jugo dikisahin Connor harus mutusin apo Marcus dikirim dari masa depan, ato selamat dari masa lalu. Waktu Skynet besiap-siap ngancurin bumi, Connor dan Marcus bekerjasamo masuk ke pusat operasi Skynet dimano mereka nemuin rahasia di balik kehancuran manusia.
Eits, film aksi sekok ne ruponyo ado diselipin adegan percintaan jugo, lho. Namonyo jugo film ‘dewasa’, hasrat manusio yang paling primitiv jugo dipertontonin. Budaya dunia emang idak bisa ninggalin liberalisme. Pinter-pinter kito be selektif nyaring info-info. So, kamu-kamu yang emang udah punyo rencano mau nonton ne film kudu bener-bener milah-milah, mano yang layak ditiru, mano yang idak. (mla)

Resenssi Film 'Knowing'


KNOWING
Film Kiamat Full Aksi

Produser :
Alex Proyas, Todd Black
Produksi :
Summit Entertainment
Pemain :
Nicholas Cage
Rose Byrne
Chandler Canterbury
Lara Robinson
Ben Mendelsohn
Sutradara :
Alex Proyas
Penulis :
Alex Proyas


Lagi-lagi dunia perfilman tingkat internasional digebrak dengan sebuah film dahsyat yang mantap. Kito di tanah Jambi ko wajib kasih appreciate yang full buat film ini. Gemana enggak, imajinasi yang dilahirin oleh setiap audio maupun visualisasi film ni nunjukin kualitas yang memang yahuud! Awal-awal nonton sih kayaknya ngebosenin gitu ne film. Tapi kedahsyatan film mulai keliatan pas ado pesawat jatoh dari atas. Kualitas audio yang menggelegar bak obat anti tidur yang nggak bakalan bikin kamu lemes ‘n ngantuk selama nonton. Malah nih yo, kita seolah ngerasa bener-bener berada dalam lingkungan sekitar jatohnya pesawat. Serasa nonton tigo dimensi gitu.
Film ni ngandung tema-tema New Age. Setelah nonton film ini, kamu-kamu bakal berpikir film ini bagus, bintang 3 deh. Diawali oleh seorang gadis SD di USA yang mempunyai kemampuan mengingat semua kejadian bencana di seluruh belahan dunia, so mistis gitu kan? Dan ketika di kelas ada pelajaran menggambar, gadis kecil malah menulis di kertas semua angka-angka yang mengandung makna bencana-bencana yang sudah terjadi dan tiga bencana yang akan terjadi di masa depan. Gambar-gambar yang dibuat para murid SD masing-masing dimasukin ke amplop dan dimasukkan ke tabung mesin waktu. Lewat satu upacara sekolah, tabung ini akan disimpan selama 50 tahun dan akan dibuka. Dan masing-masing murid di masa depan akan mendapat satu amplop yang berisi gambaran khayalan dan harapan mereka tentang masa depan. Alur yang digunain flash back gitu, jadi maju mundur deh.
Anak Nicholas Cage mendapat amplop gadis kecil yang sudah meninggal. Teman-temannya mengejek, kira-kira gini bunyi ejekannya, “Ehm semua dapet gambar, cuma kamu yang dapet angka-angka aneh. Hayo, ada yang bisa tebak dak alesannya?
Cerito dilanjutin dengan penguakan tabir-tabir misteri lewat ketidaksengajaan Nicholas Cage yang naruh gelas di atas kertas itu dan membuat kertas itu sedikit basah. Akhirnya Nicholas Cage pengin tau misteri dan maksud dari angka-angka tersebut. Lewat internet, dio tuh nyari makna angka-angka tersebut yang ternyata menunjuk samo peristiwa-peristiwa bencana yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia. Bukan Cuma itu, tapi jugo lengkap dengan jumlah korban yang meninggal. Hal ini mengejutkan Nicholas Cage, siapolah yo gerangan si pemilik kertas angka-angka tu.
Akhirnyo dio tau jugo kisahnyo. Eits, tapi ado tiga deret angka yang dio bingung apo maknanyo, namun seiring berjalannyo waktu, satu per satu biso terungkap yang ruponyo adalah tiga bencana yang bakal terjadi berhubungan dengan diri dan keluarganya. Bencana paling terakhir yang terungkap ternyata adalah bencana kiamat. Cuma anak Cage dan cucu gadis kecil itu yang dibawa rapture (selamat dalam pengangkatan oleh para malaikat). Nicholas Cage, ayah dan ibunya, serta tante anaknya, tewas dalam peristiwa api membakar habis seluruh dunia. Asli menegangkan!!
Ehm, film yang menegangkan dan misteri. Khayalan sutradara tentang akhir zaman memang menarik, dan sedikit menghubungkan dengan salah satu kepercayaan sepertinya. Nicholas Cage digambarkan sebagai dosen fisika yang percaya akan segala sesuatu terjadi karena ketidaksengajaan alias kebetulan. Namun sejak misteri kertas angko-angko itu terpecahkan, dio berubah pandangan terhadap hal tersebut.
Film yang menarik. Kalo berpikir tentang kiamat, maka film yang terlintas di kepala kita pastinyo adalah left behind, Tribulation Force, World at War, dan Left Behind 4 yang lagi digarap. Semuonya berdasarkan pada penafsiran premilenial-pretribulation yang ditulis Tim Lahaye dan Jerry B Jenkins dalam novel 13 Jilid Left Behind. Mungkin film Left Behind 4 baru rampung pada awal tahun 2010.
Balik lagi dengan cerito film knowing, dikisahin John Koestler adalah pria yang harus nyelametin diri setelah hitungan-hitungan seram tentang masa depan jadi kenyataan. Ya, emang film ini nggambarin seolah-olah kehidupan yang bakal kiamat. So, seolah-olah kita emang bener2 ngerasain kiamat. Hfff.......Mengerikan. But, itu tuh tantangannya nonton film.
Tahun 1958, kayak yang udah DeJe ceritoin tadi, sekelompok pelajar sekolah dasar diminta ngegambar sesuatu dan disimpan dalam sebuah kapsul. Namun seorang gadis cilik misterius meletakkan sebuah kertas yang penuh dengan barisan angka-angka. Lima puluh tahun kemudian, murid-murid angkatan baru membuka kapsul tersebut. Kertas milik gadis cilik misterius itu jatoh kepada Caleb Koestler. Tapi ayah Caleb, Prof John Koestler, mulai nemuin kode-kode terselubung menyangkut tanggal, kematian dan koordinat dari musibah besar yang terjadi selama 50 tahun terakhir. Angka-angka yang berdaya magis. Tapi ni film bukan sekedar mempertontonin kemisteriusan yang nggak jelas. Tetep edukatif, tetep imajinatif.
Secara iseng, John akhirnya bisa mengetahui bahwa angka-angka yang ditulis Luciana adalah ramalan sederetan peristiwa mengerikan yang terjadi di dunia. Kasus teroris WTC, kebakaran besar, badai, sampe tsunami yang terjadi dalam kurun waktu 50 tahun (sejak ditulis oleh Luciana) nyatonyo biso diramalkan dengan tepat.

