welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

23.9.10

waktu luang si lajang



Hi everybody!
Apa yang dilakukan seorang lajang jika ada waktu luang.
Yap, mungkin saya adalah salah seorang yang masih memilih melajang ketimbang berpasangan. Bukan saya tidak normal. I'm normally, guys. Tapi saya memutuskan sendiri pilihan ini karena bagi saya lebih baik sendiri dulu daripada memuaskan diri dengan apa yang ada.

Saya memang perempuan yang berorientasi pada karier. Tapi bukan berarti mengenyampingkan urusan hati. Saya tetap percaya pada cinta walopun udah berkali-kali meningggalkan dan ditinggalkan. Yap, hidup memang tak selamanya indah. But for me, life more simple now. . Ada saat dimana kita dipaksa untuk mengikhlaskan kepergian seseorang dan melihatnya bahagia dengan orang lain. Tapi ada juga saat dimana kita harus bergerak pergi meninggalkan orang lain yang sudah nyata-nyata mencintai kita. Bukan berarti kita tak bersyukur dengan cinta yang datang. Tapi soal hati tak akan pernah bisa dipaksa. Sampai kapanpun itu.


Btw, being a busy guy
memang menyita banyak waktu. Tapi bukan berarti seorang lajang yang otaknya selalu dipenuhi kerja, kerja dan kerja lantas kehilangan waktu luang. Rekan saya sesama orang yang (katanya) sibuk menghabiskan waktu luangnya dengan sang pacar. Kadang mereka pergi movie di 21, atau sekedar makan @tempat favorit mereka. Lah saya? Mau ngajak siapa coba.

Beberapa orang ada yang bilang kalo saya ini wanita yang organize dan mandiri (GR dikit). Yang bisa kuliah sambil ngejabanin beberapa kerjaan. Tapi sebenernya nggak gitu-gitu juga. Saya sebenernya juga manusia biasa yang kadang kalo lagi timbul males bisa jadi semales-malesnya. Intinya, kalo lagi ada waktu luang, saya kadang menghabiskannya dengan bermalas-malasan dengan nonton DVD sambil makan junk food, atau baca novel metropop sambil dengerin mp4. Kadang-kadang juga menekuri majalah bulanan sambil minum soda. Kalo lagi dateng yang namanya 'si males', kamar saya bisa jadi sangaaaat berantakan. Ya, namanya juga lagi males. Ya males aja buat beresinnya. Datanglah kau wahai 'si rajin'.

Bee,
Pink Ranger

22.9.10

cerita dari 38 (1)


Cerita dari 38

Hai-hai X-aholic. Kalo udah hari Rabu, waktunya kita buat lebih kenal lagi sama realita yang tumbuh dan berkembang di kota kita, kota Jambi tercinta. Biar lebih deket sama anak-anak 38 ini. Yuk kita simak beberapa fakta dari mereka yang udah berhasil tim Xpresi himpun. Here they are! Just for you, Guys!’

“Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu..
Janganlah kau bersedih, coz everythings gonna be okey!”

Lagu “Ya Sudahlah” dari Bondan feat Fade 2 Black tadi jadi bancsound 38 mengisahkan cerita mereka. Saat sebuah takdir mempertemukan anak manusia dalam suatu nasib. Tercetuslah 38 and all of the story beginning here…

Inya yang punya nama lengkap A. Yuliana adalah cewek bertubuh tinggi plus berkacamata dan masih kuliah di fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Dikenal temen-temennya sebagai sosok yang friendly, ramah juga punya sejuta cara untuk tetep santai pada segala situasi. Andalan dia kalo lagi kepepet adalah “Doa”. Contohnya nih ya, kalo ada tugas yang dia belum kerjain, dia pernah bilang, “Entar aku doa aja lah, supaya tugasnya nggak jadi di kumpul”. Dara yang saat ini tinggal di kawasan mayang Jambi ini addict banget sama dunia fotografi. Taste-nya dalam dunia potret memotret emang udah nggak diraguin lagi. Temen-temennya di 38 aja ngaku kalo hasil foto-foto jepretan dia itu keren. Inya asli warga Sulawesi nih, guys! So, kalo ada yang mau deportase dia dari kota Jambi ini juga boleh koook ;P *peace*

Yuk kenalan sama cewek tomboy di tim 38 bernama Henny Febryyani yang akrab dipanggil Inoy. Mahasiswi fakultas hukum Universitas Jambi ini paling rajin banget ke pasar. Jangan kira kalo orang tomboy itu nggak bisa masak! Yep, Inoy emang beda. Selain jago masak, Inoy juga punya sisi girly-nya loh! Pssst, Noy ini pinter banget nebak perasaan orang lain loh! Ya, kayak punya indra ke-enam gitu. Doski juga jago kalo soal ramal-meramal. Tapi rada ngeri juga kalo deket dia, soalnya dia bisa tiba-tiba ngasih tahu keberadaan makhluk halus yang dia bisa liat. Horor banget kan? Kesannya agak sedikit bawel sih kalo temenan sama si Inoy, tapi aslinya dia itu caring! Waktu si Riri sakit aja, suara Inoy paling sering menggema tujuh oktaf buat ingetin Riri minum obat. Buat kamu yang mau ditraktir makan-makan boleh banget todongin Inoy. Soalnya dia baru jadian lho. Cie.. cie.. Xpresi mau dunk di traktir baju lebaraaaan.

Cewek berjilbab yang agak sedikit kalem itu biasa dipanggil ‘Mbak Susi’. Umurnya masih muda sih! Tapii dipanggi mbak soalnya punya sifat yang ‘ngemong’ gitu. Paling sering ceramah delapan SKS sama anak 38 yang lain. Tapi ya itu dia, tujuan dari ceramahnya baik sih. Sisi alimnya juga terpancar keluar. Mbak Susi paling sering ngelafalin kalimat, “Tolong la yo.. yo..!” yang udah kayak kalimat sakti mandraguna ala 38. Dia juga paling rajin ingetin temen yang lain buat solat dan makan. Deuh, barang siapa yang jadi suaminya entar, dijamin beruntung deh! Selain punya wajah (mirip) blasteran Arab gimana gitu, Mbak Susi juga bisa live simple dan easy going. Mungkin kemaren dia itu jelmaan bidadari yang lupa jalan ke khayangan kali ya!

Eits, hampir terlupa. Satu lagi anak 38 yang bakal kita kenal kali ini adalah Riri. Perempuan sawo mateng yang mungkin nggak bisa hidup tanpa handphone. Gimana nggak! Imagine, lagi masak nelpon, mau tidur nelpon, lagi mau mandi juga nelpon. Dia sih asli keturunan Jawa, keliatan deh dari namanya Sri Rahayu. Tapi udah biasa dipanggil sama anak 38 dengan sapaan ‘Cece’. Abis, biarpun pribumi, dia emang mirip sama Tionghoa sih! Sama sekali nggak keliatah deh Jawanya. Buat yang pengen mampir ke rumahnya, lansung aja satronin rumah yang ada di depan SMAN 4 Kota Jambi. Di sana tuh tempat dia berkembang biak, eh salah. Tempat dia tinggal maksudnya.

Puas deh nge-gosip seputar 38. Besok-besok kalo X-aholic butuh dibantuin cuci piring, boleh call langsung anak-anak 38. Mereka anak-anak baik yang siap membantu koook! *kabuuuur*

“…Satu dari sekian kemungkinan
kau jatuh tanpa ada harapan
saat itu raga kupersembahkan
bersama jiwa, cita, cinta dan harapan…”

Rubrik X-real JE by: Meila

15.9.10

i'm who i create my self to be..


ANALISIS MAKNA PRAGMATIS DALAM RAGAM BAHASA RADIO EL-JOHN FM JAMBI


SKRIPSI






OLEH
MEILA ROSIANIKA
NIM A1B106038
















FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
AGUSTUS, 2010


BAB I
PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang
Cabang ilmu Bahasa terdiri dari beragam disiplin ilmu. Baik itu pada tataran morfologi, fonologi, sintaksis, semantik, maupun pragmatik. Bahasa merupakan media komunikasi yang cukup memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Tanpa bahasa kita tidak akan dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikiran kita dan apa yang menjadi ide kita. Tanpa bahasa kita akan sulit untuk berkomunikasi antar satu sama lain dan pada akhirnya kita tidak dapat berinteraksi antar sesama manusia. Dengan menggunakan bahasa, setiap orang dapat dengan leluasa menyampaikan beragam berita penting, pikiran, pengalaman, gagasan, pendapat, keinginan ataupun perasaan. Bahasa terdiri atas berbagai macam ragam sesuai dengan kebutuhannya sebagai sarana dalam komunikasi. Sebagai alat komunikasi, perkembangan bahasa sekarang ini berlangsung seiring dengan laju perkembangan kebutuhan dan lingkungan.
Bahasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor linguistik saja tetapi juga dipengaruhi aspek nonlinguistik. Misalnya faktor sosial, tingkat pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, usia, serta perbedaan jenis kelamin. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor situasional, yaitu siapa yang bericara, dengan bahasa apa, kepada siapa, di mana dan apa yang dibicarakan.

Sementara itu, dalam linguistik, analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat. Jadi, yang dimaksudkan analisis pada penelitian ini adalah sebuah kajian pada bidang pragmatik dalam ragam bahasa yang biasa digunakan dalam radio, baik itu ragam jurnalistik, ragam iklan maupun ragam hiburan.
Cabang ilmu pragmatik secara praktis dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang makna ujaran dalam situasi-situasi dan kondisi tertentu. Dalam sebuah program yang menyeluruh mengenai studi bahasa sebagai suatu sistem komunikasi. Sampai dewasa ini, para ahli yang mengembangkan paradigma tentang pragmatik memiliki pengaruh paling besar. Belakangan ini topik mengenai pragmatik sudah mulai dikenal dalam cabang linguistik yang sama-sama mengkaji makna seperti yang ada dalam disiplin ilmu semantik. Perbedaannya, semantik diatur oleh kaidah atau yang biasa dikenal dengan gramatikal, sementara pragmatik umum dikendalikan oleh prinsip atau yang bisa disebut dengan retoris. Pragmatik merupakan disiplin ilmu yang menganalisis tuturan melalui interpretasi terhadap situasi ujar.
Ragam bahasa radio memiliki kekhasan tersendiri berupa variasi penggunaannya. Radio merupakan media informasi yang hanya bisa didengarkan melalui saluran gelombang. Hal ini menyebabkan fungsi suara dan bahasa lisan menjadi satu-satunya fungsi yang harus dimaksimalkan agar tujuan dari penyampaian informasi dapat tercapai. Penyiar ataupun pengisi suara iklan dalam radio dituntut untuk bisa menyampaikan informasi hanya lewat suara saja tanpa ada tindakan verbal. Peneliti menggunakan analisis pragmatik karena dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi terdapat berbagai macam implikasi pragmatis yang maknanya tersirat dari sebuah bentuk lingual. Bentuk lingual tersebut merupakan satuan-satuan pragmatis yang memiliki makna tersirat. Makna tersirat inilah yang menjadi implikasi pragmatis kalimat tersebut. Ketiga hal tadi yakni bentuk lingual, satuan pragmatis dan implikasi pragmatis merupakan satu kesatuan yang akan menjadi pedoman peneliti dalam mengungkap makna pragmatis yang ada dalam radio El-John FM Jambi.
Ragam bahasa yang marak muncul belakangan ini bisa dikarenakan sifat bahasa itu sendiri yang bersifat dinamis, sehingga dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini, Preston dan Shuy (dalam Chaer 1993:105 dalam Rezeki 2007:2) mengatakan “ragam bahasa tertentu digunakan antara lain menurut usia, situasi, dan topik pembicaraan”.
Bahasa remaja atau yang sering disebut bahasa prokem bukanlah rumpun bahasa tersendiri melainkan suatu variasi bahasa”. Kridalaksana (dalam Rezeki 2008: 2) mengemukakan:
Bahasa prokem atau bahasa remaja hanyalah suatu variasi atau ragam bahasa Indonesia yang unsur kosa kata dan pembentukan katanya agak menyimpang. Sejumlah kosa katanya dibentuk dengan pola-pola tertentu, dan pembentukan kata gramatikalnya banyak menggunakan sistem morfologi dialek Jakarta.

Ragam bahasa remaja sebagai salah satu ragam santai berkembang pesat dalam masyarakat. Perkembangan itu tentu dapat menambah perbendaharaan kosakata untuk kalangan remaja. Tidak hanya bahasa prokem saja, tapi kini telah banyak berkembang ragam bahasa lainnya di kalangan remaja, hal ini tentunya sangat mempengaruhi ragam lisan maupun tulisan, dimana terkadang ada beberapa bahasa yang bisa bermakna beda jika di seuaikan antara makna dan situasi ujar. Dari kutipan tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa dan ragamnya amat banyak. Hal ini dikarenakan bahasa itu sendiri dituturkan oleh masyarakat yang beraneka ragam.
Perkembangan bahasa dalam berbagai media belakangan ini berkembang cukup pesat, baik itu media audio, visual, maupun audio visual. Semua ragam bahasa media tersebut biasanya disesuaikan dengan format dan kebutuhan menggerus pasar. Salah satu media yang masih memiliki peranan penting terhadap informasi adalah radio. Di Jambi sendiri, radio dengan format yang beragam cukup banyak ditemui. Mulai dari format middle up, hingga menjadikan kaum muda sebagai acuan dalam objek pendengar menimbulkan keragaman pula dalam bahasa dan situasi ujar. Salah satu radio yang ada di Jambi adalah radio El-John FM yang merupakan radio pariwisata pertama dan satu-satunya di kota Jambi. Radio ini mempunyai beragam program acara dengan paduan tiga bahasa, Indonesia, Inggris dan Mandarin. Dari beragam bahasa ini lah memunculkan situasi ujar yang mempengaruhi makna ragam radio. Di radio tersebut terdapat beragam acara yang kemudian akan menjadi objek penelitian.
Penelitian mengenai pragmatik sudah pernah dilakukan sebelumnya. Di antaranya Novita (1998) yang berjudul “Implikatur percakapan orang dewasa Palembang dalam menolak ajakan”. Sonia (1999) dengan judul “Implikatur percakapan orang dewasa dalam meminta”. Megowiyati (2002) “Implikatur percakapan remaja akhir dalam merayu seseorang”. Malem Rina (2008) “Implikatur percakapan melarang oleh orang dewasa dalam masyarakat karo simpang TKA kabupaten Bungo”. Janny Anbarka (2007) “Implikatur percakapan menawarkan pada masyarakat pasar Angso Duo Jambi”. Lisna Familiyana (2009) dengan judul “Implikatur Percakapan dalam film Radit dan Jani”. Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti akan mencoba mengembangkan penelitian mengenai ragam bahasa dengan menggunakan analisis pragmatik. Cakupan yang akan diteliti berupa ragam bahasa, bentuk lingual, satuan pragmatis dan implikasi pragmatis dari tuturan bahasa radio El-John FM Jambi. Penelitian semacam ini belum pernah dilakukan sebelumnya.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi:
1) Bagaimana bentuk lingual dalam ragam bahasa radio-El John FM Jambi?
2) Bagaimana satuan pragmatis yang terkandung dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi?
3) Bagaimana implikasi pragmatis dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi?


1.3 Tujuan Penelitian

1) Memperoleh deskripsi mengenai bentuk lingual dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi.
2) Memperoleh deskripsi satuan pragmatis apa saja yang terkandung dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi.
3) Memperoleh deskripsi menganai implikasi pragmatis dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi.



1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian tentang analisis pragmatik dalam tuturan ragam bahasa radio El-John FM Jambi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoretis dan manfaat praktis.


1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat pada pengembangan teori pragmatik terutama pada kajian satuan pragmatik yang menganalisis makna berdasarkan situasi ujar yang berada pada konteks radio atau penyiaran.


1.4.2 Manfaat Praktis

1) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang berminat pada pengkajian pragmatik dalam hal memperkaya khasanah kepustakaan dan menambah literatur ataupun referensi.
2) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti muda sebagai bahan masukan dalam bidang pendidikan agar kajian penelitian ini dapat lebih berkembang.
3) Penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai upaya untuk mengungkapakan makna pragmatik di kalangan media radio yang ada di Jambi.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA




2.1 Pengertian Pragmatik

Morris (dalam Purwo, 1990:15) mendefinisikan “pragmatik sebagai telaah mengenai hubungan di antara lambang dan penafsirnya”. Sementara Levinson (dalam Rahardi, 2005:49) mengemukakan “pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari bahasa dengan konteksnya”. Tarigan (1986:33) menyatakan bahwa “pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak tercakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain : memperbincangkan segala aspek makna ucapan yang tidak dapat dijelaskan secara tuntas oleh referensi langsung kepada kondisi-kondisi kebenaran kalimat yang diucapkan. Secara kasar dapat dirumuskan : Pragmatik = makna – kondisi-kondisi kebenaran”.
Rahardi (2005:49) setelah membandingkan beberapa pengertian ahli, kemudian menarik kesimpulan sebagai berikut.
Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh konteks yang yang mewadahi dan melatarbelakangi bahasa itu . Konteks yang dimaksud dua macam hal, yakni konteks yang bersikap sosial dan konteks yang bersifat sosietal. Konteks sosial adalah konteks yang timbul sebagai akibat dari munculnya interaksi antaranggota masyarakat dalam suatu masyarakat social dan budaya tertentu. Adapun yang dimaksud dengan konteks sosietal adalah konteks yang factor penentunya adalah kedudukan anggota masyarakat dalam instuisi-instuisi yang ada di dalam masyarakat sosial dan budaya tertentu.

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mengkaji makna tuturan (T) yang diujarkan oleh penutur (n) pada petutur (t) dengan didukung oleh situasi ujar (SU) sebagai suatu analisis makna tuturan yang ada dalam sebuah percakapan.
Adapun prasyarat yang diperlukan untuk melakukan analisis pragmatik atas T, termasuk T yang bermuatan IP, adalah situasi ujar yang mendukung keberadaan suatu T dalam percakapan. Situasi ujaran meliputi unsur-unsur penutur (n) dan petutur (t), konteks, tujuan, tindak tutur atau tindak verbal, tuturan (T) sebagai produk tindak verbal, waktu dan tempat. Penulis juga mengambil kesimpulan bahwasanya pragmatik merupakan cabang ilmu yang menganalisis tuturan, yaitu kalimat pada situasi ujar. Makna yang ada pada pragmatik merupakan makna tersirat yang diperoleh melalui interpretasi terhadap situasi ujar yang dinamakan dengan daya pragmatik.
Pragmatik saat ini telah dikenal sebagai cabang ilmu yang mandiri. Bidang “pragmatik” dalam linguistik dewasa ini mulai mendapat perhatian para peneliti dan pakar bahasa di Indonesia. Bidang ini mengkaji fungsi ujaran atau fungsi bahasa. Dengan kata lain, pragmatik lebih cenderung ke fungsionalisme daripada ke formalisme. Artinya, pragmatik ini merupakan kegiatan menganalisis guna mengkaji makna tuturan.
Sudah menjadi pengetahuan bersama jika fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Dimana didalam komunikasi tersebut, satu maksud atau satu fungsi dapat dituturkan dengan berbagai bentuk tuturan. Misalnya, dosen yang memiliki maksud menyampaikan minggu depan akan ujian. Sang dosen tersebut dapat memilih untuk menuturkan:
(1) Minggu depan siapkan kertas ujian!
(2) Minggu depan akan ada soal untuk kuis!
Pernyataan demikian memiliki maksud “menyuruh” agar seseorang melakukan suatu tindakan yang dapat diungkapkan dengan bahasa lain dengan maksud tertentu dan mengandung daya pragmatik.


2.2 Analisis Pragmatik

Cakupan dan ruang lingkup kajian pragmatik sangat luas sehingga sering dianggap tumpang tindih dengan kajian wacana atau kajian sosiolinguistik. Yang jelas disepakati ialah bahwa satuan kajian pragmatik bukanlah kata atau kalimat, melainkan tindak tutur atau tindak ujaran (speech act). Pemakaian istilah pragmatik (pragmatics) dipopulerkan oleh seorang filosof bernama Charles Morris (dalam Rahardi, 2005:47), yang mempunyai perhatian besar pada ilmu pengetahuan tentang tanda-tanda, atau semiotik (semiotics). Dalam semiotik, Morris membedakan tiga cabang yang berbeda dalam penyelidikan, yaitu: sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax) yaitu telaah tentang relasi formal dari tanda yang satu dengan tanda yang lain (mempelajari hubungan satuan lingual dengan satuan lingual lain: tanda dengan tanda); semantik (semantics) yaitu telaah tentang hubungan tanda-tanda dengan objek di mana tanda-tanda itu diterapkan (ditandainya) (atau hubungan antara penanda dan petanda (signifiant dan signifie/yang ditandai); dan pragmatik yaitu telaah tentang hubungan tanda-tanda dengan penafsir. Ketiga cabang tersebut kemudian lebih dikenal dengan teori trikotomi.
Mengenai analisis makna pragmatik, Wiryotinoyo (2010) memperlihatkan bahwa analisis pragmatik berfungsi untuk mengatasi kelemahan analisis dalam kajian disiplin ilmu lainnya.
Dalam Analisis pragmatik dapat mengatasi kelemahan analisis sintaktik dan semantik. Pemanfaatan konteks dalam analisis pragmatik telah mampu menjelaskan aspek-aspek nonsintaktik dan nonsemantik sehingga pemahaman petutur terhadap suatu tuturan menjadi lebih mendalam dan tuntas. Hal itu diperlukan untuk membangun komunikasi yang efektif antara penutur dan petutur dalam suatu peristiwa tutur tertentu. Lebih lanjut, dalam kaitannya dengan penelitian, analisis pragmatik dapat dimanfaatkan untuk memahami dan mendalami lebih tuntas teks tuturan yang menjadi objek penelitian. Teks tuturan dapat dibedah dan dianalisis bukan hanya dari aspek-aspek sintaktik dan semantiknya tetapi juga aspek-aspek pragmatiknya. Melalui cara itu, analisis terhadap teks tuturan menjadi lebih lengkap dan tuntas sehingga memenuhi prinsip eksplanasi yang exhaustive.


Dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis pragmatik digunakan untuk memecahkan masalah mengenai makna tuturan yang terikat dengan konteks. Analisis pragmatik dalam penelitian mengenai ragam bahasa radio El-John FM Jambi ini akan terlebih dahulu mengklasifikasikan bentuk lingual yang terdapat dalam tuturan ragam bahasa radio El-John FM Jambi. Bentuk lingual adalah satuan kebahasaan dari suatu tuturan yang berfungsi menyajikan satuan pragmatis. Sehingga tuturan-tuturan yang terdapat pada ragam bahasa tersebut bisa dikaji maknanya dari sudut pandang analisis pragmatik sesuai dengan konteksnya.
Analisis pragmatik sendiri kiranya perlu peneliti lakukan untuk memperoleh pemecahan masalah makna pada tuturan yang bermuatan implikasi pragmatis. Satuan pragmatis suatu tuturan akan dapat dideskripsikan melalui proses pemecahan masalah atas masalah yang dihadapi antara n dan t tatkala n mengucapkan T sehingga pada gilirannya dapat ditarik implikasi pragmatis yang menjadi IP dari suatu T. Leech (1993:36) menyatakan bahwa prosedur pemecahan masalah itu membutuhkan inteligensi manusia yang dapat mencari dan menemukan pilihan-pilihan kemungkinan bardasarkan bukti kontekstual.
Adapun prosedur pemecahan masalah dalam tuturan yang bermuatan pragmatis dapat dipandang dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang penutur (n) dan dari sudut pandang petutur (t). Dari sudut pandang n, dapat digunakan analisis cara-tujuan yang menggambarkan keadaan awal sebagai masalah, keadaan tengahan, dan keadaan akhir sebagai tujuan n untuk mengatasi masalah melalui cara yang terletak di dalam rangkaian antara masalah dan tujuan. Dalam kaitannya dengan penelitian, analisis pragmatik dapat dimanfaatkan untuk memahami dan mendalami lebih tuntas tuturan yang menjadi objek penelitian. Teks tuturan dapat dibedah dan dianalisis bukan hanya dari aspek-aspek sintaktik dan semantiknya tetapi juga aspek-aspek pragmatiknya. Dari sudut pandang t, Leech (1993:40) menggunakan analisis heuristik--bagian dari teknik analisis pragmatik--untuk menginterpretasi sebuah T. Dengan analisis heuristik, dapat diidentifikasi daya pragmatis sebuah T. Demikian juga SP dan implikasi pragmatis suatu IP. Dalam analisis heuristik, bertolak dari problema, dilengkapi P, informasi latar belakang konteks, dan asumsi dasar bahwa n menaati prinsip-prinsip pragmatis, t lalu merumuskan hipotesis tujuan T. Berdasarkan data yang tersedia hipotesis diuji kebenarannya. Bila hipotesis sesuai dengan bukti kontekstual, berarti pengujian berhasil dan hipotesis diterima kebenarannya. Keberhasilan pengujian hipotesis pertama menghasilkan interpretasi baku (default interpretation) yang menunjukkan bahwa T memuat SP. Jika pengujian gagal karena hipotesis tidak sesuai dengan bukti yang ada, t perlu membuat hipotesis baru untuk selanjutnya. diuji dengan data yang tersedia sampai diperoleh hipotesis yang berterima. Hasil pengujian lanjutan akan memberikan interpretasi implikasi pragmatis suatu T dan itu berarti bahwa T bermuatan implikasi prgamatis.
Situasi ujar (SU) merupakan bagian yang menjadi patokan utama dalam analisis pragmatik, sehingga dalam analisis pragmatik penelitian ini akan dibahas tentang suatu bentuk lingual (dapat dipakai untuk mengungkapkan sejumlah fungsi di dalam komunikasi), satuan pragmatis dan implikasi pragmatis terhadap tuturan dari ragam bahasa radio El-John FM Jambi.


2.3 Bentuk Lingual (BL)

Bentuk lingual (BL) adalah konstruksi kebahasaan dari bunyi tuturan (T) yang secara produktif diujarkan maupun didengar pada bahasa lisan atau tulis dan juga dapat dibaca dalam bahasa tulis. Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 17) mengemukakan bahwa bentuk lingual adalah satuan kebahasaan dari suatu tuturan yang pada dasarnya menyajikan satuan pragmatis. Bentuk lingual dapat berupa morfem, kata, frasa, klausa, atau kalimat. Bentuk lingual bisa berupa kalimat yang beraneka ragam seperti, kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya dan sebagainya. Setelah didapatkan bentuk lingual dari suatu tuturan, kemudian akan dianalisis mengenai satuan pragmatis yang terdapat di dalam tuturan tersebut. Kalimat tersebut baru akan diketahui arti sebenarnya apabila telah diketahui situasi ujarnya.


2.4 Satuan Pragmatis (SP)
Kegiatan berkomunikasi merupakan tindakan yang disebut dengan tindak tutur. Komunikasi yang dilakukan antara penutur (n) dan petutur (t) merupakan perpaduan antara ilokusi dan proposisi yang merupakan satuan pragmatis (SP). Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 18) menyatakan satuan pragmatis implikatur percakapan adalah perpaduan antara ilokusi dan proposisi yang menyiratkan implikasi pragmatis yang mewujudkan implikatur percakapan.
Dengan menggunakan satuan pragmatis, seseorang dapat bertindak sehingga terjadilah peristiwa komunikasi seperti satuan pragmatis menginformasikan fakta, menyatakan kehendak, menyatakan kesenangan, menegaskan, menilai, mengingatkan, memastikan, meyakinkan, mengeluh, bertanya, meminta, dan menyuruh. Kesemuanya disajikan dalam bentuk lingual berupa kalimat.

2.5. Implikasi Pragmatis
Implikasi pragmatis menurut Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 18) pada dasarnya merupakan satuan pragmatik yang terselubung keberadaannya terimplikasi di dalam satuan pragmatis yang dituturkan secara langsung oleh penutur dalam situasi ujar. Tuturan- tuturan yang dituturkan oleh penutur (n) terhadap petutur (t) berfungsi mendukung tersiratnya implikasi pragmatis yang menjadi tujuan terselubung dari n dan mewujudkan implikasi pragmatis (IP) dalam komunikasi dengan t. Macam-macam implikasi pragmatis dapat berupa ; menyatakan keinginan, menyuruh, meminta, menawarkan, menyatakan rasa, melarang, mengajak atau membujuk.

2.6 Tindak Tutur
Tindak tutur (speech act) merupakan pengujaran kalimat untuk menyatakan sesuatu agar maksud dari pembicara diketahui oleh mitra tutur. Di dalam mengatakan suatu kalimat, seseorang tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat itu. Di dalam pengucapan kalimat, ia juga “menindakkan” sesuatu. Dengan pengucapan kalimat “Mau mendengarkan lagu apa?” si pembicara tidak semata-mata menanyakan atau meminta jawaban tertentu; ia juga menindakkan sesuatu, yakni menawarkan lagu. Seorang penyiar, mengatakan “sudah jam sembilan” ia tidak semata-mata memberi tahu keadaan jam pada waktu itu; ia juga menindakkan sesuatu, yaitu menindak untuk segera memulai suatu program acara.
Purwo (1990:20) mengungkapkan ada cukup banyak hal-hal yang merupakan tindakan dalam berbicara; antara lain, permintaan (requests), pemberian izin (permissons), tawaran (offers), ajakan (invitation), penerimaan akan tawaran (acceptation of offers). Tindak tutur (selanjutnya TT) atau tindak ujaran (speech act) mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pragmatik karena TT adalah satuan analisisnya.
Definisi tuturan performatif (performative utterance): tuturan yang memperlihatkan bahwa suatu perbuatan telah diselesaikan pembicara dan bahwa dengan mengungkapkannya berarti perbuatan itu diselesaikan pada saat itu juga; misalnya dalam ujaran mengucapkan terima kasih, pembicara mengujarkannya dan sekaligus menyelesaikan perbuatan “mengucapkan”.
Tuturan performatif tidak dievaluasi sebagai benar atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat, misalnya: I promise that I shall be there (Saya berjanji bahwa saya akan hadir di sana) dan performatif primer atau tuturan primer I shall be there (Saya akan hadir di sana) (Geoffrey Leech (terjemahan), 1993: 280). Contoh lain:
1.Saya berterima kasih atas kebaikan Saudara. (Tindakan berterima kasih: the act of thanking)
2.Saya mohon maaf atas keterlambatan saya. (Tindakan mohon maaf: the act of apologizing).
3.Saya namakan anak saya Meila. (Tindakan memberi nama: the act of naming).
4.Saya bertaruh Indonesia pasti menang. (Tindakan bertaruh: the act of betting).
5.Saya nyatakan Anda berdua suami-isteri. (Tindakan menyatakan/menikahkan: the act of marrying).
6.Saya serahkan semua harta saya kepada anak saya. (Tindakan menyerahkan: the act of bequeting).
7.Saya akan pergi sekarang. (Tindakan pergi: the act of going).
Ciri-ciri tindakan performatif antara lain; Subyek harus orang pertama, bukan orang kedua atau ketiga, tindakan sedang/akan dilakukan, kalau dalam bahasa Inggris, subjek orang pertama dan kala-nya present tense.
Austin (dalam Lech, 1993) menentukan ciri-ciri tuturan performatif ini hanya melihat aspek gramatikalnya saja. Akhirnya direvisi (dilengkapi) oleh murid-muridnya, yaitu dengan adanya syarat-syarat lainnya yang disebut syarat tuturan performatif (felicity condition). Syarat-syarat itu antara lain:
1.Orang yang menyatakan tuturan dan tempatnya harus sesuai atau cocok. Misalnya: Saya nyatakan Anda berdua suami-isteri. Penuturnya adalah penghulu (naib), pendeta, rama, tempatnya di KUA, Gereja, Pura, Masjid, objeknya 2 orang (berdua).
2.Tindakan harus dilakukan secara sungguh-sungguh oleh penutur. Misalnya: Saya mohon maaf atas kesalahan saya. Harus diucapkan sungguh-sungguh, tidak dengan tindakan menginjak kaki mitra tutur-nya.

Syarat itu juga belum cukup, kemudian diperbaharui lagi oleh John Searle (dalam Suwanto, 2009), sebagai berikut:
1. Penutur harus memiliki niat yang sungguh-sungguh dalam mengemukakan tuturannya. Misalnya: Saya berjanji akan setia padamu. (the act of promising).
2. Penutur harus yakin bahwa ia mampu melakukan tindakan itu. atau mampu melakukan apa yang dinyatakan dalam tuturannya. Misalnya: Sesuk kowe tak-tukokke sepur (yakin tidak, kalau tidak berarti bukan tuturan performatif).
3. Tuturan harus mempredikasi tindakan yang akan dilakukan, bukan yang telah dilakukan. Misalnya: Saya berjanji akan setia.
4. Tuturan harus mempredikasi tindakan yang akan dilakukan oleh penutur, bukan oleh orang lain. Misalnya: Saya berjanji bahwa saya akan selalu datang tepat waktu.
5. Tindakan harus dilakukan secara sungguh-sungguh oleh kedua belah pihak. Misalnya: Aku njaluk pangapura marang sliramu, tumindakku kang ora ndadekake renaning penggalihmu. (Orang perta dan kedua melakukan tindakan secara sungguh-sungguh).

2.7 Prinsip Kerjasama (Cooperative Principle)
Saat orang berbicara kepada orang lain pasti ingin mengemukakan sesuatu. Selanjutnya orang lain diharapkan menangkap apa (hal) yang dikemukakan. Dengan adanya 2 tujuan ini, maka orang akan berbicara sejelas mungkin, tidak berbelit-belit, ringkas, tidak berlebihan, berbicara secara wajar (termasuk volume suara yang wajar). Hanya saja dalam pragmatik terdapat penyimpangan-penyimpangan, ada maksud-maksud tertentu, tetapi ia harus bertanggung jawab atas penyimpangan itu, sehingga orang lain bisa mengetahui maksudnya.
Di dalam berkomunikasi, antara P dengan MT harus saling menjaga prinsip kerja sama (cooperative principle) agar proses komunikasi berjalan dengan lancar. Tanpa adanya prinsip kerja sama komunikasi akan terganggu. Prinsip kerja sama ini terealisasi dalam berbagai kaidah percakapan. Secara lebih rinci, Grice (dalam Lech, 1993:11-12) menjabarkan prinsip kerja sama itu menjadi empat maksim percakapan. Keempat maksim percakapan itu ialah sebagai berikut:
(1) Maksim kuantitas:
1.Sumbangan informasi Anda harus seinformatif yang dibutuhkan
2.Sumbangan informasi Anda jangan melebihi yang dibutuhkan
(2) Maksim kualitas:
1.Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini bahwa sesuatu itu tidak benar
2.Jangan mengatakan suatu yang bukt kebenarannya kurang meyakinkan
(3) Maksim hubungan: Usahakan agar perkataan Anda ada relevansinya.
(4) Maksim cara
1.Hindarilah pernyataan-pernyataan yang samar.
2.Hindari ketaksaan
3.Usahakan agar ringkas (hindari pernyataan-pernyataan yang panjang lebar dan bertele-tele
4.Usahakan agar Anda berbicara teratur.

Kenyataan membuktikan, di dalam percakapan sehari-hari tidak jarang kita temukan praktik-praktik pelanggaran terhadap maksim-maksim Grice tersebut. Akan tetapi, fenomena yang berkembang justru pelanggaran-pelanggaran itulah yang menarik untuk dikaji: mengapa P melakukan pelanggaran terhadap maksim tertentu, ada maksud apa di balik pelanggaran maksim tersebut.
Di antara empat maksim itu, maksim ketiga atau maksim relevansi cukup memegang perananan penting sebab betapa pun informasi yang kita sampaikan itu cukup serta disampaikan dengan cara yang jelas, sistematis, dan tidak ambigu, kalau informasi itu tidak relevan dengan permasalahan toh tidak akan membawa manfaat. Sejauh mana asumsi ini benar juga masih memerlukan pengkajian secara pragmatis. Asumsi pragmatik ini merupakan titik acuan (point of reference). Untuk memenuhi komunikasi secara wajar dan terjadi kerja sama yang baik, maka dalam komunikasi harus memenuhi prinsip (maksim). Dalam pragmatik dikontrol oleh maksim (principle controlled), sedangkan dalam gramatika/ tatabahasa diatur oleh kaidah (rule governed). Terdapat beberapa asumsi pragmatik, yaitu:
1.Maksim kuantitas
Berbicara sejumlah yang dibutuhkan oleh pendengar. Kalau lebih berarti ada tujuannya. Misalnya: Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan adalah Palembang. (Secara kuantitas cukup jelas). Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan Palem …… Tuturan ini disampaikan oleh guru, lalu murid menjawab ….. bang.
2. Maksim kualitas
Prinsip yang menghendaki orang-orang berbicara berdasarkan bukti-bukti yang memadai. Misalnya: Radio itu memiliki pemancar. Bukti cukup memadai, tetapi apabila ada tuturan *Radio itu memiliki aspal, bukti tidak memadai. Dalam kaitannya dengan maksim kualitas, terdapat penyimpangan maksim, misalnya Modal saja tidak bisa dan Untung saja tidak dapat.
3. Maksim relevansi
Penutur dan mitra tutur berbicara secara relevan berdasarkan konteks pembicaraan. Misalnya:
A : Ini jam berapa?
B : Ini jam satu
Akan menjadi tidak relevan misalnya apabila B menjawab ‘disini’ atau ‘ini tas mu’.
4. Maksim cara
Tuturan harus dikomunikasikan secara wajar, tidak boleh ambigu (taksa), tidak terbalik (harus runtut).
Misalnya:
A : Dia seorang penyiar?
B : Benar, dia sering mengisi program radio.
Tetapi kadang-kadang dalam tuturan yang wajar terjadi dis-ambiguasi (pengawaambiguan), sehingga kata-kata yang ambigu itu hanya satu makna.
Misalnya:
A : Anda penjahat kelas kakap, ya?
B : Bukan, mujair.
A : Ini Tanah Abang, ya
B : Jangan menghina, masak saya miskin seperti ini punya tanah.
Keempat prinsip tersebut di atas termasuk pada jenis ‘retorika tekstual’ sebab dalam pragmatik dikenal adanya retorika tekstual dan retorika interpersonal. Retorika tekstual sendiri harus memenuhi 4 prinsip (maksim) kerja sama, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Sedangkan retorika interpersonal harus memperhitungkan orang lain. Jadi tidak hanya bersifat tekstual. Retorika interpersonal membutuhkan prinsip kesopanan (politeness principle). Ada 6 macam prinsip agar memenuhi prinsip kesopanan. Sebelum sampai pada prinsip kesopanan, perlu mengingat kembali dari adanya kategori sintaktik yang terdiri dari berita, tanya, dan perintah. Dalam kategori pragmatik didasarkan pada fungsi komunikatifnya yang diperhatikan adalah tuturan.
Dalam kaitannya dengan kategori pragmatik ini ada tuturan komisif, tuturan impositif (direktif), tuturan asertif, tuturan ekspresif.
1. Tuturan komisif: berjanji, menawarkan. Misalnya:
Boleh saya bantu membawakan?
Swear!
2. Tuturan impositif (direktif): menyuruh, memerintah, memohon. Misalnya:
Apakah Anda bisa menolong saya.
Saya akan datang
(ada efek yang lain untuk memerintah)
3. Tuturan asertif: menyatakan sesuatu (objektif). Misalnya:
Jambi terletak di sebelah selatan pulau Sumatra
Fakultas Ekonomi memiliki tiga jurusan
4. Tuturan ekspresif: menyatakan perasaan (emosi). Misalnya:
Gedung itu indah sekali.
Gadis bernama Meila itu cantik sekali.
Selanjutnya agar memenuhi prinsip (maksim) kesopanan, Berikut ini inti 6 prinsip kesopanan menurut Leech (1993):
1. Maksim kebijaksanaan/kedermawanan, tact maxim. Ditujukan pada orang lain (other centred maxim). Jenis maksim ini untuk berjanji dan menawarkan (impositif, komisif). Yakni memaksimalkan keuntungan orang lain, meminimalkan kerugian orang lain.
Misalnya:
Ada yang bisa saya bantu?
A : Mari saya bawakan!
B : Tidak usah.
Tuturan A dan B disebut pragmatik paradoks.
2. Maksim penerimaan (approbation maxim). Ditujukan pada diri sendiri, bukan pada orang lain (self centred maxim). Maksim penerimaan ini ditujukan untuk menawarkan dan berjanji. Atau dapat pula dikatakan memaksimalkan kerugian diri sendiri, meminimalkan keuntungan diri sendiri. Misalnya:
Bolehkah saya bantu?
Mari saya bantu.
Apakah Anda bersedia membawakan?
Bawakan ini! (tidak sopan)
Mari saya antarkan!
Tolong saya dihantarkan!
3. Maksim kemurahhatian (generosity maxim). Pusatnya orang lain (other centred maxim) Maksim ini ditujukan untuk kategori asertif dan ekspresif. Dengan kata lain memaksimalkan rasa hormat pada orang lain, meminimalkan rasa tidak hormat pada orang lain.
Misalnya:
Rumahmu sebenarnya bagus, tapi sayang dekat pabrik
4. Maksim kerendahhatian (modesty maxim). Pusatnya pada diri sendiri (self centred maxim). Maksim ini meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri dan memaksimalkan rasa tidak hormat pada diri sendiri. Misalnya:
A : Kau sangat pintar
B : Ah tidak juga, biasa-biasa saja.
A : Bajunya keren!
B : Ah, begini saja kok keren.
5. Maksim kesetujuan atau kecocokan (agreement maxim). Pusatnya pada orang lain (other centred maxim). Ditujukan untuk menyatakan pendapat dan ekspresif. Maksim ini memaksimalkan kesetujuan pada orang lain dan meminimalkan ketidaksetujuan pada orang lain. Misalnya:
A : Gedung itu bagus
B : Iya, bagus sekali
A : Gedung itu bagus sekali
B : Wah jelek sekali gitu kok!
(Ketidaksetujuan total / tidak sopan)
6. Maksim kesimpatian (symphaty maxim). Pusatnya orang lain (other centred maxim). Ditujukan untuk menyatakan asertif dan ekspresif. Memaksimalkan simpati pada orang lain dan meminimalkan antipati pada orang lain. Misalnya:
A : Saya lolos di UMPTN, Mei.
B : Selamat, ya.
A : Baru-baru ini dia telah meninggal.
B : Oh, saya turut berduka cita.


2.8 Ragam Bahasa
Bahasa berkembang dan kemudian terdiri dari berbagai variasi dan ragam. Ragam bisa dilihat sebagai akibat adanya keragaman fungsi sosial . Selain itu, keragaman bahasa juga kerap muncul sebagai interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Ragam bahasa terbagi dalam beberapa bagian yakni ragam baku, ragam cakapan, ragam hormat, ragam kasar, ragam lisan, ragam resmi dan ragam tulis. Menurut Yusri (2009) pengertian dari masing-masing ragam adalah sebagai berikut :
Ragam baku adalah ragam bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik. Ragam ini biasa dipakai dalam kalangan terdidik, karya ilmiah, suasana resmi, atau surat resmi. Ragam cakapan (ragam akrab) adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih renda statusnya, atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi. Ragam hormat adalah ragam bahasa yang dipakai apabila lawan bicara orang yang dihormati, misalnya orang tua dan atasan. Ragam kasar adalah ragam bahasa yang digunakan dalam pemakaian tidak resmi dikalangan orang yang saling mengenal. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman. Ragam resmi adalah ragam bahasa yang dipakai dalam suasana resmi. Ragam tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa terdiri dari berbagai varian dan tergantung pada bagaimana serta dimana ragam itu digunakan. Khusus untuk ragam bahasa radio digunakan dalam situasi antara pendengar dan penyiar yang nantinya akan terbagi lagi ke dalam ragam bahasa iklan, berita dan hiburan. Kesemua tuturan dari ragam bahasa radio tersebut akan menjadi objek dalam penelitian ini.

2.9 Pengertian Radio
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1991:808) disebutkan pengertian radio adalah “siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara”. Selain itu, dalam wikipedia online menyebutkan pengertian radio dan gelombang radio sebagai berikut :
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa radio merupakan alat komunikasi dengan menggunakan siaran yang ditangkap lewat gelombang udara berisi suara. Radio juga termasuk salah satu di antara alat komunikasi massa yang digunakan dewasa ini. Mengenai penyiaran radio juga diatur dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio merupakan gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan gelombang audio. Seperti media massa lain, radio pun mempunyai fungsi sebagai alat pemberi informasi. Media radio sendiri masih sering dipilih menjadi sumber informasi dengan didasari pertimbangan kemampuan media ini dapat menjangkau populasi pendengar yang lebih banyak dengan jarak jauh dan waktu yang lebih cepat, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan media yang lain.
Penggunaan radio itu sendiri memiliki kekurangan dan kelebihan jika di lihat dari berbagai segi. Kelebihan yang dimiliki media radio adalah ; (1) Rapidity (tingkat kecepatan menyampaikan informasi cukup tinggi). (2) Wide Coverage (jangkauan wilayah siarnya luas). (3) Dapat dinikmati secara srentak dalam waktu yang sama dan mempunyai kemampuan mengembangkan imajinasi melalui audio. (4) Selektivitas dalam memilih segmen khalayak. (5) Fleksibilitas (dapat dibawa kemana-mana). (6) Personal (hubungan yang terasa intim dengan penyiarnya). (7) Verbalisme (ada pengucapan, intonasi, diksi, dan lain-lain). (8) Literacy (dapat dinikmati oleh khalayak yang buta huruf). Adapun kekurangan media radio sebagai berikut : (1) Auditif – Sekilas dengar. (2) Tidak dapat disimak ulang untuk memperjelas. (3) Tidak dapat menyajikan permasalahan yang kompleks (4) Tergantung daya tarik penyajian penyiar dan program.
Dari beberapa kelemahan dan kekurangan yang telah dipaparkan tersebut, maka media radio dapat lebih bermanfaat lebih dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Radio dapat memungkinkan untuk upaya menyukseskan pendidikan di dunia ini dengan menjadikan media radio sebagai media pendidikan bukan dijadikan sebagai media hiburan. Sehingga media radio dapat dimanfaatkan oleh berbagai publik yang haus akan informasi pendidikan atau pengetahuan. Seiring dengan perkembangannya, radio kian tergerus oleh zaman. Teknologi akses internet yang kian canggih mulai merajai pasar global. Namun, biaya yang murah dan ringan dalam mendengarkan siaran radio tetap menjadi pilihan beberapa kalangan.



