welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

21.11.10

English Club ala 14



Hai X-aholic, di rubrik kali ini seperti biasa akan menampilkan kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah-sekolah seantero Jambi raya. Hari ini Xpresi mau ngajak kamu kenalan sama ekskul yang ada di SMP N 14 kota Jambi. Ekskul kali ini bukan kayak kegiatan biasa atau nge-fun aja. Tapi juga kegiatan yang ingin mengasah dan menimba ilmu. Khususnya dalam memperlancar kemampuan bahasa Inggris para anggotanya. Bagaimana ekskul ini mencoba memberikan sesuatu yang baru bagi dunia pendidikan di Jambi. Simak deh liputan Xpresi yang sempat mengunjungi mereka beberapa waktu lalu.

Sore itu seperti biasa, anak anak SMP N 14 yang mengikuti kegiatan English Club baru saja selesai latihan rutin mereka. Ekskul ini memilik anggota sekitar tiga puluh orang yang berasal dari para siswa/i SMPN 14 Jambi dengan keinginan menguasai bahasa Inggris secara baik. Club ini memiliki jadwal latihan rutin setiap hari Jumat pukul setengah dua siang sampai pukul tiga sore. Antusiasme dari para peserta sangat tinggi dan cukup baik. Ini terbukti secara visual yang Xpresi lihat sore itu.

Seperti nama clubnya. English Club beranggotakan mereka yang punya minat dan keinginan untuk maju. Khususnya bagi mereka yang masih di kelas delapan yang mendominasi anggota English Club. Sementara untuk kelas tujuh sendiri baru akan dibentuk. Kegiatan English Club ini dibina langsung oleh guru bahasa Inggris setempat, bapak Hafrizon S.Pd. Menurut beliau, English Club di SMP N 14 Jambi ini memiliki banyak sekali tujuan. Pertama, untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan anggotanya dalam berbahasa Inggris. Kedua, guna menciptakan komunitas bahasa Inggris tingkat SMP. Dan tujuan yang ketiga adalah untuk meningkatkan prestasi siswa khususnya dalam bidang bahasa Inggris.

Juz fyi guys, kegiatan Englis Club yang diadakan sore ini sangat berbeda dengan belajar bahasa Inggris yang biasa dilakukan pada pagi hari. Jika pada pagi hari mereka melakukan kegiatan belajar bahasa Inggris seperti biasanya. Nah, kalo pada sore hari bahasa Inggris disajikan agak beda. Belajar bahasa Inggris dnegan bergabung di club ini dirancang dengan kegiatan sendiri. Misalnya, materi yang disajikan tidak melulu indoor, tapi juga outdoor. Selain itu, mereka juga terbiasa menerima materi berbahasa Inggris dalam bentuk game, song, serta variasi belajar lainnya. Tentu saja, pembina serta pelatih club yang juga turut dibantu mahasiswa PPL program studi bahasa Inggris ini tetap memiliki kompetensi yang akan dicapai pada setiap pertemuannya. Contoh kompetensi misalnya siswa mampu mendemonstrasikan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari dalam bahasa Inggris. Eits, bukan cuma satu kompetensi aja loh yang club ini punya. Tapi ada beberapa. Intinya, kompetensi berpegang pada empat kompetensi dasar dalam berbahasa yakni listening, reading, writing dan speaking.

Sejauh ini, perkembangan English Club di SMPN 14 Jambi cukup pesat. Mereka para anggotanya juga ngaku tidak ketinggalan dengan yang lain. Bahkan lebih menonjol berbahasa Inggris dengan tingkat keberanian dan penampilan yang lebih PD ketimbang yang lain. Namun, bukan berarti kegiatan mereka lancar-lancar aja. Tetep ada beberapa kendala yang mereka hadapi dalam melaksanakan ekskul ini. Diantaranya fasilitas sekolah dan pendanaan yang masih kurang maksimal.

Alsep, salah seorang mahasiswa PPL dari Unja yang turut membantu program ekskul ini mengaku para anggota English Club jauh lebih tertarik diberikan game berupa sambung menyambung kalimat. “Disini mereka lebih suka diberi game-game seperi sambung kalimat dalam bahasa Inggris gitu. Hal itu jauh lebih practical dan mobile.

Rensi Hasibuan, salah seorang anggota dari English Club menuturkan bahwa mengikuti ekskul ini sangat menyenangkan, menarik dan cendrung lebih mudah dalam menguasai bahasa Inggris. Tak jauh berbeda, Ari yang juga anggota dari ekskul ini mengaku mendapatkan manfaat karena ia mendapatkan banyak tambahan kosakata selama mengikuti ekskul berbahasa Inggris di sekolahnya. Pendapat lain datang dari Dea. Ia mengaku bahwa English Club di sekolahnya berbeda dengan kursus bahasa Inggris yang biasa kita jumpai. “Menurutnya, “Kalo di English Club lebih fun dan enjoy, sementara kalo di kursus tuh terlalu serius”.

Rencananya club ini akan aktif terlibat dalam menampilkan English lebih baik lagi dengan study banding dan contest ke sekolah-sekolah lain yang juga memiliki club yang sama. Last but certainly not least, mereka mengucapkan yel-yel pada tim Xpresi. Secara serentak mereka berkata, “Excellent, smart, yes yes yes!!!”