John jadi semakin yakin waktu kecelakaan pesawat yang tepat terjadi di depan matanya, jugo tertulis dikertas tersebut. John semakin panik waktu Caleb ngaku didatangi orang-orang yang tidak dikenal dan sering mengganggu tidurnya dengan tampilan-tampilan peristiwa mengerikan. Bukan Cuma itu, ternyata Luciana juga menuliskan mengenai kiamat. Sayangnya, angka yang ditulis tidak lengkap, karena dulu, ketika ditulis, kertasnya lebih dahulu direbut sang Guru.
Lepas dari semuonya, film ni ado yang sedikit kurang sreg. Karena, menurut DeJe adegan Caleb yang didatangi alien bukan sesuatu yang penting. Mengenai ending yang menampilkan kiamat sudah tepat, tapi adegan Caleb diculik alien ngerusak jalan cerita film ini. Adegan mengerikannyo jugo sedikit, walaupun pengambaran kecelakaan kereta bawah tanah pastinyo bikin kalian ketar-ketir gemana getoo...
DeJe punyo info nih buat pembaca. Knowing, berhasil meluncur ke posisi puncak box office di penampilan minggu pertamanya. Film fiksi ilmiah yang dibintangi Nicolas Cage itu mampu meraup US$ 24,8 juta. Di film yang digarap oleh Alex Proyas itu, Cage memerankan tokoh John Koestler. John adalah seorang guru yang secara dak sengajo nemuin penghitungan datengnyo hari kiamat. Selain Nicolas Cage, Knowing jugo dibintangi aktris Rose Byrne dan aktor cilik Chandler Canterbury.(mei)