2.10 Radio El-John FM Jambi
Data-data yang telah dihimpun oleh peneliti mengenai radio El-John FM sebagai berikut:
Nama Perusahaan : PT. PUTRA JAMBI KOMUNIKASI
Nama Radio : EL JOHN FM 96,8 Jambi
Alamat : Jl. Kol. Pol. M. Thaher No. 888 Talang Banjar Jambi 36142 Telp. 0741 – 7025888, 0741 – 7034888, 0741 - 7034999
Format Siaran : TOURISM, BUSINESS AND LIFE STYLE
Format Musik : Easy Listening
Mandarin : 55 %
Barat : 25 %
Indonesia : 20 %
Coverage Area : Kotamadya Jambi, Kabupaten Tanjab Barat, Kabupaten Tanjab Timur, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Muaro Jambi & Perbatasan Luar Kota Jambi.
Usia Target Pendengar : 20 – 50 tahun
Jenis Kelamin Target Pendengar : Male 50 % ( 60 % dewasa, 40 % anak muda ), Female 50 % ( 60 % dewasa, 40 % anak muda )
A & B > 60 % - Fokus sasaran pendengar standart pendidikan sarjana, pendapatan per bulannya minimal Rp. 1.000.000,- berprofesi sebagai pelaku bisnis & pekerja kantoran, bergaya hidup sebagai penikmat pasar mall.
EL JOHN Group : El John FM Palembang, El John Executive Lounge, El John FM Pangkal Pinang, Hotel Parai Bangka, Dunia Dangdut FM Bangka, Mega Wisata, Cendana FM Pekanbaru, Majalah Travel Club, Live FM Bukit Tinggi, Jaguar Music Resto Bangka, QTV Indovision Channel 95, Rekreasi Tirta Tapta Bangka, QTV First Media Channel 17.














BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang mengambil objek analisis pragmatik ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan berupa deskripsi tuturan penyiar dan pengisi suara yang ada di radio El-John FM Jambi. Iskandar (2009:11) mengemukakan “pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Sebelumnya, Aminuddin (dalam Rezeki 2008: 13) berpendapat bahwa “Penelitian kualitatif selalu bersifat deskriptif artinya data yang dianalisis dan hasilnya berbentuk deskripsi, tidak berupa angka-angka tentang hubungan variabel”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penilitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif karena data yang diperoleh berupa deskripsi wacana dan tuturan yang bermuatan pragmatik.
Sudjarwo (dalam Iskandar, 2009:49) mengatakan bahwa “pendekatan penelitian kualitatif harus memiliki prinsip yaitu peneliti harus menjadi pertisipan yang aktif bersama objek yang diteliti. Peneliti mengumpulkan semua data, kemudian menganalisis data pada tahap penyimpulan. Penelitian ini bersifat alami, yakni sumber data diperoleh secara alami dan diolah tanpa memberikan perilaku apapun pada data tersebut. Selain itu, sifat penelitian kualitatif ini menggunakan manusia sebagai alat instrumental pengumpul, pengamatan pengolah data. Hasil penelitian ini kemudian akan didiskusikan kembali untuk hasil yang lebih akurat.
Pendekatan kualitatif memiliki ciri-ciri (a) berlatar alamiah, (b) bersifat deskriptif, (c) lebih mengutamakan proses daripada hasil, dan (d) analisis data bersifat induktif (Bogdan dan Biklen dalam Moleong, 2008:8).
Berlatar alamiah, maksudnya data penelitian bersumber dari peristiwa - peristiwa komunikasi dan situasi alamiah yang berlangsung di radio El-John FM Jambi. Tidak ada upaya dari peneliti untuk mengendalikan subjek, baik di dalam maupun di luar kelas. Karena itu, strategi pengumpulan data diusahakan tidak mencolok.
Bersifat deskriptif, maksudnya data dikumpulkan berbentuk deskripsi wacana dalam tuturan ragam bahasa radio. Data dilengkapi dengan konteks terjadinya interaksi. Pendeskripsian konteks diupayakan hingga menyentuh hal-hal kecil, seperti waktu, tempat, dan kedudukan partisipan. Hasil analisis data dilaporkan dalam bentuk deskripsi fenomenologis, artinya hasil analisis dipaparkan sesuai dengan temuan di lapangan tanpa dihubungkan dengan variabel-variabel tertentu.
Lebih mengutamakan proses daripada hasil, maksudnya dalam pelaksanaan penelitian ini, khususnya kegiatan pengumpulan lebih diorientasikan pada proses. Pengorientasian tersebut, misalnya pengupayaan waktu pelaksanaan pengumpulan data yang bersifat fleksibel. Karena itu, jadwal tidak dijadikan target. Demikian hal-nya dengan perolehan data, baik jenis maupun jumlahnya tidak didasarkan pada perencanaan atau target tertentu.
Analisis data bersifat induktif, maksudnya penelitian ini tidak diarahkan untuk memperkuat atau menolak hipotesis tertentu. Karena itu, paparan hasil analisis penelitian yang berkaitan dengan bentuk tuturan yang ada dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi lebih didasarkan pada data alamiah yang terkumpul di lapangan, sedangkan keberadaan kerangka teori lebih banyak difungsikan sebagai acuan dalam mengidentifikasi tuturan.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian fenomenologi. Iskandar (2009:51) mengungkapakan:
Penelitian fenomenologis berorientasi untuk memahami, menggali dan menafsirkan arti dari peristiwa-peristiwa, fenomena-fenomena dan hubungan dengan orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu. Ini biasa disebut dengan penelitian kualitatif dengan menggunakan pengamatan terhadap fenomena-fenomena atau gejala sosial yang alamiah (nature), digunakan sebagai sumber data, pendekatan ini berdasarkan kenyataan lapangan (empiris).

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai analsisis pragmatik ini digolongkoan menggunakan jenis penelitian fenomenologis karena menggali dan menafsirkan suatu makna berdasarkan fenomena pada situasi tertentu yang terikat konteks.

3.2 Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sendiri sangat diperlukan dalam pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam pengumpulan data, peneliti mendengarkan siaran radio El-John pada setiap hari dalam kurun waktu tertentu. Peneliti terlibat dalam percakapan karena penelitian ini juga menggunakan teknik simak libat cakap. Peneliti akan menempatkan posisi sebagai mitra tutur penyiar saat program acara yang di bawakan berdua atau lebih baik bersama sesama penyiar maupun bintang tamu. Namun, saat program acara tunggal, peneliti hanya menjadi pendengar untuk mendapatkan tuturan yang mengandung makna pragmatik. Hal yang menjadi objek analisis adalah tuturan-tuturan penyiar, bintang tamu, pengisi suara iklan dan para pendengar yang turut berpartisipasi lewat sms maupun interaktif.

3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan dari ragam bahasa radio El-john fm Jambi yang memiliki makna pragmatik dan disesuaikan dengan situasi ujar. Maka dari itu, peneliti memfokuskan penelitian pada ragam bahasa radio El-john fm Jambi yang terdiri dari ragam jurnalistik berita radio, ragam bahasa iklan dan ragam bahasa hiburan. Dalam semua program tersebut terdapat pencampuran beberapa bahasa, yakni bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin dan Bahasa daerah Jambi sendiri. Tuturan yang menjadi data adalah tuturan yang terikat konteks sesuai dengan situasi yang berlangsung.


3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa para penyiar, bintang tamu, pendengar serta pengisi suara lain yang on air di radio El-John FM Jambi. Penelliti juga menggunakan instrument penelitian berupa format catatan lapangan yang berisi konteks, wacana komunikasi, bentuk lingual, satuan pragmatis dan implikasi pragmatis yang tertera pada lampiran.


3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak. Teknik simak digunakan dengan cara menyimak penggunaan ragam bahasa yang ada di radio El-John FM Jambi, baik itu berupa bahasa lisan dan bahasa tulisan. Teknik dasar dari metode ini dinamakan dengan teknik sadap yang merupakan teknik dasar dalam metode penelitian dengan menggunakan teknik simak. Dalam hal ini peneliti menyadap pemakaian bahasa yang on air di radio El-John FM Jambi.
Teknik sadap yang pada praktik selanjutnya terbagi kedalam beberapa teknik lanjutan, juga turut digunakan oleh peneliti sebagai teknik lanjutan. Diantaranya teknik simak libat cakap dimana peneliti juga berpartisipasi sebagai penyimak. Hanya saja pada teknik lanjutan simak libat cakap terbatas pada program acara yang disiarkan berdua atau lebih sebagai mitra tutur. Seperti progam talkshow yang menghadirkan bintang tamu serta program Request Hour 1 yang disiarkan oleh dua orang penyiar dan program acara yang membuka interaktif pendengar. Dalam hal ini, peneliti turut terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti sebagai seorang penyiar. Program acara yang menggunakan ragam bahasa on air sendiri atau penyiar tunggal, peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap. Peneliti hanya mengamati penggunaan bahasa yang dituturkan informan dan tidak terlibat dalam proses pertuturan.
Teknik lanjutan berikutnya yang digunakan adalah teknik catat yaitu dengan cara membuat catatan-catatan sesuai dengan apa yang dituturkan oleh penutur. Peneliti melakukan pencatatan terhadap tuturan-tuturan yang mengandung makna pragmatik untuk kemudian akan dianalisis. Adapun keempat teknik ini dapat digunakan secara bersama-sama karena bahasa yang disadap berwujud lisan.


3.5 Pemeriksaan Keabsahan Data
Iskandar (2009:151) mengungkapkan bahwa “keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep validitas dan reliabilitas”. Berpijak pada hal tersebut, dalam penelitian ini untuk mengecek keabsahan data, peneliti mengecek kembali data yang terkumpul dengan cara menganalisis ujaran-ujaran yang bernilai pragmatis menjadi sumber data penelitian. Hal ini bertujuan menghindari adanya data yang belum tercatat dalam pencatatan pertama. Peneliti menggunakan teknik triangulasi yang merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain terlepas dari data yang diambil. Adapun triangulasi yang peneliti gunakan adalah triangulasi data. Kegiatan ini dilakukan untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Data yang telah peneliti ambil kemudian dibandingkan dengan data dari hasil analisis pragmatik lain pada penelitian terdahulu. Adapun rujukan penelitian terdahulu, peneliti cantumkan dalam daftar rujukan sebagai informasi keabsahan data pada penelitian ini.



3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pragmatik. Bodgan dan Biklen (dalam Moleong, 2008:248) menungkapkan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerjasama dengan data, mengorganisasian data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat di kelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Untuk dapat mengetahui ragam bahasa, bentuk lingual, satuan pragmatis dan implikasi pragmatis dari tuturan radio, peneliti akan mengolah data dengan rincian sebagai berikut :
1) Mentranskipsikan data yang diperoleh
Setelah peneliti mendapatkan data yang memiliki makna pragmatik dari tuturan ragam bahasa radio, maka selanjutnya mentranskripsikan, memindahkan data tersebut dengan cara menuliskan kembali semua hasil tuturan yang diperoleh.
2) Mengidentifikasi dan mengklarifikasi data
Data yang telah diperoleh kemudian akan di identifikasi untuk mengenali/menandai data mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak dibutuhkan.
3) Menyalin ke dalam kartu data
Proses selanjutnya adalah penyalinan data yang telah dikumpulkan untuk disalin pada tiap tuturan yang telah diidentifikasike dalam kartu data. Hal itu dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengelompokan tuturan karakteristik tertentu.
4) Menganalisis kartu data dengan menggunakan analisis pragmatik
Hasil data yang telah didapatkan kemudian dianalisis berdasarkan teori analisis pragmatik untuk menentukan ragam bahasa, bentuk lingual dan satuan pragmatis dari objek yang diteliti.
5) Menyimpulkan
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menghasilkan simpulan berdasarkan data yang telah didapatkan selama penelitian.

3.7 Tahap- Tahap penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa tahap, yaitu ;
1) Tahap pralapangan
Pada tahap awal ini, peneliti menysun penelitian mengenai analisi makna pragmatik dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi.
2) Tahap pekerjaan lapangan
Tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan observasi ke lapangan yaitu kantor radio El-John FM Jambi.
3) Tahap pengecekan dan pemeriksaan keabsahan data
Peneliti kemudian akan mengecek kembali kebenaran dan keabsahan data dengan teknik triangulasi.
4) Tahap analisis data
Pada tahap ini, dilakukan penganalisisan data yang telah terkumpul dengan menggunakan analisis pragmatik.
5) Tahap laporan penelitian
Dalam tahap ini, peneliti menyusun data-data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.




















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Bentuk Lingual
Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 17) mengemukakan bahwa bentuk lingual (BL) adalah satuan kebahasaan dari suatu tuturan yang pada dasarnya menyajikan satuan pragmatis. Adapun bentuk lingual yang terdapat dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi berupa kalimat tanya, kalimat berita, dan kalimat perintah.

4.1.1.1 Kalimat Tanya
“Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya mengharapkan reaksi atau jawaban berupa pengakuan, keterangan, alasan, atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca” (Chaer, 1994: 397). Kalimat tanya dapat ditemukan pada BL ragam bahasa radio El-John FM Jambi berupa tuturan dari penyiar maupun iklan yang on air di radio tersebut. BL ragam bahasa radio El-John FM Jambi yang diproduksi oleh penyiar ataupun pengisi suara iklan dapat berupa kalimat tanya, yakni kalimat yang berupa sebuah pertanyaan dengan tujuan menanyakan sesuatu atau perihal terhadap mitra tuturnya ataupun pendengar. Namun, adakalanya pula BL kalimat tanya tersebut dihasilkan oleh pendengar yang mengirimkan pesan singkat ke radio untuk kemudian dibacakan melalui program siaran.
Pertanyaan dari pendengar tersebut ada yang ditujukan untuk penyiar sendiri dan ada pula yang ditujukan untuk pendengar lain. Jadi, dalam tiap dialog percakapan ragam bahasa radio yang mengudara dapat menghasilkan bentuk tuturan yang mengandung kalimat tanya. BL kalimat tanya yang diproduksi dalam ragam bahasa iklan dapat dilihat dari contoh percakapan berikut.
T 2
(A) : Ma, Papa lagi cari perlengkapan kantor nih. Kira-kira di mana ya tempat belanja yang lengkap? (Ma, papa sedang mencari perlengkapan kantor. Kira-kira di mana ya tempat belanja yang lengkap?
(B) : Lho, Hypermart kan ada. (Lho, Hypermart kan ada)
T 9
(A) : Gie, kita mampir ke Princess Komputer yuk! (Gie, kita mampir ke Princess Komputer yuk!)
(B) : Emang mau ngapain ke sana? Uang aja loe ngga punya! (Emang mau apa ke sana? Uang saja kamu tidak punya)
BL ujaran (A) pada T 2 merupakan kalimat tanya yang diproduksi oleh pengisi suara suami pada iklan Hypermart pukul 08.01 WIB hari Kamis, 15 Juli 2010. Dengan kalimat tanya tersebut, n ingin mencari tempat belanja yang lengkap dengan cara bertanya dimana tempat belanja yang lengkap untuk membeli perlengkapan kantornya. Maka dari itu, BL kalimat tanya dalam menanyakan tempat dengan mengungkapkan jenis barang yang dicari.
Selanjutnya, BL ujaran (B) pada T 9 merupakan kalimat tanya yang diproduksi oleh pengisi suara pada iklan Princess Komputer pada hari Jumat, 16 Juli 2010 pukul 15.17 WIB. Dengan kalimat tanya tersebut, pengisi suara (B) mencoba menyindir mitra tuturnya dengan pertanyaan. Pengisi suara (B) mengingatkan bahwa pengisi suara (A) tidak mempunyai uang untuk membeli sesuatu di Princess Komputer.
Selain BL kalimat tanya pada ragam iklan, ditemukan pula BL kalimat tanya pada program acara. BL ini dapat diproduksi oleh penyiar sendiri maupun diproduksi dari SMS yang dibacakan oleh penyiar dari pendengar. BL pada program acara dapat dilihat pada contoh berikut.
T 5
Vivi : “Apakah Anda termasuk pemberani? Kalau ya maka tetap stay tune di sini. Karena saya hadir dalam program “Sweet Dream Misteri” dengan tema “Near Death Experience” atau seputar mati suri.
T 65
Deden : Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni? (Kok cuaca tidak menentu, Mbak Meila sudah mandi belum?)
Meila : Enak aja. (Enak saja)
BL ujaran penyiar Vivi pada T 5 merupakan kalimat tanya yang diproduksinya saat siaran program Sweet Dream Misteri edisi Kamis 15 Juli 2010 pukul 21.20 WIB. Dalam pembukaan, Vivi menggunakan BL kalimat tanya tersebut guna mengungkapkan sasaran pendengar program misteri yang digolongkan sebagai orang yang pemberani. Selain itu, BL kalimat tanya tersebut digunakan Vivi untuk memberikan petunjuk tentang program misterinya yang biasanya hanya berani didengarkan oleh orang yang juga berani dalam hal misteri.
Selanjutnya, pada BL kalimat tanya yang diproduksi oleh Deden di T 65 pada program Request Hour 1 edisi Jumat, 6 Agustus 2010 pukul 14.02 WIB . Program ini disiarkan berdua bersama peneliti. Deden menuturkan BL kalimat tanya ini untuk menyindir sekaligus bergurau terhadap rekan siarannya dengan menanyakan apakah rekannya sudah mandi dan mengaitkannya pada kondisi cuaca ketika itu yang tidak menentu.

4.1.1.2 Kalimat Berita
“Kalimat berita adalah kalimat yang isinya menyatakan berita atau pernyataan untuk diketahui oleh orang lain (pendengar atau pembaca)” (Chaer, 1994: 396). Kalimat berita dapat ditemukan dalam tuturan BL dalam pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi. BL berupa kalimat berita diproduksi oleh pengisi suara iklan maupun penyiar dapat dilihat dari contoh berikut ini.
T 10
Vivi : “Selamat malam, tepat pukul 19.00 WIB. Kilas informasi terkini bersama saya, Vivi..”
T 57
Meila : Ada apa aja nih, Bung di instore promo kita? (Ada apa saja promosi diskon kita?)
Pramono : Banyak sekali ya, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart. (Banyak sekali, apalagi hari libur seperti ini, tepat sekali kalau datang ke Hypermart)
Ramadi : Apalagi besok sudah tanggal muda kaaan? (Apalagi besok udah tanggal muda kan?)
T 63
A : Halo, Tarinya ada, Tante? (Halo, Tari ada, Tante?)
B : Waduh, Tarinnya ke Palcomtech tuh (Waduh, Tari ke Palcomtech tuh)
BL ujaran Vivi pada T 10 merupakan kalimat berita yang menginformasikan fakta bahwa saat itu sudah pukul tujuh malam tepat. Ujaran ini terjadi pada program El-John Breaking News edisi Jumat 16 Juli 2010. Melalui BL kalimat berita tersebut, Vivi menginformasikan waktu untuk menunjukan bahwa ia akan segera membawakan program El-John Breaking News.
Kemudian pada T 57 merupakan dialog yang terjadi antara peneliti ketika siaran dengan bintang tamu dari Hypermart. Program acara ini dinamakan dengan Bincang Pagi Product Knowledge yang merupakan blocking time dari pihak Hypermart edisi Sabtu, 31 Juli 2010 pukul 09.16 WIB. Tuturan yang diproduksi oleh Pramono merupakan BL kalimat berita yang menginformasikan seputar promo diskon yang ada di Hypermart di hari libur atau akhir pekan.
Selanjutnya tuturan ragam iklan pada T 63 merupakan BL kalimat berita yang diproduksi pada Rabu, 4 Agustus 2010 pukul 14.01 WIB. Dalam BL kalimat berita tersebut menginformasikan bahwa orang yang sedang dicari oleh n tidak ada di rumah melainkan di tempat kursus komputer yakni Palcomtech. Dalam BL kalimat berita tersebut n menggunakan makna yang tidak langsung bahwa Tari sedang tidak ada di tempat dengan menggunakan implikatur “Tarinya ke Palcomtech tuh”.

4.1.1.3 Kalimat Perintah
“Kalimat perintah adalah kalimat yang isinya mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan atau perbuatan dari orang yang diajak bicara (pendengar atau pembaca)” (Chaer, 1994: 404). Kalimat perintah juga dapat ditemukan pada BL ragam bahasa radio El-John FM Jambi.
Bentuk lingual dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi yang berupa kalimat perintah juga dapat diproduksi oleh SMS pendengar yang dibacakan penyiar, antar sesama penyiar ketika siaran ataupun pengisi suara iklan. BL kalimat perintah ini merupakan kalimat yang dihasilkan oleh n dengan tujuan untuk menyuruh sesuatu kepada t atau mitra tuturnya. BL yang berupa kalimat perintah dapat dilihat pada contoh tuturan di bawah ini.
T 14
Meila : Mau request lagu apa nih siang hari ini? (Ingin denger lagu apa siang hari ini)
Pendengar : Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh. (Lagu Wali, Baik-baik Sayang. Diputar ya lagunya, Mbak Meila cantik deh)
BL pada tuturan diatas terjadi pada kalimat perintah “Puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh”. Tuturan tersebut diproduksi oleh pendengar radio pada program Request Hour 1 Interaktif edisi Minggu, 18 Juli 2010. Saat itu, penyiar yang dalam hal ini adalah peneliti sendiri sebagai n menanyakan kepada pendengar sebagai t yang menelepon tentang lagu yang ingin didengarkannya. Pendengar kemudian memproduksi tuturan berupa BL kalimat perintah berbunyi, “Jangan lupa puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh”. Tujuan dari tuturan tersebut adalah menyuruh penyiar untuk memutarkan lagu yang ingin didengarnya, yaitu lagu Wali Band berjudul “Baik-Baik Sayang”. BL berupa kalimat perintah bukan hanya terjadi pada perintah pendengar kepada penyiar, tetapi juga kerap terjadi kalimat perintah dari penyiar kepada pendengarnya. Seperti terlihat pada contoh T 17 yang dibawakan ketika siaran berdua berikut.
T 17
Meila : Perbincangan agenda kota kita semakin menarik ya mbak.
Wulan : Iya, benar sekali. Tapi nanti informasi mengenai produksi gas 3 kg akan kita lanjutakan setelah yang berikut ini. Jangan geser frekuensi radio Anda!
BL kalimat perintah diproduksi oleh Wulan sebagai mitra tutur sekaligus rekan siaran peneliti pada program Bincang Pagi Agenda Kota edisi Senin, 19 Juli 2010 pukul 09.19 WIB. Wulan melanjutkan tuturan peneliti dengan membenarkan ucapan dan melanjutkannya dengan kalimat perintah, “Jangan geser frekuensi radio Anda!”. Tuturan ini bermaksud menyuruh pendengar tetap mendengarkan program tersebut dan tidak menggantinya dengan program pada stasiun radio lain. BL kalimat perintah bukan hanya diproduksi pada saat program acara saja, namun juga pada saat iklan. Seperti pada contoh berikut.
T 43
“Harian Pagi Tribun Jambi, bandingkan beritanya!”
BL berupa kalimat perintah terlihat pada tuturan diatas yang terjadi pada ragam iklan radio El-John FM Jambi. Iklan dari harian pagi Tribun Jambi tersebut menyuruh pendengar untuk membandingkan berita yang dimilikinya dengan berita yang terdapat di harian pagi lain yang ada di Jambi. Dengan menggunakan BL kalimat perintah tersebut bermaksud mengunggulkan kualitas berita harian pagi Tribun Jambi. Iklan ini mengudara sekitar pukul 09.46 WIB pada Selasa, 27 Juli 2010.

4.1.2 Satuan Pragmatis
Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 32) menjelaskan bahwa “satuan pragmatis (SP) adalah suatu unit perpaduan antara unit ilokusi dan proposisi yang disajikan secara eksplisit dengan bentuk lingual oleh penutur merupakan unsure terkecil dalam komunikasi linguistik”.
Satuan prgamatis dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi berupa mengingatkan, bertanya, menginformasikan, mengajak, meminta, melarang, menawarkan, menilai, menyatakan kesenangan dan mengeluh.

4.1.2.1 Mengingatkan
Satuan pragmatis atau yang selanjutnya disingkat SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa mengingatkan, yaitu yang digunakan oleh penyiar ataupun pengisi suara lain yang disiarkan dari n kepada t pada percakapan atau tuturan yang mengandung implikasi pragmatis (IP). SP mengingatkan dapat dilihat pada contoh percakapan di bawah ini.
T 1
Irvo : “Ingat kan ya bahwa saat ini di Indonesia sudah banyak motif batik yang bagus untuk dipilih”
T 20
Meila : Waduh, sepertinya SMS yang satu ini keputus ya. (Waduh, sepertinya SMS yang satu ini terputus ya.
Deden : Sayang sekali. Untuk sahabat yang mau berkirim salam ingat ya SMSnya sebaiknya tidak lebih dari 120 karakter ya! (Sayang sekali. Untuk sahabat yang mau berkirim salam SMSnya sebaiknya jangan lebih dari 120 karakter ya)
Dengan SP pada T 1 merupakan tuturan yang dituturkan oleh penyiar Titi pada saat program Zhao Shang Hao edisi Kamis, 15 Juli 2010 pada pukul 7.30 WIB. Titi mengingatkan pendengarnya bahwa di Indonesia memiliki banyak motif batik yang bisa menjadi pilihan. Melalui SP mengingatkan ini, Titi memperkaya informasi yang akan diberikannya seputar batik di Indonesia dengan mengingatkan pendengar terlebih dulu.
Selanjutnya pada T 20 merupakan salah satu contoh digunakan SP mengingatkan yang terjadi pada dialog sesama penyiar. Percakapan ini terjadi sekitar pukul 14.00 pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 20 Juli 2010. Saat itu, Peneliti sedang berdialog kepada rekan siarannya, Deden mengenai pesan singkat dari sahabat pendengar yang terputus. Deden menangggapi tuturan peneliti yang menyayangkan terputusnya pesan singkat dengan kemudian menggunakan SP mengingatkan. Deden memproduksi SP mengingatkan dengan tujuan agar pendengar ingat bahwa dalam program tersebut tidak bisa mengirimkan SMS terlalu panjang.

4.1.2.2 Bertanya
SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa bertanya, yaitu yang digunakan oleh n untuk menanyakan sesuatu kapada t. SP yang berupa pertanyaan dapat diproduksi oleh penyiar, pendengar maupun pengisi suara iklan di radio El-John FM Jambi. SP bertanya dapat dilihat pada beberapa contoh tuturan berikut.
T 2
A : Ma, papa lagi cari perlengkapan kantor nih. Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap? (Ma, papa sedang mencari perlengkapan kantor. Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap)
B : Lho, Hypermart kan ada. (Loh, Hypermart kan ada)
T 5
Vivi : “Apakah Anda termasuk pemberani? Kalau ya maka tetap stay tune di sini. Karena saya hadir dalam program “Sweet Dream Misteri” dengan tema “Near Death Experience” atau seputar mati suri.
T 33
Meila : Semoga saja dana BOS ini penggunaannya transparan ya mbak.
Wulan : Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?
Pada SP T 2 merupakan dialog yang terjadi pada pengisi suara iklan Hypermart yang disiarkan di radio El-John pada Kamis, 15 Juli 2010 sekitar pukul 08.01 WIB. Dalam dialog tersebut, tokoh A menggunakan SP bertanya dengan mengemukakan keinginannya mencari sesuatu terlebih dulu. Tokoh A menggunakan SP bertanya kepada tokoh B untuk menanyakan dimana tempat yang tepat untuk bisa mendapatkan perlengkapan kantor yang sedang dicarinya.
Contoh lain SP bertanya terjadi lagi pada T 5 yang dituturkan oleh penyiar Vivi saat membawakan program acara Sweet Dream Misteri edisi Kamis, 15 Juli 2010. Vivi membawakan program acara misteri dengan menggunakan SP bertanya terlebih dahulu. SP bertanya ini diproduksi Vivi kepada pendengarnya dengan tujuan agar pendengar dapat bersiap mendengarkan tema miserinya pada malam itu seputar “Near Death Experience” atau mati suri.
Selanjutnya pada T 33 merupakan salah satu contoh dialog menggunakan SP bertanya yang terjadi antar sesama penyiar. Tuturan ini terjadi pada program Bincang Pagi Agenda Kota edisi Senin, 26 Juli 2010 antara peneliti an rekan bincangnya, Wulan. Dalam dialog yang dituturkan sekitar pukul 09.25 WIB itu mengangkat persoalan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang akan dicairkan di Kota Jambi. Wulan menimpali ucapan peneliti dengan SP bertanya dengan tujuan agar dana BOS tidak dikorupsi.

4.1.2.3 Menginformasikan
SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa menginformasikan, yaitu yang digunakan oleh n kepada t pada dialog ataupun tuturan yang mengandung implikasi pragmatis. SP menginformasikan dapat dihasilkan oleh penyiar, pendengar maupun pengisi suara pada iklan yang disiarkan radio El-John FM. SP menginformasikan selalu disajikan dalam bentuk kalimat berita. Contoh SP menginformasikan dapat dilihat pada beberapa contoh di bawah ini.
T 3
Iklan : “Trona tempat hemat uang belanja anda! Dapatkan segera diskon 15% buku paket pelajaran SD, SMP, SMU di Trona toko buku. Ayo, dapatkan segera jangan sampe kehabisan!
T 10
Vivi : ““Selamat malam, tepat pukul 19.00 WIB. Kilas informasi terkini bersama saya, Vivi..”
T 61
Meila : By the way, Bung Deden udah makan belom nih? (Ngomong-ngomong, Bung Deden sudah makan belum?)
Deden : Belom dua kali, Mbak! (Belum dua kali, Mbak)
SP menginformasikan pada T 3 merupakan SP yang diproduksi oleh pengisi suara iklan yang diputar pada Kamis, 15 Juli 2010 pukul 09.02 WIB. Pengisi suara menggunakan SP menginformasikan kepada pendengar dengan tujuan agar pendengar mengetahui bahwa Trona merupakan tempat yang tepat untuk belanja.
Kemudian pada SP menginformasikan yang diproduksi oleh Vivi pada T 10 merupakan informasi yang berisi penunjukan waktu pada saat itu dalam program El-John Breaking News pukul 19.00 WIB. Vivi memproduksi SP menginformasikan dengan tujuan agar pendengar mengetahui bahwa saat itu merupakan waktu untuk menyampaikan kilas informasi dan berita terkini.
Pada SP menginformasikan yang terjadi pada T 61 merupakan dialog antara peneliti dan rekan siarannya, Deden pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 3 Agustus 2010. Saat itu, peneliti bertanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari mitra tuturnya. Deden menggunakan SP menginformasikan “Belom dua kali, Mbak” dengan tujuan agar peneliti mengetahui bahwa Deden sudah makan.

4.1.2.4 Mengajak
SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa mengajak, yaitu SP yang digunakan n untuk mengajak t melakukan sesuatu. SP yang digunkan oleh n untuk mengajak t dapat dilihat pada contoh berikut.
T 4
Devi : “Baiklah kali ini saya mengajak Anda jalan-jalan untuk Party on in Cape Town di Afrika Selatan.”
T 47
Reza : “Untuk wisata dunia kita kali ini, saya ingin mengajak Anda bermimpi di atas awan genting Highlands Malaysia.”
T 49
Wulan : “Dalam moment special kali ini, saya akan mengajak Anda untuk mengikuti rangkaian touring finalis PPI Provinsi Jambi”
Dengan menggunakan SP mengajak pada T 4, T 47 dan T 49 yang ketiganya dituturkan oleh penyiar ini bertujuan untuk mengajak pendengar menyimak program dan informasi yang akan dibawakannya. Pada T 4 merupakan tuturan yang diproduksi oleh penyiar Devi pada program acara Fong Guang Gu She edisi Kamis, 15 Juli 2010 sekitar pukul 12.12 WIB. Devi bertujuan mengajak pendengar untuk menyimak informasi mengenai tempat wisata yang ada di Afrika Selatan.
Kemudian pada T 47 merupakan tuturan yang diprodukasi oleh penyiar Reza pada program Fong Guang Gu She edisi Rabu, 28 Juli 2010 sekitar pukul 12.10 WIB. SP mengajak digunakan Reza dengan tujuan untuk menyampaikan informasi mengenai tempat wisata yang ada di Malaysia.
Sedangkan pada T 49 adalah tuturan yang dihasilkan oleh penyiar Wulan pada program acara Special Moment edisi Rabu, 28 Juli 2010 sekitar pukul 15.15 WIB. Wulan menggunakan SP mengajak pada programnya dengan tujuan mengajak pendengar untuk menyimak informasi seputar touring finalis PPI (Pemilihan Putri Indonesia) Provinsi Jambi.

4.1.2.5 Meminta
SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa meminta yaitu yang digunakan oleh n untuk meminta sesuatu kepada t. SP yang digunakan oleh n untuk meminta sesuatu kepada t dapat dilihat pada contoh berikut.
T 14
Meila : Mau request lagu apa nih siang hari ini? (Mau minta lagu apa siang hari ini?)
Pendengar : Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh.. (Minta lagunya Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa diputarkan ya lagunya, mbak Meila cantik deh)
T 30
Vivi : Silakan deh Ica bacain SMS dari adik-adik yang masuk (Silakan Ica, membacakan SMS dari adik-adik yang masuk)
Ica : Oke, selanjutnya ada pesan singkat dari sahabat kita yang nggak ada namanya. Dia mau minta lagu Joshua judulnya diobok-obok katanya (Oke, selanjutnya ada pesan singkat dari sahabat kita yang nggak ada namanya. Dia mau meminta lagu Joshua judulnya diobok-obok katanya)
Dengan SP meminta pada T 14 pendengar berinteraksi dengan peneliti dalam program Request Hour 1 Interaktif edisi Minggu, 18 Juli 2010 sekitar pukul 13.16 WIB. Dalam tuturan tersebut, peneliti memancing ujaran pragmatis dengan cara bertanya kepada t ingin mendengarkan lagu apa ada siang hari itu. Pendengar menjawab dengan ujaran SP meminta dengan tujuan agar peneliti yang saat itu berfungsi sebagai pemandu acara bisa mengabulkan permintaannya untuk mendengarkan lagu Wali band berjudul Baik-Baik Sayang.
Kemudian SP meminta juga terjadi pada T 30 dalam dialog antara penyiar Vivi dengan Ica, bintang tamu program Dunia Anak edisi Minggu, 25 Juli 2010 sekitar pukul 09.10 WIB. SP meminta diproduksi oleh pendengar yang ikut berpartisipasi pada program tersebut dnegan mengirimkan SMS atau pesan singkat. Kemudian SP meminta dituturkan oleh Ica dengan ucapan “Dia mau minta lagu Joshua judulnya diobok-obok katanya”. Tujuan dari tuturan tersebut adalah agar pendengar dan penyiar Vivi mengetahui bahwa pesan singkat yang baru saja dibacanya berisi permintaan untuk meutarkan lagu berjudul “Diobok-obok” yang dinyanyikan olah Joshua.

4.1.2.6 Melarang
SP dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa melarang yaitu SP yang digunakan untuk melarang mitra tuturnya. SP yang digunakan untuk melarang sesuatu dapat dilihat pada contoh berikut.
T 17
Meila : Perbincangan agenda kota kita semakin menarik ya mbak.
Wulan : Iya, benar sekali. Tapi nanti informasi mengenai produksi gas 3 kg akan kita lanjutakan setelah yang berikut ini. Jangan geser frekuensi radio Anda!
T 29
Vivi : “Sahabat, jangan meremehkan depresi yang terjadi pada anak…”
T 44
Meila : Okey, xie-xie kembali. Kita lanjut lagi, udah sampe mana, Bung baca pesan singkatnya tadi? (Oke, terimakasih kembali. Kita melanjutkan lagi, sudah sampai mana, Bung membacakan pesan singkatnya tadi?)
Deden : Sampe di bung Edi Kota Baru. Makanya jangan melamun nih Mbak Meila! (Sampai di bung Edi Kota Baru. Makanya jangan melamun, Mbak Meila!)
Dengan SP melarang pada T 17, penyiar Wulan sedang membawakan program acara Bincang Pagi Agenda Kota edisi Senin, 19 Juli 2010 pukul 09.19 WIB. Wulan menggunakan SP melarang yang ditujukan kepada pendengar program tersebut agar tetap di 96,8 FM dan tidak mengganti saluran radio ke program lain.
Kemudian pada T 29 merupakan SP melarang yang diproduksi oleh penyiar Vivi pada program Zhao Shang Hao edisi Minggu, 25 Juli 2010. Vivi menggunakan SP melarang dengan tujuan agar pendengar tidak meremehkan depresi yang terjadi pada anak. Vivi dalam program tersebut sedang membahas dampak depresi yang terjadi pada anak.
Selanjutnya pada T 44 merupakan tuturan antara penyiar Deden dan peneliti dalam program Request Hour 1 edisi Selasa, 27 Juli 2010 sekitar pukul 13.56 WIB. Deden memproduksi SP melarang dengan tujuan agar peneliti tidak melamun sehingga dapat menganggu konsentrasi peneliti ketika siaran.

4.1.2.7 Menawarkan
SP pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa menawarkan yaitu SP yang digunakan n untuk menawarkan sesuatu kepada t atau mitra tuturnya. SP menawarka dapat dilihat pada bebarapa contoh berikut.
T 18
A : Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ni Ma. (Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol dan asam urat papa naik, Ma)
B : Emangnya Papa dokter apa? Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa. (Memangnya Papa dokter apa? Lebih baik ke Mentari Medical Specialis, Pa)
T 19
Iklan : “Pesta diskon department store Trona! Dapatkan diskon untuk merk branded seperti Cardinal, Damor, Sorella dan Cressida.
T 57
Meila : Ada apa aja nih, Bung di instore promo kita? (Apa saja nih, Bung di promosi diskon kita?)
Pramono : Banyak sekali ya yang kami tawarkan, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart. (Banyak sekali ya, apalagi akhir minggu seperti ini tepat sekali kalau datang ke Hypermart)
Dengan SP pada T 18, pengisi suara B menawarkan kepada pengisi suara A agar pergi ke Mentari Medical Specialis. Dialog ini terjadi pada iklan radio El-John yang mengudara pada edisi Senin, 19 Juli 2010 sekitar pukul 10.45 WIB. SP menawarkan ini diproduksi dengan tujuan agar n mengikuti saran t untuk memeriksa kesehatannya di tempat yang dimaksud.
Kemudian pada T 19 juga merupakan iklan yang berbentuk monolog dari Trona yang menawarkan pesta diskon. SP menawarkan diproduksi agar pendengar mengunjungi tempat yang memiliki diskon tersebut. Tuturan ini muncul pada hari Senin, 19 Juli 2010 sekitar pukul 15.49 WIB.
Selanjutnya pada T 57 merupakan dialog antara peneliti dan bintang tamu pada acara Bincang Pagi Product Knowledge bersama Hypermart edisi Sabtu, 31 Juli 2010 pukul 09.16 WIB. Pramono memproduksi SP menawarkan dengan mengatakan, “banyak sekali ya, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart” bertujuan untuk menawarkan pendengar untuk datang ke Hypermart.


4.1.2.8 Menilai
SP pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa menilai yaitu berupa penilaian n terhadap tuturannya sendiri maupun terhadap t. SP menilai pada ragam bahasa radio El-John FM dapat dilihat pada contoh berikut.
T 21
Deden : “Untuk itu sahabat, pasti sangat rugi jika kita menjadi salah satu dari orang yang pemalas seperti tema kita pada malam hari ini”
T 38
Wulan : “Baiklah, Saya rasa menarik kalau kali ini saya punya informasi mengenai lima tempat mistis di dunia untuk Anda”
T 41
Reza : Bincang kali ini kita akan bahas tentang hukum adat nih Mbak. (Bincang kali ini kita akan membahas tentang hukum adat nih, Mbak)
Wulan : Tepat sekali. Hukum adat pastinya penting sekali keberadaannya di Indonesia ya (Tepat sekali. Hukum adat pasti penting sekali keberadaanya di Indonesia ya)
Dengan SP menilai pada T 21, penyiar Deden menilai bahwa akan sangat rugi apabila menjadi orang yang pemalas seperti tema yang dibahasnya pada program Sweet Dream malam itu edisi Selasa, 20 Juli 2010 pukul 21.30 WIB. SP menilai diproduksi dengan tujuan agar pendengarnya tidak menjadi orang yang pemalas.
Kemudian pada T 38 merupakan SP menilai yang diproduksi oleh Wulan dalam program Fong Guang Gu She edisi Senin, 26 Juli 2010 pada pukul 12.30 WIB. Penyiar Wulan bertujuan untuk mengajak pendengar menyimak informasi yang dirasanya menarik dengan menggunakan SP menilai mengenai informasi tempat yang akan dibawakannya.
Sementara pada T 41 merupakan SP menilai yang terjadi pada program Bincang Pagi Etika dan Hukum yang disiarkan berdua oleh Wulan dan Reza pada hari Selasa, 27 Juli 2010 pukul 09.15 WIB. Wulan menjawab tuturan dari Reza dengan menilai bahwa hukum adat sangat penting keberadaannya di Indonesia. SP menilai ini diproduksi penyiar Wulan dengan tujuan agar pendengar mengetahui bahwa hukum adat itu sangat penting.

4.1.2.9 Menyatakan Kesenangan
SP pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa tuturan yang menyatakan kesenangan. SP yang menyatakan kesenangan ini dapat dilihat pada contoh berikut.
T 25
Devi : Senang sekali saya kembali menjumpai Anda di udara, Sahabat pendengar”
Dengan SP yang menyatakan kesenangan, penyiar Devi bermaksud mengungkapkan kesenangannya bisa kembali siaran dan menyapa pendengar lewat udara. SP menyatakan kesenangan ini diproduksi Devi pada program Fong Guang Gu She edisi Kamis, 22 Juli 2010 pada pukul 12.02 WIB.

4.1.2.10 Mengeluh
SP pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa tuturan yang menyatakan keluhan atau mengeluh. SP mengeluh yang diproduksi oleh penyiar dapat dilihat pada contoh berikut.
T 39
Wulan : “Sayangnya waktu kita sudah habis”
T 45
Meila : Katanya, Bung Deden apa kabar?
Deden : Aduuh, kabar kabur ya.
Dengan SP pada T 39 yang diproduksi pada program Fong Guang Gu She edisi Senin, 26 Juli 2010 sekitar pukul 12.55 WIB penyiar Wulan bertujuan untuk menyampaikan kesedihannya karena program acara akan segera berakhir. Sedangkan pada T 45, penyiar Deden menjawab pertanyaan peneliti dengan mengeluhkan bahwa kabarnya tidak terlalu baik. SP mengeluh tersebut diproduksi Deden pada program acara Request Hour 1 edisi Selasa, 27 Juli 2010 sekitar pukul 14.40 WIB.

4.1.2.11 Menyuruh
SP pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi dapat berupa tuturan yang digunakan untuk menyuruh. SP menyuruh ini berasal dari BL berupa kalimat perintah. SP menyuruh dapat terlihat pada contoh berikut.
T 43
Iklan : “Harian Pagi Tribun Jambi, bandingkan beritanya!”
SP diatas merupakan iklan yang dipasang oleh Tribun Jambi. Dalam iklan tersebut, pengisi suara menyuruh pendengar untuk membandingkan berita yang dimilikinya dengan berita harian lain. SP menyuruh ini diproduksi pada hari Selasa, 27 Juli 2010 pukul 09.46 WIB yang bertujuan untuk mengunggulkan kualitas harian pagi Tribun itu sendiri.



4.1.3 Implikasi Pragmatis
Implikasi pragmatis menurut Wiryotinoyo (dalam Familiyana, 2009: 38) merupakan SP yang keberadaannya tersirat di dalam SP lain yang diekspresikan oleh penutur dengan bahasa Indonesia. Hal ini berarti implikasi pragmatis merupakan makna yang terkandung dalam suatu tuturan. Makna-makna tersebut merupakan implikasi yang tersirat pada sebuah tuturan yang telah dianalisis sesuai dengan konteksnya. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan bahwa implikasi pragmatis dalam ragam bahasa radio El-John FM Jambi sangat bervariasi. Implikasi pragmatis tersebut dihasilkan dari penyiar, pendengar dan juga pengisi suara iklan yang disiarkan pada frekuensi 96,8 FM tersebut. Masing-masing implikasi prgamatis yang digunakan pada ragam bahasa radio El-John FM tersebut akan dibahas berikut ini.

4.1.3.1 Menyatakan Keinginan
4.1.3.1.1 Keinginan Membeli Barang dengan Menanyakan Tempat
Percakapan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa pengisi suara pada iklan yang dipasang oleh Hypermart ingin membeli sebuah barang dengan menanyakan tempat.
T 2
A : Ma, Papa lagi cari perlengkapan kantor nih. Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap?
B : Lho, Hypermart kan ada.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa pengisi suara iklan Hypermart bermaksud untuk membeli suatu barang dengan menanyakan tempat dimana ia bisa mendapatkan barang tersebut. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran A dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya yang mengandung implikasi pragmatis bahwa A ingin membeli sebuah barang dengan menanyakan tempat yang bagus untuk mendapatkan barang tersebut.
Dialog percakapan antara A dan B tersebut terjadi dalam sebuah iklan Hypermart yang mengudara di radio El-John pada hari Kamis, 15 Juli 2010 sekitar pukul 08.51 WIB. Iklan ini menggunakan ragam bahasa resmi. Jika dilihat dari T yang tercipta dalam percakapan itu, n dan t adalah suami istri yang sedang berdialog. Hal ini terlihat dari kata sapaan yang digunakan sebagai kata ganti orang. Dialog A diawali dengan memberikan informasi bahwa ia sedang mencari sebuah barang yakni perlengkapan kantor. A menggunakan tuturan, “Ma, Papa lagi cari perlengkapan kantor nih”. Kemudian A melanjutkan tuturannya dengan bertanya kepada t, “Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap?”. B kemudian menjawab pertanyaan A dengan T, “Lho, Hypermart kan ada”. Jawaban tersebut jelas menunjukan tempat belanja. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi dan tuturan dapat dikatakan bahwa A; “Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap?”. Mengimplikasikan bahwa A ingin membeli jenis barang dengan menanyakan tempat.

4.1.3.1.2 Keinginan Mendengarkan Lagu dengan Meminta dan Memuji
Percakapan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa pendengar ingin mendengarkan lagu dengan meminta dan memuji.
T 14
Meila : Mau request lagu apa nih siang hari ini?
Pendengar : Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, Mbak Meila cantik deh.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pendengar mengimplikasikan keinginannya untuk mendengar sebuah lagu dengan cara meminta dan memuji. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran peneliti dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya tengah melaksanakan tugasnya sebagai penyiar dan bertanya kepada pendengar yang menelepon ingin mendengarkan lagu apa. Tuturan t yang dalam hal ini adalah pendengar merupakan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis meminta sekaligus mengingatkan.
Dialog percakapan antara peneliti dan pendengar tersebut terjadi dalam sebuah program Request Hour 1 Interaktif edisi Minggu, 18 Juli 2010 sekitar pukul 13.16 WIB. Program ini menggunakan ragam bahasa santai dan bebas. Peneliti saat itu sebagai penyiar bertanya kepada pendengar yang bergabung lewat pesawat telepon 0741 7034999 untuk berkirim-kirim salam. Usai berkirim salam, seperti biasa peneliti menanyakan kepada pendengar tentang lagu yang ingin didengarkannya siang itu. Pendengar sebagai t kemudian menjawab pertanyaan peneliti dengan tuturan, “Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, Mbak Meila cantik deh. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tidak lokusi dan tuturan dapat dikatakan bahwa, pendengar; “Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, Mbak Meila cantik deh” mengimplikasikan bahwa pendengar memiliki keinginan mendengarkan lagu dengan cara meminta dan memuji.

4.1.3.1.3 Keinginan Memberikan Informasi dengan Menilai Sesuatu
Percakapan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar ingin memberikan suatu informasi dengan menilai tingkat kepentingan informasi tersebut terlebih dulu.
T 38
Wulan : “Baiklah, Saya rasa menarik kalau kali ini saya punya informasi mengenai lima tempat mistis di dunia untuk Anda.”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh penyiar mengimplikasikan keinginannya untuk menginformasikan mengenai lima tempat mistis di dunia dengan cara menilai tingkat ketertarikannya dan mengira-ngira ketertarikan pendengar programnya. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran penyiar dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menilai tengah melaksanakan tugasnya sebagai penyiar pada program yang memaparkan informasi mengenai pariwisata tingkat dunia.
T Wulan tersebut terjadi dalam sebuah program Fong Guang Gu She edisi Senin, 26 Juli 2010 sekitar pukul 12.30 WIB. Penyiar saat itu sedang memberikan informasi mengenai tempat wisata di dunia. Penyiar Wulan siaran single atau sendiri dalam program yang berdurasi satu jam tersebut. Sudah menjadi tanggung jawab penyiar untuk memaparkan informasinya dalam program itu, sehingga Wulan menilai dulu tingkat kepentingan informasi yang akan diberikannya kepada pendengar untuk dapat menarik dari segi bahasa. Program ini menggunakan ragam bahasa formal dan resmi. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Baiklah, Saya rasa menarik kalau kali ini saya punya informasi mengenai lima tempat mistis di dunia untuk Anda” mengimplikasikan bahwa T Wulan memiliki keinginan untuk memberikan informasi dengan menilai sesuatu.

4.1.3.1.4 Keinginan Memutarkan Lagu
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar ingin memutarkan lagu untuk pendengar.
T 48
Reza : Iya, nanti akan kita lanjutan lagi baca SMSnya ya, Sahabat..
Wulan : Tentunya setelah yang mau lewat berikut ini!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh penyiar Wulan mengimplikasikan keinginannya untuk memutarkan lagu dengan cara menginformasikan bahwa ia akan kembali lagi siaran setelah memutarkan lagu. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran penyiar Wulan dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan tengah melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama rekannya, Reza pada program yang membacakan pesan singkat berkirim salam pendengar yang telah dikirim ke nomor 081927498888.
T Wulan tersebut terjadi dalam sebuah program Request Hour 1 edisi Rabu, 28 Juli 2010 sekitar pukul 14.00 WIB. Kedua Penyiar saat itu yakni Reza dan Wulan sedang melaksanakan tugasnya membacakan pesan singkat dari pendengar yang berkirim salam. Faktor durasi kemudian menyebabkan Wulan memiliki keinginan memutarkan lagu untuk pendengar. Hal ini terimplikasi dari tuturan Wulan yang mengatakan, “setelah yang berikut ini” kemudian munculah sebuah lagu yang diputarkan oleh operator. Program ini menggunakan ragam bahasa bebas dan santai. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; Tentunya setelah yang mau lewat berikut ini!” mengimplikasikan bahwa T Wulan memiliki keinginan untuk memutarkan lagu dengan menginformasikan bahwa ia akan kembali lagi setelah sesuatu yang akan diputarkannya.

4.1.3.1.5 Keinginan Mendapatkan Sesuatu dengan Melakukan Sesuatu yang Lain
Tuturan berikut ini mengimplikasikan adanya keinginan t untuk mendapatkan sesuatu dengan melakukan sesuatu yang lain.
T 53
A : Kenapa, Buk?
B : Ini lo, saya kan beli buku tulis Aldo. Ternyata di Tropi lagi ada promo untuk pengunjung yang berbelanja ke Tropi.
A : Beneran buk, nih buktinya saya dapat TV
B : Wah, kalo gitu, saya mau nambah belanja lagi ah..
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan yang dipasang oleh Tropi. T tokoh B mengimplikasikan keinginannya untuk mendapatkan hadiah TV seperti yang telah didapatkan tokoh A. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran tokoh B pengisi suara iklan Tropi dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan. Dialog diawali dengan pertanyaan yang dihasilkan oleh tokoh A yang menanyakan dengan kata tanya, “Kenapa?”. Pertanyaan ini diutarakan untuk menghilangkan rasa penasaran tokoh A terhadap kehebohan tokoh B. Kemudian tokoh B menjawab pertanyaan tokoh A dengan menjelaskan alasan yang melatarbelakangi kehebohannya adalah promo diskon yang diadakan di Tropi pada hari itu. Tokoh A kemudian membenarkan pernyataan tokoh B dan memperkuat pernyataan tersebut dengan menginformasikan bahwa ia mendapatkan hadiah TV pada promo tersebut. Tokoh B kemudian memproduksi tuturan yang mengungkapkan keinginannya mendapatkan TV seperti tokoh A dengan cara berbelanja lagi.
T 53 pada iklan tersebut terjadi dalam frekuensi 96,8 FM Jambi edisi Jumat, 30 Juli 2010 sekitar pukul 16.27 WIB. Kedua tokoh pengisi suara iklan saat seolah sedang berbelanja di salah satu tempat berbelanja yang ada di kota Jambi. Iklan ini menggunakan ragam bahasa bebas dan santai. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T tokoh B pengisi suara iklan Tropi; “Wah, kalo gitu, saya mau nambah belanja lagi ah.” mengimplikasikan bahwa T tokoh B tersebut memiliki keinginan untuk mendapatkan TV dengan cara melakukan kegiatan belanja.

4.1.3.1.6 Keinginan Berbicara dengan Menanyakan Keberadaan Seseorang
Tuturan berikut ini mengimplikasikan adanya keinginan t untuk berbicara pada seseorang dengan menanyakan keberadaanya.
T 63
A : Halo, ini Tari, Indahnya ada, Tante?
B : Waduh, Tarinnya ke Palcomtech tuh.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan yang dipasang oleh Palcomtech. T tokoh A mengimplikasikan keinginannya untuk berbicara melalui pesawat telepon dengan tokoh lain bernama Tari. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran tokoh A pengisi suara iklan Palcomtech dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan pertanyaan yang dihasilkan oleh tokoh A yang menanyakan dengan kalimat tanya, “Indahnya ada, Tante?”. Pertanyaan ini diutarakan lewat telepon untuk mengungkapkan keinginan tokoh A berbicara dengan Indah dengan menanyakan tentang keberadaan tokoh Indah terlebih dulu. Kemudian tokoh B menjawab pertanyaan tokoh A dengan menjelaskan bahwa tokoh Indah sedang berada di Palcomtech atau dengan kata lain sedang tidak berada di rumah.
T 63 pada iklan Palcomtech tersebut terjadi dalam frekuensi 96,8 FM Jambi edisi Rabu, 4 Agustus 2010 sekitar pukul 14.01 WIB. Kedua tokoh pengisi suara iklan saat itu seolah sedang berbicara lewat telepon. Tokoh A sebagai teman Tari dan tokoh B sebagai ibu Indah. Hal ini diperjelas dengan sapaan ‘tante’ yang diproduksi oleh tokoh A. Iklan ini menggunakan ragam bahasa bebas dan santai dengan efek suara layaknya di telepon. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T tokoh A pengisi suara iklan Palcomtech; “Halo Ini Tari, Indahnya ada, Tante?” mengimplikasikan bahwa T tokoh A tersebut memiliki keinginan untuk berbicara dengan tokoh Tari melalui pesawat telepon.



4.1.3.1.7 Keinginan untuk Diajak Makan-Makan dengan Mengingatkan
Tuturan berikut ini mengimplikasikan adanya keinginan t untuk diajak makan-makan dengan cara mengingatkan.
T 64
Meila : Sahabat kita ada yang berulang tahun nih, Bung.
Deden : Iya deh, bagi yang ulang tahun jangan lupa makan-makan ya!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh penyiar Deden. T Deden mengimplikasikan keinginannya untuk diajak makan-makan dengan cara mengingatkan. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran penyiar Deden dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis mengingatkan. Dialog diawali dengan pertanyaan yang dihasilkan peneliti yang menginformasikan bahwa ada pendengar atau sahabat El-John yang pada hari itu berulang tahun. T tersebut dihasilkan peneliti setelah menerima dan membacakan pesan singkatnya yang juga menginformasikan bahwa dirinya sedang berulang tahun. T peneliti kemudian menimbulan respon oleh rekan siaran Deden yang menuturkan bahwa ia juga ingin diajak makan-makan dalam rangka hari ulang tahun pendengar dengan mengatakan, “Iya deh, bagi yang ulang tahun jangan lupa makan-makan ya!”. T Deden tersebut ditujukan pada pendengar yang mengirimkan pesan singkat pada program yang sedang berlangsung.
T 64 pada T Deden tersebut terjadi dalam program Request Hour 1 yang dibawakannya bersama peneliti edisi Jumat, 6 Agustus 2010 sekitar pukul 14.09 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan menggunakan ragam bahasa bebas dan santai. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Iya deh, bagi yang ulang tahun jangan lupa makan-makan ya!” mengimplikasikan bahwa Deden memiliki keinginan untuk diajak makan-makan dengan cara mengingatkan terlebih dulu.

4.1.3.2 Menawarkan
4.1.3.2.1 Menawarkan Tempat dengan Menginformasikan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n menawarkan sesuatu dengan cara menggunakan SP menginformasikan.
T 3
Iklan : “Trona tempat hemat uang belanja Anda!
Dapatkan segera diskon 15% buku paket pelajaran SD, SMP, SMU di Trona toko buku. Ayo, dapatkan segera jangan sampe kehabisan!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T iklan Trona yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa pengisi suara iklan tersebut menawarkan diskon yang terdapat di tempat belanja Trona. T iklan Trona mengimplikasikan penawaran yang ditujukan kepada pendengar. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran pengisi suara iklan dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan. T berupa narasi iklan yang sepenuhnya memaparkan informasi berupa keunggulan berbelanja di Trona.
T 3 di atas mengudara pada frekuensi 96,8 FM edisi Kamis, 15 Juli 2010 sekitar pukul 09.02 WIB. Iklan ini menggunakan ragam resmi dengan durasi sekitar satu menit. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T pengisi suara iklan Trona; “Trona tempat hemat uang belanja Anda!” mengimplikasikan bahwa iklan tersebut menawarkan agar pendengar berbelanja ke Trona dengan cara menginformasikan keunggulan produk dan diskon yang ada.

4.1.3.2.2 Menawarkan dengan Bertanya
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n menawarkan sesuatu dengan cara bertanya terlebih dulu.
T 51
Reza : “Gimana kalau hari ini saya ajak Anda menyimak pesona wisata Bengkulu?”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Reza yang mengandung implikasi percakapan. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Reza menawarkan untuk memberikan informasi seputar pariwisata yang ada di Bengkulu. Tawaran tersebut ditujukan kepada pendengar program Zhao Shang Hao. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Reza dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. T berupa tuturan Reza yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar.
T 51 di atas diproduksi pada program Zhao Shang Hao edisi Kamis, 29 Juli 2010 sekitar pukul 08.30 WIB. Program ini berdurasi tiga jam dengan memaparkan informasi seputar pariwisata, bisnis dan gaya hidup dengan ragam resmi mulai pukul 06.00 sampai dengan 09.00 WIB. Sudah menjadi tugas Reza untuk memaparkan informasi mengenai pariwisata, namun untuk berinteraksi dengan pendengarnya, ia melakukan penawaran informasi dengan bertanya terlebih dulu. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Reza; ““Gimana kalau hari ini saya ajak Anda menyimak pesona wisata Bengkulu?” mengimplikasikan bahwa Reza menawarkan agar pendengar menyimak informasi yang akan diberikannya.

4.1.3.2.3 Menawarkan dengan Mengingatkan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n menawarkan sesuatu dengan cara mengingatkan.
T 54
Iklan : “Ingat, beli buku tulis merk Aldo dan Kiky setiap satu pack dan dapatkan juga kupon undiannya!”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T pengisi suara iklan dan mengandung IP menawarkan. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa pengisi suara iklan menawarkan pendengar radio untuk membeli buku tulis merk Aldo dan Kiky. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran pengisi suara iklan Tropi tersebut dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis mengingatkan. T berupa tuturan narasi iklan yang dipasang oleh pihak Tropi di radio El-John FM Jambi.
T 54 di atas diproduksi pada edisi Jumat, 30 Juli 2010 sekitar pukul 16.28 WIB. Iklan ini berdurasi kurang lebih satu menit yang memaparkan informasi seputar produk terbaru dari Tropi. T bermaksud menawarkan dengan cara mengingatkan. Ragam bahasa yang digunakan pada iklan ini adalah ragam bahasa resmi. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T pengisi suara iklan; ““Ingat, beli buku tulis merk Aldo dan Kiky setiap satu pack dan dapatkan juga kupon undiannya!” mengimplikasikan bahwa iklan tersebut menawarkan dengan cara mengingatkan pendengar.

4.1.3.3 Penolakan
4.1.3.3.1 Penolakan dengan Cara Bertanya
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan penolakan t terhadap ajakan n dengan bertanya.
T 9
A : Gie, kita mampir ke Princess Komputer yuk! (Gie, ayo kita mampir ke Princess Komputer)
B : Emang mau ngapain ke sana? Uang aja loe ngga punya! (Emang mau apa disana? Uang saja kamu tidak punya!)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T B yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan Princess Komputer. T B mengimplikasikan penolakannya saat A mengajaknya mengunjungi suatu tempat. Implikasi tersebut didukung pula oleh kalimat selanjutnya yang masih dituturkan oleh B, “Uang aja loe nggak punya”. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T B dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan ajakan yang dihasilkan T A yang mengajaknya mengunjungi Princess Komputer. T tersebut dihasilkan A yang ditujukan pada B agar menemaninya mengunjungi tempat yang diinginkannya. B kemudian menjawab ajakan A dengan penolakan. Implikasi penolakan ini tersirat dalam kalimat tanya yang ia tujukan pada A. B kemudian juga memaparkan kalimat berikutnya yang mendukung implikasi penolakan tersebut.
T 9 di atas terjadi dalam iklan Princess Komputer edisi Jumat, 16 Juli 2010 sekitar pukul 15.17 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit menggunakan ragam bahasa gaul. Hal ini terlihat juga dari penggunaan sapaan “loe” pada T 9. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T B; “Emang mau ngapain ke sana?” mengimplikasikan bahwa B mengupayakan penolakan ajakan terhadap tokoh A dalam iklan Princess Komputer.

4.1.3.3.1 Penolakan dengan Cara Menginformasikan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan penolakan t terhadap ajakan n dengan menginformasikan.
T 9
A : Gie, kita mampir ke Princess Komputer yuk! (Gie, ayo kita mampir ke Princess Komputer)
B : Emang mau ngapain ke sana? Uang aja loe ngga punya! (Emang mau apa disana? Uang saja kamu tidak punya!)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T B yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan Princess Komputer. T B mengimplikasikan penolakannya saat A mengajaknya mengunjungi suatu tempat. Implikasi tersebut didukung pula oleh kalimat sebelumnya yang masih dituturkan oleh B, “Emang mau ngapain ke sana”. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T B dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan ajakan yang dihasilkan T A yang mengajaknya mengunjungi Princess Komputer. T tersebut dihasilkan A yang ditujukan pada B agar menemaninya mengunjungi tempat yang diinginkannya. B kemudian menjawab ajakan A dengan penolakan. Implikasi penolakan ini tersirat dalam kalimat tanya yang ia tujukan pada A. B kemudian juga memaparkan kalimat berikutnya yang mendukung implikasi penolakan tersebut.
T 9 di atas terjadi dalam iklan Princess Komputer edisi Jumat, 16 Juli 2010 sekitar pukul 15.17 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit menggunakan ragam bahasa gaul. Hal ini terlihat juga dari penggunaan sapaan “loe” pada T 9. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T B; “Uang aja loe nggak punya” mengimplikasikan bahwa B mengupayakan penolakan ajakan terhadap tokoh A dalam iklan Princess Komputer

4.1.3.4 Mengingatkan
4.1.3.4.1 Mengingatkan dengan Menginformasikan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengingatkan dengan cara menginformasikan.
T 62
Deden : Wah, sudah lima puluh tujuh menit lepas dari pukul dua siang ya.
Meila : Oh iya yah, nggak terasa.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden mengingatkan rekan siarannya dan pendengar programnya bahwa waktu siaran atau durasi pada program tersebut akan segera berakhir. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan fakta. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar.
T 62 di atas diproduksi pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 3 Agustus 2010 sekitar pukul 14.57 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membacakan pesan singkat yang dikirim pendengar di nomor 081927498888 mulai pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Kemudian, pada saat menit ke lima puluh tujuh lepas dari pkul dua siaang, Deden memproduksi T yang menginformasikan waktu pada saat itu. Namun, mengingat program Request Hour 1 hanya samapai ke pukul 15.00, informasi waktu tersebut menjadi cara Deden mengungkapkan bahwa sudah saatnya dia dan peneliti menyudahi program acara tersebut. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Wah, sudah lima puluh tujuh menit lepas dari pukul dua siang ya” mengimplikasikan bahwa Deden mengingatkan bahwa program acara akan segera berakhir dengan cara menginformasikan fakta.

4.1.3.4.2 Mengingatkan dengan Bertanya
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengingatkan dengan cara bertanya.
T 18
A : Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ni, Ma. (Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ini, Ma)
B : Emangnya Papa dokter apa? Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa. (Memangnya papa dokter apa? Lebih baik ke Mentari Medical Spesialis, Pa)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T B yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan Mentari Medical Specialis. T B mengimplikasikan sebuah bentuk pengingatan saat A mengeluhkan kondisi kesehatannya. T B bertujuan mengingatkan A bahwa A bukanlah seorang dokter. Implikasi tersebut didukung pula oleh kalimat selanjutnya yang masih dituturkan oleh B, “Mending k Mentari Medical sepecialis, Pa”. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T B dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan keluhan kesehatan yang dihasilkan T A yang kemudian menebak atau mengira-ngira penyakitnya sendiri. T tersebut dihasilkan A yang ditujukan pada B. Pengisi suara iklan ini seolah adalah suami dan istri yang sedang berdialog. Hal ini terlihat dari sapaan “Ma” dan “Pa” yang diucapkan dalam dialog. Implikasi mengingatkan ini tersirat dalam kalimat tanya yang B tujukan pada A. B kemudian juga memaparkan kalimat berikutnya yang mendukung implikasi mengingatkan tersebut. B mengingatkan A bahwa A bukanlah seorang dokter yang bisa menganalisa penyakit dari keluhan-keluhan yang dirasakannya.
T 18 di atas terjadi dalam iklan Mentari Medical Spesialis edisi Senin, 19 Juli 2010 sekitar pukul 10.45 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit menggunakan ragam bahasa bebas dan santai. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T B; “Emang Papa doketr apa?” mengimplikasikan bahwa B mengingatkan A bahwa A bukanlah seorang dokter.

4.1.3.4.3 Mengingatkan dengan Menilai
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengingatkan dengan cara menilai.
T 21
Deden : “Untuk itu sahabat, pasti sangat rugi jika kita menjadi salah satu dari orang yang pemalas seperti tema kita pada malam hari ini”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden mengingatkan pendengar programnya bahwa akan sangat rugi menjadi seseorang yang pemalas. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menilai. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar. Deden menilai sendiri bahwa akan sangat rugi bila menjadi orang pemalas. Malam itu ia sedang membawakan tema “Pemalas” pada program siarannya dan mengundang opini pendengar lewat SMS di nomor 081927498888.
T 21 di atas diproduksi pada program Sweet Dream edisi Selasa, 20 Juli 2010 sekitar pukul 21.30 WIB. Program ini berdurasi tiga jam dengan membawakan sebuah tema menarik seputar kehidupan dan juga membacakan pesan singkat berupa opini yang dikirim pendengar mulai pukul 21.00 sampai dengan 24.00 WIB. Kemudian, pada pertengahan siarannya, Deden memproduksi T yang berupa penilaiannya sendiri terhadap dampak bagi seorang pemalas. Dengan cara tersebut, Deden bertujuan agar pendengar programnya agar tidak menjadi pemalas karena menurutnya akan sangat rugi. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Untuk itu sahabat, pasti sangat rugi jika kita menjadi salah satu dari orang yang pemalas seperti tema kita pada malam hari ini” mengimplikasikan bahwa Deden mengingatkan pendengarnya agar tidak menjadi pemalas karena menurut penilaiannya, menjadi pemalas itu sangat rugi.

4.1.3.4.4 Mengingatkan dengan Ajakan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengingatkan dengan menggunakan satuan pragmatis berupa ajakan.
T 22
Meila : Kesehatan pastinya sangat penting ya, Bung!
Reza : Benar sekali. Untuk itu sebaiknya Sahabat mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang sangat berbahaya ini.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Reza yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Reza mengingatkan pendengar dengan ajakan untuk mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang menurut informasinya penyakit itu sangat berbahaya. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Reza dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis mengajak. T berupa tuturan Reza yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar paa program bincang yang disiarkan berdua. Reza mengajak pendengarnya mewaspadai gejala penyakit IPD yang mengimplikasikan sebuah pengingatan terhadap bahaya penyakit tersebut. Pagi itu peneliti dan Reza sedang mebincangkan seputar penyakit IPD. Setelah memaparkan beberapa informasi, peneliti meyakinkan dirinya, rekan siarannya dan pendengar bahwa kesehatan jelas sangatlah penting. Kemudian Reza menimpali ucapan peneliti dengan mengaitkannya pada penyakit IPD yang sedang mereka bahas. T Reza bertujuan mengingatkan pendengarnya bahwa kesehatan itu penting dengan menghindari penyakit IPD.
T 22 di atas diproduksi pada program Bincang Pagi Kesehatan edisi Rabu, 21 Juli 2010 sekitar pukul 09.25 WIB. Program ini berdurasi satu jam dengan membawakan tema menarik seputar kesehatan. Program dimulai pukul 09.00 sampai dengan 10.00 WIB. Kemudian, pada pertengahan siarannya, Reza memproduksi T yang berupa ajakannya untuk menjaga kesehatan dengan baik. Dengan cara tersebut, Reza bertujuan agar pendengar programnya agar menjaga kesehatan dan mengindari diri dari penyakit IPD. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Reza; Untuk itu sebaiknya Sahabat mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang sangat berbahaya ini mengimplikasikan bahwa Reza mengingatkan pendengarnya agar menjaga kesehatan dan menjauhkan diri dari penyakit IPD dengan cara mengajak.

4.1.3.4.5 Mengingatkan dengan Melarang
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengingatkan dengan menggunakan satuan pragmatis berupa larangan.
T 24
Irvo : “Informasi mengenai prakiraan cuaca akan hadir sesaat lagi, don’t go anywhere!” (Informasi mengenai prakiraan cuaca akan hadir sesaat lagi, jangan kemana-mana!)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Irvo yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Irvo mengingatkan akan memberikan informasi mengenai prakiraan cuaca kepada pendengar dengan larangan “Jangan kemana-mana” atau berarti larangan untk berpibndah frekuensi radio. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Irvo dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis melarang. T berupa tuturan Irvo yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar paa program memaparkan informasi berita selama dua jam. Irvo mengajak pendengarnya untuk tetap mendengarkannya dengan cara memberikan petunjuk tentang informasi yang akan diketengahkannya kemudian adalah informasi mengenai prakiraan cuaca. Petunjuk tersebut dimanfaatkannya sebagai dasar agar pendengar tidak berpindah frekuensi radio.
T 24 di atas diproduksi pada program Todays Event edisi Kamis, 22 Juli 2010 sekitar pukul 10.30 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membawakan berita daerah, nasional dan internasional. Program dimulai pukul 10.00 sampai dengan 12.00 WIB. Kemudian, pada pertengahan siarannya, Irvo memproduksi T yang berupa larangan. Dengan cara tersebut, Irvo bertujuan agar pendengar programnya menyimak informasi prakiraan cuaca yang akan diberikannya setelah iklan dan lagu. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Irvo; “Informasi mengenai prakiraan cuaca akan hadir sesaat lagi, don’t go anywhere!” mengimplikasikan bahwa Irvo mengingatkan pendengarnya agar menyimak informasi seputar prakiraan cuaca yang akan diberikannya setelah jeda lagu dan iklan dengan cara melarang.

4.1.3.5 Menyindir
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n menyindir t dengan cara bertanya.
T 65
Deden : Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni? (Kok cuacanya tidak menentu, Mbak Meila sudah mandi belum ini?
Meila : Enak aja. (Enak saja)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden menyindir peneliti sebagai rekan siarannya. Tujuan Deden menuturkan T untuk bergurau yang biasa dilakukan pada program acara dengan format santai. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama dengan peneliti. Sekitar pertengahan program, Deden mengambil jeda siaran dengan bergurau kepada peneliti. Gurauan tersebut ditanggapi dengan ragam santai oleh peneliti dengan mengatakan “enak aja!” yang berarti peneliti tidak seperti apa yang ditanyakan Deden.
T 65 di atas diproduksi pada program Request Hour 1 edisi Jumat, 6 Agustus 2010 sekitar pukul 14.02 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membacakan pesan singkat yang dikirim pendengar di nomor 081927498888 mulai pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Deden memproduksi T yang berusaha menyindir peneliti dengan mengaitkannya pada kondisi cuaca yang saat itu tidak menentu. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni?” mengimplikasikan bahwa Deden menyindir t dengan cara bertanya.

4.1.3.6 Mengeluh
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n mengeluhkan kondisinya kepada t dengan cara bertanya.
T 55
A : Aduh, kok jadi redup gini ya lampunya? Mana suka idup mati lagi. Bisa putus lampunya. (Aduh, kok jadi redup begini ya lampunya? Mana suka hidup mati lagi. Bisa putus lampunya)
B : Yah, payah nih. Ke rumah gue aja yuk! Lampunya lebih terang. (Yah, payah nih, Ayo, ke rumah saya saja! Lampunya lebih terang)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T A yang mengandung IP. T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan lampu Plano mengimplikasikan sebuah bentuk keluhan terhadap kondisi lampunya yang sering hidup dan mati. T A bertujuan menginformasikan kondisi yang dikeluhkannya kepada B. Implikasi tersebut didukung pula oleh jawaban B yang menawarkan solusi atas keluhan A. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T A dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan keluhan A yang dihasilkan T A. A menanyakan alasan kenapa lampu yang dipakainya dengan kondisi tidak baik. Tujuan A menanyakan kepada B adalah mengungkapkan keluhan dan mencari solusi atas keluhannya. T tersebut dihasilkan A yang ditujukan pada B dengan motif penawaran iklan lampu Plano kepada pendengar radio. Pengisi suara iklan ini seolah adalah sesama teman sebaya yang sedang berdialog. Ragam bahasa iklan menggunakan bahasa gaul yang terlihat pada penggunaan “gue” dan “idup”. Implikasi mengeluh ini tersirat dalam kalimat tanya yang A tujukan pada B. B kemudian memaparkan solusi atas keluhan A dengan cara mengajak A ke rumahnya.
T 55 di atas terjadi dalam iklan lampu Plano edisi Jumat, 30 Juli 2010 sekitar pukul 17.06 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T A; “Aduh, kok jadi redup gini ya lampunya?” mengimplikasikan bahwa A seang mengeluh kepada B dengan cara bertanya.



4.1.3.7 Menyatakan Rasa
4.1.3.7.1 Menyatakan Rasa Penasaran
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan rasa kaget yang dituturkan oleh penyiar ketika program sedang berlangsung.
T 7
Wulan : “Informasi ekonomi dan bisnis kali ini mengenai Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang terkoreksi tipis, bagaimana dampaknya ya?”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP. T yang diproduksi oleh penyiar Wulan tersebut mengimplikasikan rasa penasarannya terhadap dampak IHSG yang terkoreksi tipis. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran penyiar Wulan dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya tengah melaksanakan tugasnya sebagai penyiar. Wulan memberikan informasi seputar ekonomi dan bisnis mengenai Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam memaparkan informasinya, rasa penasaran Wulan kemudian muncul dan dikeluarkannya dalam T berbentuk kalimat tanya.
T Wulan tersebut terjadi dalam sebuah program Zhao Shang Hao edisi Jumat, 16 Juli 2010 sekitar pukul 07.00 WIB. Wulan sedang melaksanakan tugasnya memberikan informasi seputar IHSG. Saat itu IHSG memang sedang terkoreksi tipis sehingga memunculkan rasa penasaran Wulan akan dampaknya yang akan signifikan atau justru biasa saja. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Informasi ekonomi dan bisnis kali ini mengenai Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang terkoreksi tipis, bagaimana dampaknya ya?” mengimplikasikan bahwa T Wulan menyatakan rasa penasaran terhadap dampak informasi yang diberikannya.

4.1.3.7.2 Menyatakan Rasa Sakit
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan rasa sakit yang dituturkan oleh penyiar ketika program sedang berlangsung.
T 28
Wulan : “Kira-kira sakit nggak ya rasanya kalo cinta bertepuk sebelah tangan?”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP. T yang diproduksi oleh penyiar Wulan tersebut mengimplikasikan rasa sakit apabila cinta terjadi dan bertepuk sebelah tangan. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran penyiar Wulan dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya tengah melaksanakan tugasnya sebagai penyiar. Wulan memberikan informasi seputar cinta dalam program yang membahas permasalahan cinta pendengar. Dalam memaparkan informasinya, Wulan mengungkapkan rasa sakit apabila terjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan dengan mengeluarkan pertanyaan pada tuturannya. Pertanyaan tersebut sekaligus menginformasikan bahwa malam itu ia akan membahas seputar cinta yang bertepuk sebelah tangan.
T Wulan tersebut terjadi dalam sebuah program Dr Love edisi Sabtu, 24 Juli 2010 sekitar pukul 19.10 WIB. Wulan sedang melaksanakan tugasnya memberikan informasi seputar cinta. Program ini muncul seminggu sekali dan mengundang permasalahan cinta lewat pesan singkat yang akan dibacakan dan dibahas oleh Wulan. Wulan secara tersirat mengungkapkan bahwa cinta yang bertepuk sebelah tangan itu menyakitkan hati. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Kira-kira sakit nggak ya rasanya kalo cinta bertepuk sebelah tangan?” mengimplikasikan bahwa T Wulan menyatakan rasa sakit cinta bertepuk sebelah tangan yang ingin diinformasikan kepada pendengar.



4.1.3.7.3 Menyatakan Rasa Ragu
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan rasa ragu yang dituturkan oleh wacana iklan Selincah Park Residence.
T 36
B : Bukan itu saja, Pak! Tempatnya juga strategis. 15 menit ke bandara dan 10 menit ke pusat perbelanjaan atau ke pasar tradisional.
A : Darimana kamu tahu?
B : La, soalnya istri saya juga betah disana, Pak. Saya sama istri kan baru beli rumah di Selincah Park Resience.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T A yang mengandung IP. T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan Selincah Park Residence mengimplikasikan sebuah bentuk keraguan atas informasi yang diberikan oleh B. T A bertujuan menegaskan kepada B bahwa ia masih belum percaya apa yang dikatakan oleh B. Hal ini dilatarbelakangi juga motif penawaran dan penjelasan keunggulan produk mengingat wacana di atas terjadi pada ragam iklan. Implikasi tersebut didukung pula oleh jawaban B yang kemudian memberikan dasar penguat dan alasan penjelas yang mendukung pernyataan awalnya. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T A dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog iklan tersebut seolah diisi oleh percakapan antara atasan dan bawahan. Hal ini terlihat pada kata sapaan “Pak” yang digunakan oleh salah satu pengisi suara. Ragam bahasa iklan menggunakan bahasa resmi dan berdurasi sekitar satu menit. Implikasi menyatakan keraguan ini terdengar dari intonasi bicara tokoh A dan esensi yang mereka bicarakan.
T 36 di atas terjadi dalam iklan lampu Selincah Park Residence edisi Senin, 26 Juli 2010 sekitar pukul 11.40 WIB. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T A; “Darimana kamu tahu?” mengimplikasikan bahwa A sedang mengungkapkan rasa keraguannya terhadap B.

4.1.3.7.4 Menyatakan Rasa Tidak Terlalu Baik dan Tidak Terlalu Buruk
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan keadaan yang tidak terlalu baik dan tidak juga terlalu buruk.
T 45
Meila : Katanya, Bung Deden apa kabar?
Deden : Aduuh, kabar kabur ya..
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden mengungkapkan bahwa kabarnya kabur atau dapat diartikan tidak jelas. Dapat pula dimaknai kabarnya tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis mengeluh. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama peneliti dalam program yang memang disiarkan secara berdua.
T 45 di atas diproduksi Deden pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 27 Juli 2010 sekitar pukul 14.40 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membacakan pesan singkat yang dikirim pendengar di nomor 081927498888 mulai pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Kemudian, pada saat peneliti membacakan pesan singkat, peneliti mendapatkan SMS pendengar yang menanyakan kabar Deden. Deden kemudian menjawab dengan maksud berguarau sekaligus menerangkan bahwa kabarnya tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk alias kabur. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Kabar kabur ya” mengimplikasikan bahwa Deden menerangkan kabarnya tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk.

4.1.3.7.5 Menyatakan Rasa Takut
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan rasa takut yang dituturkan oleh penyiar dalam program siarannya.
T 50
Irvo : “Nah, ternyata sangat mengerikan sekali ya kalau ada musuh dalam selimut di sekitar kita”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Irvo yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Irvo mengungkapkan rasa takutnya terhadap dampak buruk bila ada musuh dalam selimut. Rasa takut ini tersirat dalam kata “mengerikan” yang ada dalam wacana. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Irvo dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menilai. T berupa tuturan Irvo yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar pada program yang mengangkat sebuah tema yakni “Musuh dalam Selimut”. T Irvo ditujukan kepada pendegar dengan efek mempangaruhi. Irvo tentu berharap tema yang diangkatnya bisa menarik untuk didengar serta bisa memberi pengaruh positif bagi pendengar. Untuk itu, Irvo mengungkapkan kengeriannya pada musuh dalam selimut yang mengimplikasikan bahwa ia takut terhadap kejahatan musuh dalam selimut agar pendengarnya bisa mewaspadai musuh dalam selimut itu sendiri.
T 50 di atas diproduksi pada program Sweet Dream edisi Rabu, 28 Juli 2010 sekitar pukul 21.12 WIB. Program ini berdurasi tiga jam dengan membawakan tema ringan seputar kehidupan. Kemudian, pada pertengahan siarannya, Irvo memproduksi T yang mengungkapkan rasa. Dengan cara tersebut, Irvo bertujuan agar pendengar programnya mempunyai rasa yang sama. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Irvo; “Nah, ternyata sangat mengerikan sekali ya kalau ada musuh dalam selimut di sekitar kita” mengimplikasikan bahwa Irvo menyatakan rasa takutnya akan pengaruh buruk dari musuh dalam selimut.

4.1.3.7.6 Menyatakan Rasa Kenyang
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan rasa kenyang yang diproduksi oleh penyiar Deden untuk menjawab pertanyaan peneliti saat siaran.
T 61
Meila : By the way, Bung Deden udah makan belom nih? (Ngomong-ngomong, Bung Deden sudah makan atau belum nih?)
Deden : Belom dua kali, Mbak! (Belum dua kali, Mbak)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden mengungkapkan rasa kenyang. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama peneliti dalam program yang memang disiarkan secara berdua.
T 61 di atas diproduksi Deden pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 3 Agustus 2010 sekitar pukul 14.30 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membacakan pesan singkat yang dikirim pendengar di nomor 081927498888 mulai pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Kemudian, pada saat peneliti membacakan pesan singkat, peneliti menanyakan pada rekan siarannya, Deden apakah sudah makan atau belum. Hal ini dikarenakan Deden mendadak bersuara pelan ketika siaran. Deden kemudian menjawab dengan maksud berguarau sekaligus menerangkan bahwa ia kenyang alias sudah makan. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Belom dua kali, Mbak” mengimplikasikan bahwa Deden menyatakan rasa kenyangnya pada peneliti dan pendengar.

4.1.3.8 Melarang
4.1.3.8.1 Melarang dengan Cara Mengingatkan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan larangan penyiar terhadap pendengar yang mengirimkan SMS terlalu panjang.
T 20
Meila : Waduh, sepertinya SMS yang satu ini keputus ya
Deden : Sayang sekali. Untuk sahabat yang mau berkirim salam ingat ya SMSnya sebaiknya jangan lebih dari 120 karakter ya!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Deden yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Deden melarang pengiriman SMS yang terlalu panjang. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Deden dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis mengingatkan. T berupa tuturan Deden yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama peneliti dalam program yang memang disiarkan secara berdua.
T 20 di atas diproduksi Deden pada program Request Hour 1 edisi Selasa, 20 Juli 2010 sekitar pukul 14.00 WIB. Program ini berdurasi dua jam dengan membacakan pesan singkat yang dikirim pendengar di nomor 081927498888 mulai pukul 13.00 sampai dengan 15.00 WIB. Kemudian, pada saat peneliti membacakan pesan singkat, peneliti menemukan pesan singkat yang terputus atau hanya terkirim sebagian. Sementara sebagian teks lainnya hilang karena alasan teknis. Penyiar Deden kemudian memproduksi T yang mengingatkan agar pendengar tidak mengirimkan SMS terlalu panjang karena bisa menyebabkan terputusnya pesan singkat dan tidak dapat dibaca. T Deden tersebut sekaligus mengimplikasikan larangan kepada pendengar agar tidak berkirim salam lewat SMS yang terlalu panjang dan mengirimkan pesan singkat tidak lebih dari 120 karakter saja Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Deden; “Untuk sahabat yang mau berkirim salam ingat ya SMSnya sebaiknya jangan lebih dari 120 karakter ya!” mengimplikasikan bahwa Deden melarang dengan cara mengingatkan pendengarnya.

4.1.3.8.2 Melarang dengan Cara Bertanya
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan larangan penyiar terhadap tindak pidana korupsi yang diungkapkannya dengan cara bertanya.
T 33
Meila : Semoga saja dana BOS ini penggunaannya transparan ya mbak.
Wulan : Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Wulan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Wulan melarang adanya korupsi pada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang saat itu sedang dibincangkan menjadi tema siaran. T Wulan ditujukan khususnya kepada pihak pemerintah yang mengelola pencairan dana BOS.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Wulan dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. T berupa tuturan penyiar Wulam yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama peneliti dalam program yang memang disiarkan secara berdua.
T 33 di atas diproduksi Wulan pada program Bincang Pagi edisi Senin, 26 Juli 2010 sekitar pukul 09.25 WIB. Program ini berdurasi satu jam dengan memperbincangkan sebuah tema tentang agenda kota yang ada. Program dimulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB. Kemudian, pada saat peneliti dan penyiar Wulan membicarakan soal pencairan dana BOS, peneliti menuturkan harapan agar pencairan dana BOS bisa transparan dalam penggunaannya. Wulan kemudian memproduksi T dengan bertanya tentang nasib pendidikan dan mengaitkannya dengan berandai apabila dana BOS tersebut dikorupsi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?” mengimplikasikan bahwa penyiar Wulan melarang dengan cara mengingatkan bertanya retoris kepada peneliti dan pendengarnya.

4.1.3.8.3 Melarang dengan Cara Menginformasikan
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan larangan untuk melanggar peraturan lalu lintas yang diproduksi oleh T iklan layanan masyarakat.
T 60
Iklan : “Wajib menyalakan lampu utama pada siang hari dan menggunakan lajur kiri pada saat berkendara di jalan!”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T pengisi suara iklan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi pengisi suara melarang pendengar pada khususnya an masyarakat pada untuknya agar tidak melanggar peraturan lalu lintas saat berkendara di jalan raya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran iklan layanan masyarakat yang bekerjasama dengan Satuan Lalu Lintas Poltabes Jambi dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis menginformasikan. T berupa tuturan pengisi suara iklan yang sedang memaparkan peraturan lalu lintas. Implikasi pragmatis melarang terlihat dari penggunaan kata “wajib” pada T yang berari melarang t untuk melanggar peraturan tersebut.
T 60 di atas diproduksi pada edisi Minggu, 1 Agustus 2010 sekitar pukul 13.13 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit dengan narasi peraturan lalu lintas. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T pengisi suara iklan; ““Wajib menyalakan lampu utama pada siang hari dan menggunakan lajur kiri pada saat berkendara di jalan!”” mengimplikasikan bahwa pengisi suara melarang pendengar dan masyarakat Jambi melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh yang berwenang.

4.1.3.9 Meminta
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar meminta pendengar tetap pada programnya dengan cara melarang.
T 17
Meila : Perbincangan agenda kota kita semakin menarik ya mbak.
Wulan : Iya, benar sekali. Tapi nanti informasi mengenai produksi gas 3 kg akan kita lanjutakan setelah yang berikut ini. Jangan geser frekuensi radio Anda!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Wulan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Wulan meminta pendengar untuk tetap mendengarkan frekuensi 96,8 FM. T Wulan ditujukan khususnya kepada pendengar dengan cara berbincang pada peneliti pada program yang memang isiarkan berdua.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Wulan dengan bentuk lingual kalimat perintah dan satuan pragmatis melarang. T berupa tuturan penyiar Wulam yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar bersama peneliti dalam program Bincang Pagi.
T 17 di atas diproduksi Wulan pada program edisi Senin, 19 Juli 2010 sekitar pukul 09.19 WIB. Program ini berdurasi satu jam dengan memperbincangkan sebuah tema tentang agenda kota yang ada. Program dimulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB. Kemudian, pada saat peneliti dan penyiar Wulan membicarakan soal produksi gas 3 kilogram, peneliti menilai bahwa perbincangan mereka semakin menarik. Wulan kemudian memproduksi T dengan melarang pendengar untuk berpindah program. T Wulan di dukung lagi dengan alasan bahwa peneliti dan Wulan akan melanjutkan lagi perbincangannya. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Jangan geser frekuensi radio Anda!” mengimplikasikan bahwa penyiar Wulan meminta pendengar untuk tidak berpindah frekuansi dengan cara melarang.

4.1.3.10 Mengajak
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan t mengajak n ke suatu tempat dengan cara menginformasikannya.
T 18
A : Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ni, Ma. (Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ni, Ma)
B : Emangnya Papa dokter apa? Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa. (Memangnya Papa dokter apa? Mending ke Mentari Medical Spesialis)
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T B yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan Mentari Medical Specialis mengimplikasikan sebuah bentuk ajakan saat A mengeluhkan kondisi kesehatannya. T B bertujuan mengajak A ke Mentari Medical Spesialis dengan cara menginformasikannya sebagai solusi. Implikasi tersebut didukung pula oleh kalimat sebelumnya yang masih dituturkan oleh B, “Emangnya Papa dokter apa?”. Kalimat ini berfungsi untuk memperkuat ajakan B terhadap A. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran T B dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menawarkan. Dialog diawali dengan keluhan kesehatan yang dihasilkan T A yang kemudian menebak atau mengira-ngira penyakitnya sendiri. T tersebut dihasilkan A yang ditujukan pada B. Pengisi suara iklan ini seolah adalah suami dan istri yang sedang berdialog. Hal ini terlihat dari sapaan “Ma” dan “Pa” yang diucapkan dalam dialog. Implikasi ajakan tersirat dalam informasi yang B tujukan pada A. B mengajak A untuk memeriksa penyakitnya dengan cara pergi ke Mentari Medical Spesialis.
T 18 di atas terjadi dalam iklan Mentari Medical Spesialis edisi Senin, 19 Juli 2010 sekitar pukul 10.45 WIB. Iklan ini berdurasi sekitar satu menit menggunakan ragam bahasa bebas dan santai. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T B; “Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa.” mengimplikasikan bahwa B mengajak A pergi ke Mentari Medical Spesialis untuk memeriksa kondisi kesehatan A.

4.1.3.11 Menginformasikan
4.1.3.11.1 Menginformasikan dengan Cara Mengajak
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar menginformasikan kepada pendegar dengan cara mengajak.
T 49
Wulan : “Dalam moment special kali ini, saya akan mengajak Anda untuk mengikuti rangkaian touring finalis PPI Provinsi Jambi”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Wulan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Wulan akan menginformasikan seputar kegiatan Pemilihan Putri Indonesia Propinsi Jambi dengan cara mengajak pendengar. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Wulan dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis mengajak. T berupa tuturan penyiar Wulan yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar. Program ini merupakan program yang memaparkan informasi seputar kegiatan-kegiatan yang ada dan terjadi seputar Jambi dengan ragam bahasa resmi.
T 49 di atas diproduksi Wulan pada program edisi Rabu,28 Juli 2010 sekitar pukul 15.15 WIB. Program dimulai pukul 15.00 WIB sampai 16.00 WIB. Kemudian, pada permulaan program, penyiar Wulan mengajak pendengar untuk mengikuti rangkaian touringnya. Namun, dalam hal ini penyiar Wulan tidak benar-benar mengajak mengikuti sebuah perjalanan. Melainkan hanya akan memberikan informasinya saja kepada pendengar pada program tersebut. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Dalam moment special kali ini, saya akan mengajak Anda untuk mengikuti rangkaian touring finalis PPI Provinsi Jambi” mengimplikasikan bahwa penyiar Wulan menginformasikan kepada pendengar seputar kegiatan PPI dengan cara mengajak.



4.1.3.11.2 Menginformasikan dengan Cara Bertanya
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa n menginformasikan kepada t dengan cara bertanya.
T 67
A : Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?
B : Ya jelas tahu donk!
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan yang dipasang oleh Tropi menginformasikan sesuatu dengan bertanya pada t. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran tokoh A pengisi suara iklan Tropi dengan bentuk lingual kalimat tanya dan satuan pragmatis bertanya. Dialog diawali dengan pertanyaan yang dihasilkan oleh tokoh A yang menanyakan dengan kalimat tanya, “Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?”. Pertanyaan ini diutarakan A dengan tujuan sekaligus menginformasikan kepada B dan pendengar bahwa terdapat diskon lagi di Tropi. Implikasi ini tersirat pada kalimat tanya tokoh A.
T 67 pada iklan Palcomtech tersebut terjadi dalam frekuensi 96,8 FM Jambi edisi Minggu, 8 Agustus 2010 sekitar pukul 08.00 WIB. Kedua tokoh pengisi suara iklan saat itu seolah sedang berbicara dalam sebuah dialog iklan. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T tokoh A pengisi suara iklan Palcomtech; “Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?” mengimplikasikan bahwa T tokoh A tersebut memiliki implikasi menginformasikan dengan cara bertanya.

4.1.3.11.3 Menginformasikan dengan Cara Mengeluh
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar menginformasikan kepada pendengar bahwa jam siarannya sudah habis dengan cara mengeluh.
T 39
Wulan : “Sayangnya waktu kita sudah habis…”
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Wulan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Wulan menginformasikan akan segera mengakhiri program acara karena factor durasi waktu yang sudah habis. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Wulan dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis mengeluh. T berupa tuturan penyiar Wulan yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar. Program ini merupakan program yang memaparkan informasi seputar pariwisata dunia dengan opening bahasa Mandarin.
T 39 di atas diproduksi Wulan pada program edisi Senin, 26 Juli 2010 sekitar pukul 12.55 WIB. Program dimulai pukul 12.00 WIB sampai 13.00 WIB. Kemudian, pada akhir acara, penyiar Wulan menuturkan keluhannya dengan menyayangkan bahwa waktunya sudah habis. Hal ini mengimplikasikan kepada pendengar bahwa penyiar Wulan akan segera mengakhiri program acara dengan mengeluhkan durasi waktunya yang sudah habis. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Sayangnya waktu kita sudah habis” mengimplikasikan bahwa penyiar Wulan menginformasikan kepada pendengar akan mengakhiri program acara dengan cara mengeluh.

4.1.3.11.4 Menginformasikan dengan Cara Menilai
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa penyiar menginformasikan kepada pendengar dan rekan siarannya dengan cara menilai.
T 41
Reza : Bincang kali ini kita akan bahas tentang hukum adat nih, Mbak.
Wulan : Tepat sekali. Hukum adat pastinya penting sekali keberadaannya di Indonesia ya.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T Wulan yang mengandung IP. T yang diproduksi tersebut mengimplikasi bahwa Wulan menginformasikan bahwa hukum adat merupakan hukum yang penting di Indonesia dengan cara menilai. Berikut analisisnya.
Dari contoh tuturan di atas dapat dilihat dari ujaran Wulan dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menilai. T berupa tuturan penyiar Wulan yang sedang melaksanakan tugasnya sebagai penyiar pada program yang disiarkan berdua bersama Reza.
T 41 di atas diproduksi Wulan pada program edisi Selasa, 27 Juli 2010 sekitar pukul 09.15 WIB. Program dimulai pukul 09.00 WIB sampai 10.00 WIB. Kemudian, pada pertengahan program, Reza memproduksi T dengan menyatakan bahwa mereka berdua akan memperbincangkan seputar hukum adat. Kemudian dilanjutkan Wulan yang memproduksi T dengan menilai bahwa hukum adat itu sangat penting keberadaanya di Indonesia. T Wulan ditujukan kepada pendengar dan rekan siarannya dengan maksud sekaligus menginformasikan bahwa perbincangan mereka cukup penting untuk disimak. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T Wulan; “Hukum adat pastinya penting sekali keberadaannya di Indonesia ya” mengimplikasikan bahwa penyiar Wulan menginformasikan dengan cara menilai bahwa perbincangannya cukup penting untuk disimak.

4.1.3.11.5 Menginformasikan Secara Tidak Langsung dengan Informasi Lain
Tuturan berikut ini merupakan ujaran yang mengimplikasikan bahwa t menginformasikan kepada n tentang sesuatu dengan cara menginformasikan sesuatu yang lain.
T 63
A : Halo ini Tari, Indahnya ada, Tante?
B : Waduh, Indahnya ke Palcomtech tuh.
Agar dapat diperoleh gambaran yang lebih konkret dilakukan analisis makna pragmatis dengan melibatkan aspek situasi ujar yang melatari sebuah T yang mengandung IP bahwa T yang diproduksi oleh pengisi suara iklan yang dipasang oleh Palcomtech menginformasikan sesuatu dengan cara menginformasika sesuatu yang lain. T tokoh A menyatakan keinginannya untuk berbicara melalui pesawat telepon dengan tokoh lain bernama Indah. Kemudian tokoh B menjawab keinginan tokoh A dengan cara menginformasikan keberadaan Indah. Berikut analisisnya.
Dari contoh percakapan di atas dapat dilihat dari ujaran tokoh A pengisi suara iklan Palcomtech dengan bentuk lingual kalimat berita dan satuan pragmatis menginformasikan fakta. Dialog diawali dengan pertanyaan yang dihasilkan oleh tokoh A yang menanyakan dengan kalimat tanya, “Indahnya ada, Tante?”. Pertanyaan ini diutarakan lewat telepon untuk mengungkapkan keinginan tokoh A berbicara dengan Indah dengan menanyakan tentang keberadaan tokoh Indah terlebih dulu. Kemudian tokoh B menjawab pertanyaan tokoh A dengan menjelaskan bahwa tokoh Indah sedang berada di Palcomtech. T B ini mengimplikasikan bahwa B menginformasikan kepada A bahwa Indah tidak ada di rumah dengan cara menginformasikan bahwa Indah ke Palcomtech.
T 63 pada iklan Palcomtech tersebut terjadi dalam frekuensi 96,8 FM Jambi edisi Rabu, 4 Agustus 2010 sekitar pukul 14.01 WIB. Kedua tokoh pengisi suara iklan saat itu seolah sedang berbicara lewat telepon. Tokoh A sebagai bernama Tari sebagai teman Indah dan tokoh B sebagai ibu Indah. Hal ini diperjelas dengan sapaan ‘tante’ yang diproduksi oleh tokoh A. Iklan ini menggunakan ragam bahasa bebas dan santai dengan efek suara layaknya di telepon. Jadi, dengan mempertimbangkan aspek-aspek situasi ujar seperti penutur, petutur, konteks, tujuan, tindak lokusi, dan tuturan dapat dikatan bahwa T tokoh A pengisi suara iklan Palcomtech; “Waduh, Indahnya ke Palcomtech tuh.” mengimplikasikan bahwa T tokoh B tersebut memiliki implikasi menginformasikan bahwa Indah sedang tidak ada di ruimah.

4.2 Pembahasan
Hasil penelitian analisis makna pragmatis ini sesuai dengan tujuan awal yakni mendiskripsikan bentuk lingual, satuan pragmatis dan implikasi pragmatis pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi. Proses mendapatkan data dilakukan peneliti dengan melalui tahap pendataan tuturan penyiar, pendengar dan pengisi suara iklan radio. Kemudian dilanjutkan dengan pengklasifikasian data serta analisis data dengan menggunakan analisis pragmatik. Peneliti menjalani dua alternatif cara dalam proses pemerolehan data. Pada siaran tunggal, peneliti ada di luar konteks percakapan atau tuturan yang mengandung implikasi pragmatis. Peneliti mencatat dalam format catatan lapangan berupa tuturan yang telah diperoleh tanpa ada tuturan peneliti sendiri. Pada alternatif kedua, peneliti terlibat dalam tuturan. Hal ini guna memancing adanya tuturan yang mengimplikasikan makna pragmatik. Peneliti membatasi terlibat dalam tuturan hanya pada program acara yang disiarkan berdua dengan rekan penyiar lain untuk mengihindari manipulasi data apabila peneliti turut pula menyertakan tuturan peneliti pada program acara yang dibawakan sendiri atau tanpa rekan penyiar lain. Peneliti menggunakan kedua alternatif tersebut dengan tujuan agar data yang diperoleh bervariasi dengan berbagai sudut pandang. Peneliti melakukan ini untuk membuktikan teori pragmatik memerlukan adanya prinsip kerjasama antara penutur dan petutur. Secara lebih rinci, Grice (dalam Lech, 1993:11-12) menjabarkan prinsip kerja sama itu menjadi empat maksim percakapan. Keempat maksim percakapan itu ialah sebagai berikut.
(1) Maksim kuantitas:
1.Sumbangan informasi Anda harus seinformatif yang dibutuhkan
2.Sumbangan informasi Anda jangan melebihi yang dibutuhkan
(2) Maksim kualitas:
1.Jangan mengatakan sesuatu yang Anda yakini bahwa sesuatu itu tidak benar
2.Jangan mengatakan suatu yang bukti kebenarannya kurang meyakinkan
(3) Maksim hubungan: Usahakan agar perkataan Anda ada relevansinya.
(4) Maksim cara
1.Hindarilah pernyataan-pernyataan yang samar.
2.Hindari ketaksaan
3.Usahakan agar ringkas (hindari pernyataan-pernyataan yang panjang lebar dan bertele-tele
4.Usahakan agar Anda berbicara teratur.

Kenyataan di lapangan membuktikan dalam percakapan radio tidak jarang ditemukan praktik pelanggaran terhadap maksim Grice tersebut. Namun, fenomena yang berkembang justru pelanggara itulah yang menarik untuk dikaji serta mengimplikasikan makna pragmatis. Penyebab penutur ataupun petutur melakukan pelanggaran terhadap maksim tertentu dan maksud di balik pelanggaran maksim tersebut merupakan tuturan yang bertujuan agar mitra tutur menangkap maksud tuturan dengan makna yang tersirat dan sesuai konteks. Contoh T65 berikut adalah salah satu T yang membuktikan adanya pelanggaran maksim relevansi.
Deden : Kok cuacanya nggak menentu?, Mbak Meila udah cancui belum ni? (Kok cuacanya tidak menentu? Mbak Meila sudah mandi belum?
Meila : Enak aja. (Enak saja)
T Deden di atas terdapat pelanggaran maksim relevansi. Deden memproduksi T dengan mengaitkan kondisi cuaca kemudian menanyakan pertanyaan “Mbak Meila udah mandi belum?”. Pernyataan awal Deden tidak ada relevansi dengan pertanyaaannya. Deden mengimplikasikan suatu sindiran dengan cara memproduksi T yang berupa pelanggaran maksim relavansi. T Deden diungkapkan kepada rekan siarannya yang dalam hal ini adalah peneliti yang bertujuan untuk mengeluarkan joke yang berfungsi menghidupkan suasana. Makna T Deden dapat diketahui setelah dianalisis dari segi makna pragmatis yang terikat dengan konteks dan tersirat. Dari hasil penelitian, bentuk lingual yang ada pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi terdiri dari kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat perintah. Satuan lingual yang ditemukan dalam penelitian juga beragam yang kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis tuturan tersebut sesuai makna yang sebenarnya. Melalui bentuk lingual dan satuan pragmatis itu kemudian peneliti menarik implikasi pragmatis yang berupa makna tersirat yang terkandung dalam tuturan. Implikasi pragmatis yang terdapat pada hasil penelitian berpijak pada pedoman analisis pragmatis dengan mengaitkannya pada konteks, tujuan, tidak lokusi dan tuturan. Hasilnya sejalan dengan teori pragmatik bahwa sebuah makna bukan hanya pada makna sebenarnya saja, namun ada makna yang terisirat dalam sebuah percakapan dengan tujuan tertentu. Makna itulah yang dinamakan dengan makna pragmatis.






BAB V
PENUTUP




5.1 Kesimpulan

Peneliti menghasilkan beberapa temuan yaitu bentuk lingual (BL) pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi berupa kalimat tanya, kalimat berita dan kalimat perintah. Satuan pragmatis (SP) pada ragam bahasa radio El-John FM Jambi berupa mengingatkan, bertanya, menginformasikan, mengajak, meminta, melarang, menawarkan, menilai, menyatakan kesenangan, mengeluh, dan menyuruh.
Implikasi pragmatis (iP) meliputi; sebelas jenis yaitu, (1) Menyatakan keinginan, yakni keinginan membeli barang dengan menanyakan tempat, keinginan mendengarkan lagu dengan meminta dan memuji, keinginan memberikan informasi dengan menilai sesuatu, keinginan memutarkan lagu, keinginan mendapatkan sesuatu dengan melakukan sesuatu yang lain, keinginan berbicara dengan menanyakan keberadaan seseorang dan keinginan untuk diajak makan-makan dengan mengingatkan. (2) Menawarkan, yakni meawarkan tempat dengan menginformasikan, menawarkan dengan bertanya dan menawarkan dengan mengingatkan. (3) Penolakan. (4) Mengingatkan, yakni mengingatkan dengan menginformasikan, mengingatkan dengan bertanya, mengingatkan dengan menilai, mengingatkan dengan ajakan, dan mengingatkan dengan melarang. (5) Menyindir. (6) Mengeluh. (7) Menyatakan rasa, yakni menyatakan rasa penasaran, menyatakan rasa sakit, menyatakan rasa keraguan, menyatakan rasa tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk, menyatakan rasa takut, dan menyatakan rasa kenyang. (8) Melarang, yakni melarang dengan cara mengingatkan, melarang dengan cara bertanya, dan melarang dengan cara menginformasikan. (9) Meminta. (10) Mengajak. (11) Menginformasikan, yakni menginformasikan dengan cara mengajak, menginformasikan dengan cara bertanya, menginformasikan dengan cara mengeluh, menginformasikan dengan cara menilai, dan menginformasikan secara tidak langsung dengan informasi yang lain.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut.
1) Disarankan kepada para pemakai bahasa Indonesia hendaknya dapat memahami makna pragmatis dalam serbuah percakapan agar dapat berkomunikasi lebih baik.
2) Bagi pendengar dan penyiar radio hendaknya dapat mengetahui bentuk tuturan yang mengandung makna pragmatis sehingga dapat menambah pengetahuan.
3) Disarankan kepada peminat pragmatik agar dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai makna pragmatis dalam media radio, baik yang bersifat pengulangan, perluasan maupun pendalaman agar dapat melengkapi kajian pada kekurangan penelitian ini serta menambah keragaman aspek pragmatik.

DAFTAR RUJUKAN

Anbarka, Janny. 2007. Implikatur percakapan menawarkan pada masyarakat pasar Angso Duo Jambi. Skripsi. Universitas Jambi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Chaer, A. 1994. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Bhratara.
Departemen Pendidikan Nasional. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Familiyana, Lisna. 2009. Implikatur Percakapan dalam Film Radit dan Jani. Skripsi. Universitas Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Furchan, A. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional.
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
Kridalaksana, Harimurti. 1992. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey (Terjemahan M.D.D. Oka). 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Megowiyati. 2002. Implikatur percakapan remaja akhir dalam merayu seseorang. Skripsi. Universitas Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Nababan. 1987. Ilmu Pragmatik. Jakarta: Depdikbud.
Novita. 1998. Implikatur percakapan orang dewasa Palembang dalam menolak ajakan. Skripsi. Universitas Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kanisius.
Radio. Diakses tanggal 4 Maret 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/radio.
Rahardi, R. Kunjana. 2005. PRAGMATIK Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Erlangga.
Rezeki, Liza. 2008. Penggunaan Kosa Kata Bahasa Remaja Dalam Rubrik Jambi Cerdas di Surat Kabar Jambi Ekspres Edisi Juli 2007. Skripsi. Universitas Jambi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Rina, Malem. 2008. Implikatur percakapan melarang oleh orang dewasa dalam masyarakat karo simpang TKA kabupaten Bungo. Skripsi .Universitas Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Sonia. 1999. Implikatur percakapan orang dewasa dalam meminta. Skripsi. Universitas Jambi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Suwanto, Yohanes. Diakses tanggal 4 Maret 2010. Pragmatik. http//yswan.staf.uns.ac.id/2009/04/08/Pragmatik.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Pragmatik. Bandung : Angkasa.
Wiryotinoyo, Mujiyono. 2006. Analisis Pragmatik Dalam Penelitian Penggunaan Bahasa. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni dan Pengajaran. No.2, Hlm 153-163.
………………………… 2005. Prinsip Sopan Santun Anak Usia Sekolah Dasar dalam Penerapan Implikatur Percakapan. Jurnal Pendidikan. No.5, Hlm 31-38.
………………………… 2006. Implikatur Percakapan dan Implikasinya. Jurnal Bahasa dan Sastra. No.7, Hlm 170-179.
…………………………. Diakses tanggal 4 Maret 2010. Analisis Pragmatik dalam Penelitian Penggunaan Bahasa. http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Analisis-Pragmatik-dalam-Penelitian-Penggunaan-Bahasa-Mujiyono-Wiryotinoyo.

Yusri, Akbar. Diakses tanggal 4 Maret 2010. Ragam Bahasa. http://akbaryusri.ngeblogs.com/2009/11/10/ragam-bahasa/.



FORMAT CATATAN LAPANGAN ANALISIS MAKNA PRAGMATIS DALAM RAGAM BAHASA RADIO EL-JOHN FM JAMBI
TUTURAN
I. KONTEKS
Hari/Tanggal :
Pukul :
Program :
Penyiar :
II. WACANA KOMUNIKASI
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
III. BENTUK LINGUAL
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
IV. SATUAN PRAGMATIS
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
CATATAN LAPANGAN ANALISIS MAKNA PRAGMATIS DALAM RAGAM BAHASA RADIO EL-JOHN FM JAMBI

TUTURAN 1
I. KONTEKS
Hari/Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2010
Pukul : 7.30 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Irvo
II. WACANA KOMUNIKASI
“Baiklah sahabat pendengar, masih dalam informasi pariwisata. Kita tahu bahwa saat ini di Indonesia sudah banyak motif batik untuk dipilih…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita: Ingat kan ya bahwa saat ini di Indonesia sudah banyak motif batik yang bagus untuk dipilih.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan.

TUTURAN 2
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2010
Pukul : 08.01 WIB
Program : Iklan Hypermart
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Ma, Papa lagi cari perlengkapan kantor nih. Kira-kira dimana ya tempat belanja yang lengkap?
B : Lho, Hypermart kan ada.
III. BENTUK LINGUAL
A : Kalimat Tanya
B : Kalimat Berita
V. SATUAN PRAGMATIS
A : Bertanya
B : Menginformasikan
IV. IMPLIKASI PRAGMATIS
A : Menyatakan keinginan
B : Menawarkan.

TUTURAN 3
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2010
Pukul : 09.02 WIB
Program : Iklan Trona.
II. WACANA KOMUNIKASI
Trona tempat hemat uang belanja Anda!
Dapatkan segera diskon 15% buku paket pelajaran SD, SMP, SMU di Trona toko buku. Ayo, dapatkan segera jangan sampe kehabisan!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Trona, tempat hemat uang belanja .(Kalimat 1)
Kalimat perintah : Ayo, dapatkan segera jangan sampe kehabisan (Kalimat 2)
IV. SATUAN PRAGMATIS
Kalimat (1) : Menginformasikan
Kalimat (2) : Mengajak
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat (1) : Menawarkan
Kalimat (2) : Menawarkan

TUTURAN 4
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2010
Pukul : 12.12 WIB
Program : Fong Guang Gu She
Penyiar : Devi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Baiklah kali ini saya mengajak Anda jalan-jalan untuk Party on in Cape Town di Afrika Selatan…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengajak.
V. IMPLIKASI PRAGMTIS
Penyiar akan menginformasikan tentang wisata Afrika.

TUTURAN 5
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 Juli 2010
Pukul : 21.20 WIB
Program : Sweet Dream
Penyiar : Vivi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Apakah Anda termasuk pemberani? Kalau ya maka tetap stay tune di sini. Karena saya hadir dalam program “Sweet Dream Misteri” dengan tema “Near Death Experience” atau seputar mati suri.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat Tanya : Apakah Anda termasuk pemberani?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Apakah Anda termasuk pemberani?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Penyiar mengajak untuk menyimak program acara misteri.

TUTURAN 6
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 16 Juli 2010
Pukul : 07.07
Program : Iklan Bank Mandiri
II. WACANA KOMUNIKASI
Kini telah hadir Bank Mandiri Cabang Rimbo Bujang di Jln. Pahlawan No.86 & 88, kawasan Pasar Sarinah, Rimbo Bujang. Bank Mandiri, terdepan, terpercaya, tumbuh bersama Anda.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Bank Mandiri, terdepan, terpercaya, tumbuh bersama Anda.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan : Bank Mandiri, terdepan, terpercaya, tumbuh bersama Anda.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 7
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 16 Juli 2010
Pukul : 07.00 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Informasi ekonomi dan bisnis kali ini mengenai Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang terkoreksi tipis, bagaimana dampaknya ya?”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan rasa.

TUTURAN 8
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 16 Juli 2010
Pukul : 10.11 WIB
Program : Todays Event
Penyiar : Irvo
II. WACANA KOMUNIKASI
“Untuk Anda yang akan menjadi tenaga honorer, informasi dari dalam negeri sesaat lagi mungkin akan bermanfaat untuk Anda”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak untuk tetap mendegarkan El-John.

TUTURAN 9
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 16 Juli 2010
Pukul : 15.17 WIB
Program : Iklan Princess Komputer
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Gie, kita mampir ke Princess Komputer yuk!
B : Emang mau ngapain ke sana? Uang aja loe ngga punya!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Emang mau ngapain ke sana?(kalimat 1)
Kalimat berita : Uang aja loe nggak punya! (kalimat 2)
IV. SATUAN PRAGMATIS
Kalimat 1 : Bertanya
Kalimat 2 : Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat 1 : Upaya penolakan
Kalimat 2 : Mengingatkan.

TUTURAN 10
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 16 Juli 2010
Pukul : 19.00 WIB
Program : El-john Breaking News
Penyiar : Vivi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Selamat malam, tepat pukul 19.00 WIB. Kilas informasi terkini bersama saya, Vivi..”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Selamat malam, tepat pukul 19.00 WIB
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan fakta : Selamat malam, tepat pukul 19.00 WIB
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Penyiar bukan hanya menginformasikan bahwa saat itu sudah pukul 19.00 WIB, melainkan juga mengajak pendengar untuk menyimak program acara El-John breaking news.

TUTURAN 11
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 17 Juli 2010
Pukul : 08.10 WIB
Program : Mei Hao De Zuo Mo
Penyiar : Vivi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sahabat pendengar, saya punya tips kali ini mengenai pemakaian behel pada gigi. Nah, apakah Anda masih ragu ataupun bingung dengan pemasangan behel?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat Tanya : Nah, apakah Anda masih ragu ataupun bingung dengan pemasangan behel?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Nah, apakah Anda masih ragu ataupun bingung dengan pemasangan behel?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Penutur mengimplikasikan bahwa akan memberikan informasi dan tips bagi pendengar yang akan menggunakan behel melalui pertanyaan, “Nah, apakah Anda masih ragu ataupun bingung dengan pemasangan behel?

TUTURAN 12
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 17 Juli 2010
Pukul : 14.14 WIB
Program : Iklan Trona
II. WACANA KOMUNIKASI
“Ayo buruan belanja ke Trona. Jangan lupa ajak keluarga dan tetangga Anda. Sudahkah Anda ke Jambi Prima Mall Trona hari ini?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat Tanya : Sudahkah Anda ke Jambi Prima Mall Trona hari ini?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Sudahkah Anda ke Jambi Prima Mall Trona hari ini?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 13
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 18 Juli 2010
Pukul : 09.31 WIB
Program : Dunia Anak
Penyiar : Vivi dan Ica (bintang tamu)
II. WACANA KOMUNIKASI
Vivi : Kita dapet pesan singkat nih dari sahabat kita yang katanya kok lagunya tadi belum diputer-puter sih!
Ica : Waduh, maaf sekali ya. Lagunya nggak sesuai format kita hari ini.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Lagunya nggak sesuai format kita hari ini.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 14
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 18 Juli 2010
Pukul : 13.16 WIB
Program : Reques Hour Interaktif
Penyiar : Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Mau request lagu apa nih siang hari ini?
Pendengar : Minta lagu Wali, Baik Baik Sayang. Jangan lupa puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh..
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah : Puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh..
IV. SATUAN PRAGMATIS
Meminta : Minta lagu wali, Baik Baik Sayang. (Kalimat 1)
Mengingatkan : Jangan lupa puterin ya lagunya, mbak Meila cantik deh. (Kalimat 2)
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat 1 : Menyatakan keinginan
Kalimat 2 : Meminta dengan memuji.

TUTURAN 15
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 18 Juli 2010
Pukul : 22.01 WIB
Program : Sweet Dream
Penyiar : Reza
II. WACANA KOMUNIKASI
“Okey sahabat pendengar, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda memiliki cara dan tips lain untuk memproduktifkan hobi? Silakan berbagi bersama kami lewat line SMS 081927498888…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Apakah Anda memiliki cara dan tips lain untuk memproduktifkan hobi?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Apakah Anda memiliki cara dan tips lain untuk memproduktifkan hobi?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak.

TUTURAN 16
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 18 Juli 2010
Pukul : 22.30 WIB
Program : Iklan Tropi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Tropi, harga termurah, banyak diskon dan hadiahnya”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 17
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 19 Juli 2010
Pukul : 09.19 WIB
Program : Bincang Pagi Agenda Kota
Penyiar : Wulan dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Perbincangan agenda kota kita semakin menarik ya mbak.
Wulan : Iya, benar sekali. Tapi nanti informasi mengenai produksi gas 3 kilogram akan kita lanjutakan setelah yang berikut ini. Jangan geser frekuensi radio Anda!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah : “Jangan geser frekuensi radio Anda!”
IV. SATUAN PRAGMATIS
Melarang : “Jangan geser frekuensi radio Anda”
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Meminta.

TUTURAN 18
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 19 Juli 2010
Pukul : 10.45 WIB
Program : Iklan Mentari Medical Spesialis
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Aduh, kaki papa nyeri sekali. Jangan-jangan kolesterol sama asam urat papa naik ni Ma.
B : Emangnya Papa dokter apa? Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Emangnya Papa dokter apa? (Kalimat 1)
Kalimat berita : Mending ke Mentari Medical Specialis, Pa. (Kalimat 2)
IV. SATUAN PRAGMATIS
Kalimat 1 : Bertanya.
Kalimat 2 : Menawarkan
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat 1 : Mengingatkan.
Kalimat 2 : Mengajak.

TUTURAN 19
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 19 Juli 2010
Pukul : 15.49 WIB
Program : Iklan Trona
II. WACANA KOMUNIKASI
“Pesta diskon department store Trona! Dapatkan diskon untuk merk branded seperti Cardinal, Damor, Sorella dan Cressida.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Dapatkan diskon untuk merk branded seperti Cardinal, Damor, Sorella dan Cressida.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menawarkan : Dapatkan diskon untuk merk branded seperti Cardinal, Damor, Sorella dan Cressida.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak berbelanja.

TUTURAN 20
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 20 Juli 2010
Pukul : 14.00 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Waduh, sepertinya SMS yang satu ini keputus ya
Deden : Sayang sekali. Untuk sahabat yang mau berkirim salam ingat ya SMSnya sebaiknya jangan lebih dari 120 karakter ya!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah : Untuk sahabat yang mau berkirim salam SMSnya sebaiknya tidak lebih dari 120 karakter ya!
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan : Untuk sahabat yang mau berkirim salam ingat ya SMSnya sebaiknya tidak lebih dari 120 karakter ya!
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Melarang pengiriman SMS yang terlalu panjang.

TUTURAN 21
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 20 Juli 2010
Pukul : 21.30 WIB
Program : Sweet Dream
Penyiar : Deden
II. WACANA KOMUNIKASI
“Untuk itu sahabat, pasti sangat rugi jika kita menjadi salah satu dari orang yang pemalas seperti tema kita pada malam hari ini…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menilai.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 22
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 21 Juli 2010
Pukul : 09.25 WIB
Program : Bincang Pagi Kesehatan
Penyiar : Reza dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Kesehatan pastinya sangat penting ya, Bung!
Reza : Benar sekali. Untuk itu sebaiknya Sahabat mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang sangat berbahaya ini.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah : Untuk itu sebaiknya Sahabat mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang sangat berbahaya ini!
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengajak : Untuk itu sebaiknya Sahabat mewaspadai gejala penyakit IPD atau Invansive Pneumococal Disease yang sangat berbahaya ini.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 23
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 Juli 2010
Pukul : 08.09 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Reza
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sahabat pendengar, tahukah Anda jika sidik jari bisa mendeteksi bakat seseorang? Info lebih lanjut tetap setia di 96,8 fm”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan

TUTURAN 24
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 Juli 2010
Pukul : 10.30 WIB
Program : Todays Event
Penyiar : Irvo
II. WACANA KOMUNIKASI
“Informasi mengenai prakiraan cuaca akan hadir sesaat lagi, don’t go anywhere!”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Melarang.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 25
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 22 Juli 2010
Pukul : 12.02 WIB
Program : Fong Guang Gu She
Penyiar : Devi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Senang sekali saya kembali menjumpai Anda di udara, Sahabat pendengar”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menyatakan kesenangan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengungkapkan rasa.

TUTURAN 26
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 23 Juli 2010
Pukul : 16.35 WIB
Program : Bincang Sore Peluang Usaha
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Jadi apa nih tema peluang usaha kita kali ini, Bung Deden?
Deden : Coba deh tebak, apa yang berkaitan dengan budidaya kelautan Indonesia?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Coba deh tebak, apa yang berkaitan dengan budidaya kelautan Indonesia?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Coba deh tebak, apa yang berkaitan dengan budidaya yang ada pada kelautan Indonesia?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Meninformasikan.

TUTURAN 27
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 24 Juli 2010
Pukul : 15.05 WIB
Program : Special Moment
Penyiar : Vivi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Kita awali jumpa kita dengan informasi mengenai dewan yang menyorot kinerja perbaikan jalan”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak pendengar menyimak informasi.

TUTURAN 28
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 24 Juli 2010
Pukul : 19.10 WIB
Program : Dr. Love
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Kira-kira sakit nggak ya rasanya kalo cinta bertepuk sebelah tangan?”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan rasa.

TUTURAN 29
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 25 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Vivi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sahabat, jangan meremehkan depresi yang terjadi pada anak…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Melarang.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 30
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 25 Juli 2010
Pukul : 09.10 WIB
Program : Dunia Anak
Penyiar : Vivi dan Ica
II. WACANA KOMUNIKASI
Vivi : Silakan deh Ica bacain SMS dari adik-adik yang masuk
Ica : Oke, selanjutnya ada pesan singkat dari sahabat kita yang nggak ada namanya. Dia mau minta lagu Joshua judulnya diobok-obok katanya.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Dia mau minta lagu Joshua yang diobok-obok katanya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Meminta : Dia mau minta lagu Joshua judulnya diobok-obok katanya.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan pendengar mendengarkan lagu.

TUTURAN 31
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 25 Juli 2010
Pukul : 11.30 WIB
Program : Iklan Selecta Bordir Komputer dan Seragam
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Ya ampun Dit, bagusan juga baju UKM yang gue pake nih. Bahannya halus, warnanya kinclong. Gue banget tau!
B : Eh, tapi baju lo harganya mahal kan? Nggak kayak gue. Kualitas bagus, hemat fulus.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Eh, tapi baju lo harganya mahal kan?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Eh, tapi baju lo harganya mahal kan?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 32
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 25 Juli 2010
Pukul : 11.31 WIB
Program : Iklan Selecta Bordir Komputer & Seragam
II. WACANA KOMUNIKASI
“Selecta Bordir Komputer dan Seragam! Menerima bordir komputer, konveksi dan pemesanan logo”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 33
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 25 Juli 2010
Pukul : 13.15 WIB
Program : Iklan Swalayan Rajawali
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Eh, pada ngapain sih rame-rame disana?
B : Ya ampun, jadi ibu belum tau ya? Swalayan Rajawali itu kan lagi promo buk!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyindir.

TUTURAN 33
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 09.25 WIB
Program : Bincang Pagi Agenda Kota.
Penyiar : Wulan dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Semoga saja dana BOS ini penggunaannya transparan ya mbak.
Wulan : Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?


III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya. : Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Iya, apalagi kalau sampai dikorupsi, bagaimana nasib pendidikan kita?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Melarang agar jangan korupsi.

TUTURAN 34
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 10.34 WIB
Program : Todays Event
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sahabat pendengar, lagi-lagi ditemukan kasus flu burung. !”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan bahwa sudah pernah ditemukan kasus serupa dan mewaspdai flu burung.

TUTURAN 35
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 11.13 WIB
Program : Iklan Selincah Park Residence
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Kira-kira kamu tahu nggak rumah yang nyaman?
B : Kalo itu mah gampang, Pak! Pindah saja ke Selincah Park Residence.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Kira-kira kamu tahu nggak rumah yang nyaman?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Kira-kira kamu tahu nggak rumah yang nyaman?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan membeli rumah yang nyaman dengan menanyakan tempat.

TUTURAN 36
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 11.14 WIB
Program : Iklan Selincah Park Residence
II. WACANA KOMUNIKASI
B : Bukan itu saja, Pak! Tempatnya juga strategis. 15 menit ke bandara dan 10 menit ke pusat perbelanjaan atau ke pasar tradisional.
A : Darimana kamu tahu?
B : La, soalnya istri saya juga betah disana, Pak. Saya sama istri kan baru beli rumah di Selincah Park Resience.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Darimana kamu tahu?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Darimana kamu tahu?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan rasa keraguan.

TUTURAN 37
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 11.14 WIB
Program : Iklan Selincah Park Residence
II. WACANA KOMUNIKASI
“Selincah Park Residence adalah rahasia keyamanan dibalik kehidupan dalam hunian modern, yang tentunya akan membuat kehidupan Anda dan keluarga semakin berwarna”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 38
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 12.30 WIB
Program : Fong Guang Gu She
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Baiklah, Saya rasa menarik kalau kali ini saya punya informasi mengenai lima tempat mistis di dunia untuk Anda…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menilai.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan memberikan informasi seputar lima tempat mistis di dunia.

TUTURAN 39
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 26 Juli 2010
Pukul : 12.55 WIB
Program : Fong Guang Gu She
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sayangnya waktu kita sudah habis…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengeluh.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan bahwa program acara tersebut akan segera berakhir.

TUTURAN 40
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 08.26 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Reza
II. WACANA KOMUNIKASI
“Sahabat, ternyata buah nanas atau dengan nama latin ananas comasus bermanfaat sekali untuk kesehatan”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak pendengar untuk memanfaatkan nanas bagi kesehatan.

TUTURAN 41
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 09.15 WIB
Program : Bincang Pagi Etika Hukum
Penyiar : Reza dan Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
Reza : Bincang kali ini kita akan bahas tentang hukum adat nih, Mbak.
Wulan : Tepat sekali. Hukum adat pastinya penting sekali keberadaannya di Indonesia ya.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menilai.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan.

TUTURAN 42
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 09.46 WIB
Program : Iklan Tribun
II. WACANA KOMUNIKASI
“Harian pagi Tribun Jambi koran kelompok Kompas Gramedia hadir menjadi alternatif dalam memperoleh informasi yang tidak memihak, mudah dibaca, ramah dan santun dalam sajian”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 43
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 09.46
Program : Iklan Tribun
II. WACANA KOMUNIKASI
“Harian Pagi Tribun Jambi, bandingkan beritanya!”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menyuruh.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan.

TUTURAN 44
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 13.56 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Okey, xie-xie kembali. Kita lanjut lagi, udah sampe mana, Bung baca pesan singkatnya tadi?
Deden : Sampe di Bung Edi Kota Baru. Makanya jangan melamun nih mbak Meila!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah
IV. SATUAN PRAGMATIS
Melarang
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan.

TUTURAN 45
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 27 Juli 2010
Pukul : 14.40 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Katanya, Bung Deden apa kabar?
Deden : Aduuh, kabar kabur ya..
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Aduuh, Kabar kabur ya..
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengeluh : Aduuh, Kabar kabur ya..
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan rasa tidak terlalu baik dan tidak terlalu buruk.

TUTURAN 46
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 Juli 2010
Pukul : 09.20 WIB
Program : Bincang Pagi Kesehatan
Penyiar : Reza dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Jadi, yang namanya gigi ini harus dijaga ya, Bung ya
Reza : Pastinya Mbak Meila. Jadi jangan lupa, kita harus rajin juga mengonsumsi kalsium yang bermanfaat untuk gigi.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Jadi jangan lupa, kita harus rajin juga mengonsumsi kalsium yang bermanfaat untuk gigi.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak untuk mengonsumsi kalsium yang bermanfaat untuk gigi.

TUTURAN 47
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 Juli 2010
Pukul : 12.10 WIB
Program : Fong Guang Gu She
Penyiar : Reza
II. WACANA KOMUNIKASI
“Untuk wisata dunia kita kali ini, saya ingin mengajak Anda bermimpi di atas awan genting Highlands Malaysia…”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengajak.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan.

TUTURAN 48
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 Juli 2010
Pukul : 14.00 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Reza dan Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
Reza : Iya, nanti akan kita lanjutan lagi baca SMSnya ya, Sahabat..
Wulan : Tentunya setelah yang mau lewat berikut ini!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Tentunya setelah yang mau lewat berikut ini!
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengimplikasikan bahwa penyiar tersebut berkeinginan memutarkan lagu terlebih dulu sebelum melanjutkan siarannya.


TUTURAN 49
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 Juli 2010
Pukul : 15.15 WIB
Program : Spesial Moment
Penyiar : Wulan
II. WACANA KOMUNIKASI
“Dalam moment special kali ini, saya akan mengajak Anda untuk mengikuti rangkaian touring finalis PPI Provinsi Jambi”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengajak.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan seputar kegiatan touring finalis PPI Provinsi Jambi.

TUTURAN 50
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 28 Juli 2010
Pukul : 21.12 WIB
Program : Sweet Dream
Penyiar : Irvo
II. WACANA KOMUNIKASI
“Nah, ternyata sangat mengerikan sekali ya kalau ada musuh dalam selimut di sekitar kita”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menilai.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan rasa.

TUTURAN 51
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Kamis/ 29 Juli 2010
Pukul : 08.30 WIB
Program : Zhao Shang Hao
Penyiar : Reza
II. WACANA KOMUNIKASI
“Gimana kalau hari ini saya ajak Anda menyimak pesona wisata Bengkulu?”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan untuk memberikan informasi.

TUTURAN 52
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 30 Juli 2010
Pukul : 13.35 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Kita sekarang ada kuis nih, Bung Deden.
Deden : Iya, hadiahnya lumayan ya?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Hadiahnya lumayan ya?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Hadiahnya lumayan ya?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan bahwa akan ada hadiah untuk kuis.

TUTURAN 53
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/30 Juli 2010
Pukul : 16.27 WIB
Program : Iklan Tropi
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Kenapa, Buk?
B : Ini lo, saya kan beli buku tulis Aldo. Ternyata di Tropi lagi ada promo untuk pengunjung yang berbelanja ke Tropi.
A : Beneran buk, nih buktinya saya dapet TV
B : Wah, kalo gitu, saya mau nambah belanja lagi ah..
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Wah, kalo gitu, saya mau nambah belanja lagi ah.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan : Wah, kalo gitu, saya mau nambah belanja lagi ah.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan untuk mendapatkan TV

TUTURAN 54
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 30 Juli 2010
Pukul : 16.28 WIB
Program : Iklan Tropi
II. WACANA KOMUNIKASI
“Ingat, beli buku tulis merk Aldo dan Kiky setiap satu pack dan dapatkan juga kupon undiannya!”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menawarkan

TUTURAN 55
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 30 Juli 2010
Pukul : 17.06 WIB
Program : Iklan Lampu Plano
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Aduh, kok jadi redup gini ya lampunya? Mana suka hidup mati lagi. Bisa putus lampunya.
B : Yah, payah nih. Ke rumah gue aja yuk! Lampunya lebih terang.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Aduh, kok jadi redup gini ya lampunya?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Aduh, kok jadi redup gini ya lampunya?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengeluh

TUTURAN 56
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 31 Juli 2010
Pukul : 08.15 WIB
Program : Iklan Mentari Tour and Travel
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Sekarang aja jalan-jalan ke Singapore bareng suamimu, kan Mentari tour & travel menawarkan paket jalan-jalan ke Singapore lagi. Lebih murah dari kemarin…
B : Ah, yang bener? Serius?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Ah, yang bener? Serius?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Ah, yang bener? Serius?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Meyatakan rasa keraguan.

TUTURAN 57
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 31 Juli 2010
Pukul : 09.16 WIB
Program : Bincang Pagi (Product Knowledge with Hypermart)
Penyiar : Meila bersama bintang tamu, Pramono & Ramadi
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Ada apa aja nih, Bung di instore promo kita?
Pramono : Banyak sekali ya, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart.
Ramadi : Apalagi besok sudah tanggal muda kaaan?
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Banyak sekali ya yang kami tawarkan, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart.
Kalimat tanya : Apalagi besok sudah tanggal muda kaaan?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menawarkan : Banyak sekali ya yang kami tawarkan, apalagi weekend seperti ini tepat sekali kalau dateng ke Hypermart. (Kalimat 1)
Bertanya : Apalagi besok sudah tanggal muda kaaan? (Kalimat 2)
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat 1 : Mengajak untuk berbelanja di Hypermart.
Kalimat 2 : Menginformasikan bahwa sebentar lagi awal bulan (pada umunya adalah tanggal penerimaan gaji atau tanggal gajian)

TUTURAN 58
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Sabtu/ 30 Juli 2010
Pukul : 11.12 WIB
Program : Iklan Pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2010
II. WACANA KOMUNIKASI
“Putri Pariwisata Indonesia, bring Indonesian culture to the world”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengajak untuk mengikuti pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2010.

TUTURAN 59
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 1 Agustus 2010
Pukul : 13.12 WIB
Program : Iklan layanan masyarakat (kerjasama dengan Sat Lantas Poltabes Jambi)
II. WACANA KOMUNIKASI
“Bagi pengendara roda dua dan roda empat hindari menggunakan handphone pada saat mengendarai kendaraan!”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Melarang penggunaan handphone ketika berkendara.

TUTURAN 60
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 1 Agustus 2010
Pukul : 13.13 WIB
Program : Iklan layanan masyarakat (kerjasama dengan Sat Lantas Poltabes Jambi)
II. WACANA KOMUNIKASI
“Wajib menyalakan lampu utama pada siang hari dan menggunakan lajur kiri pada saat berkendara di jalan!”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Melarang untuk melanggar peraturan lalu lintas.

TUTURAN 61
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 3 Agustus 2010
Pukul : 14.30 WIB
Program : Request hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : By the way, Bung Deden udah makan belom nih?
Deden : Belom dua kali, Mbak!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Belom dua kali, Mbak!
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan : Belom dua kali, Mbak!
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Meyatakan rasa kenyang.

TUTURAN 62
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Selasa/ 3 Agustus 2010
Pukul : 14.57 WIB
Program : Request hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Deden : Wah, sudah lima puluh tujuh menit lepas dari pukul dua siang ya.
Meila : Oh iya yah, nggak terasa.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita : Wah, sudah lima puluh tujuh menit lepas dari pukul dua siang ya.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Menginformasikan fakta: Wah, sudah lima puluh tujuh menit lepas dari pukul dua siang ya.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Mengingatkan bahwa program acara akan berakhir.

TUTURAN 63
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Rabu/ 4 Agustus 2010
Pukul : 14.01 WIB
Program : Iklan Palcomtech
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Halo ini Tari, Indahnya ada, Tante?
B : Waduh, Indahnya ke Palcomtech tuh.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Halo ini Tari, Indahnya ada, Tante? (Kalimat 1)
Kalimat berita : Waduh, Indahnya ke Palcomtech tuh. (Kalimat 2)
IV. SATUAN PRAGMATIS
Kalimat 1 : Bertanya.
Kalimat 2 : Menginformasikan fakta.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Kalimat 1 : Menyatakan keinginan untuk berbicara dengan Tari.
Kalimat 2 : Menginformasikan bahwa Tari tidak berada di rumah.

TUTURAN 64
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 6 Agustus 2010
Pukul : 13.09 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Meila : Sahabat kita yang berulang tahun nih, Bung.
Deden : Iya deh, bagi yang ulang tahun jangan lupa makan-makan ya!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat perintah.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan untuk diajak makan-makan.

TUTURAN 65
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 6 Agustus 2010
Pukul : 14.02 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Deden : Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni?
Meila : Enak aja.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Kok cuacanya nggak menentu, Mbak Meila udah cancui belum ni?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyindir.

TUTURAN 66
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Jumat/ 6 Agustus 2010
Pukul : 14.37 WIB
Program : Request Hour 1
Penyiar : Deden dan Meila
II. WACANA KOMUNIKASI
Deden : Lanjut lagi, katanya ada lagu barunnya D’Masiv nggak?
Meila : Nanti deh, kita tanya ke operator.
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Lanjut lagi, katanya ada lagu barunnya D’Masiv nggak?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Lanjut lagi, katanya ada lagu barunnya D’Masiv nggak?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menyatakan keinginan mendengarkan lagu D‘Masiv.

TUTURAN 67
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Minggu/ 8 Agustus 2010
Pukul : 08.00 WIB
Program : Iklan Tropi
II. WACANA KOMUNIKASI
A : Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?
B : Ya jelas tahu donk!
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat tanya : Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?
IV. SATUAN PRAGMATIS
Bertanya : Eh, tahu nggak di Tropi kembali harga murah lagi?
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Menginformasikan harga murah ada di Tropi.

TUTURAN 68
I. KONTEKS
Hari/ Tanggal : Senin/ 9 Agustus 2010
Pukul : 07.00 WIB
Sea program special ramadhan.
II. WACANA KOMUNIKASI
“Jangan lupa, SMS, Saat Menjelang Sahur akan hadir setiap pukul 2.30 WIB selama bulan suci ramadhan ini, Sahabat dapat berkirim salam melalui line SMS 081927498888 dan line interaktif 7034888 dengan lagu pilihan Indonesia dan Barat”
III. BENTUK LINGUAL
Kalimat berita.
IV. SATUAN PRAGMATIS
Mengingatkan.
V. IMPLIKASI PRAGMATIS
Ajakan untuk mendengarkan radio pada jam tersebut.


NB; Semoga bisa menjadi referensi yang baik. Mohon rujukan dan pertanggung jawaban ilmiah jika mengutip sebagian isi di dalamnya.

Bee,
Meila Rosianika