Rubrik Xskul Xpresi JE
by; Meila R

19.11.10

Trauma dalam hal cinta



Xpresi,
Nama aku Wiera.
Aku sekarang udah lulus dari SMA N 7 Batanghari. Aku mau curhat nih. Dari dulu aku selalu percaya dengan ucapan setiap cowok-cowok yang deketin aku (mantan-mantan aku). Dan pada akhirnya mereka selalu ngecewain aku. Emang sih, setiap hubungan itu nggak ada yang berjalan mulus. But karena seringnya aku dikhianati, disakiti dan dibohongi aku jadi trauma untuk gmpang percaya sama orang lain (terutama cowok). Bahkan untuk sekarang ini aku selalu menganggap kalo semua cowok itu sama aja. Sehingga cowok-cowok yang mulanya berniat untuk deketin aku jadi mundur pelan-pelan karena mungkin menganggap aku nggak bisa diajak serius. Sebenernya aku bisa percaya dengan cowok, tapi rasa-rasa takut disakiti membuat aku jadi nggak bisa berbuat apa-apa. Kira-kira ada nggak tips yang bisa digunakan untuk menilai seseorang yang bener-bener bisa dipercaya atau cuma sekedar aja ?? Thanks sebelumnya.

Wiera
085664882***

Kepada hati yang lagi trauma, Wiera. Xpresi udah baca masalah kamu dan cukup punya gambaran tentang perasaan kalut yang sedang kamu rasakan saat ini. Trauma bagi Xpresi adalah perasaan takut dalam memulai hubungan yang baru lagi karena pengalaman buruk di masa lalu. Perasaan seperti itu bisa sangat berlebihan dan dapat tergolong gangguan kejiwaan lho kalo kamu nggak pinter mensiasatinya. Setiap ada akibat, pasti ada sebab. Kamu bener, nggak ada hubungan yang berjalan mulus gitu-gitu aja. Nah, dalam setiap hubungan atau katakanlah pacaran, kita menjalaninya dengan pasangan atau yang disebut pacar kita itu. Suatu hubungan akan langgeng kalo didalemnya terdapat keseimbangan alias balance. Imbang antara perasaan cinta kamu ke dia dan cinta kamu ke diri sendiri. Jangan terlalu memaksakan untuk dapet perhatian lebih dari dirinya karena dia juga punya kehidupan dan dunia lain selain kamu. Kamu juga harus bisa mencintai diri kamu sendiri dan lingkungan kalian. Kalo kamu belum bisa menerima cinta sebagai suatu pengertian keseimbangan antara menyakiti dan mencintai, itu berarti kamu belum bener-bener jatuh cinta. Ketika kita siap mencintai, kita juga harus siap dengan segala konsekuensi atas cinta itu sendiri. Ya, bisa jadi kita adalah pihak yang disakiti hari ini, tapi mungkin aja besok-besok kita jadi pihak yang menyakiti tanpa kita sadari kenapa kita bisa menyakiti.

Jalan cinta bukan seperi jejak yang bisa kita baca. Ia melanglangbuana sesukanya. Rasa sakit karena ditinggalkan itu wajar. Tapi kalo trauma secara berlebihan itu ya nggak bagus juga. Apalagi di masa-masa muda seusia kita. Cinta dan segala pernak-perniknya adalah kisah yang selayaknya jadi pelajaran untuk menatap masa depan. Kalo kebetulan hubungan berjalan lama, kita patut bersyukur. Tapi kita juga nggak perlu berduka lara secara berlebihan kalo cinta nggak bertahan lama. Pasti ada hikmah pada setiap kejadian, kan?

Xpresi mencoba melihat masalah kamu dari sisi yang objektif. Rasa-rasanya juga banyak anak muda yang juga mengalami hal yang sama dengan kamu. Ditinggalkan, disakiti, dikecewakan itu emang membekaskan rasa trauma. Tapi kita nggak bakal dewasa tanpa semua itu. Kita butuh juga merasakan duka agar pikiran dan hati kita bias mengahargai arti kebahagiaan. Kita butuh nangis untuk ngerti arti ketawa. Intinya, trauma sih boleh. Tapi jangan terlalu ekstrim sehingga berakibat fatal. Apalagi sampe kehilangan kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Ada banyak ikan di laut. Dan tidak semua ikan itu buaya. There are sooo many kind of fish in the sea. Go fishing, Wiera! Jangan biarkan diri kamu terlalu lama tenggelam dalam arus sungai yang kamu buat sendiri. Tidak ada yang mampu mengubah pola pikir kamu selain kamu sendiri yang mengubah mindset itu.

Kalo untuk pertanyaan kamu soal gimana menilai seseorang sih Xpresi rasa susah-susah gampang dan gampang-gampang susah ya. Hehe. Soalnya kita mungkin bukan mind reader atau orang dengan kemampuan membaca pikiran orang lain. Tapi yang penting dari yang terpenting adalah perasaan nyaman. Saat kita udah merasa nyaman dengan seseorang, mungkin saat itulah kita berada di dekat orang yang tepat. Tak peduli seberapa besar sense of humor-nya atau seberapa berat gantengnya dia. Kalo kita udah merasa comfy, ya itu berarti kita menemukan orang yang tepan. You won’t find a good guy if you don’t try harder, will you? Mulai sekarang, tekan tombol delete terhadap rasa trauma kamu. Kemudian enter ke lembaran hidup kamu yang baru. Keep your spirit high!
Salam cinta dari Xpresi.

Rubrik Xlove Xpresi JE by; Meila R

16.11.10

Cowokku naksir cowok lain



Haii Xpresii, mau curhat nih. Saya pernah pacaran sama seorang cowok yang suka sama sejenis. Nah, bagaimana menurut Xpresi? Haruskan saya memusuhinya? Saat ini dia belum mengakui perbuatannya, sedangkan sudah ada bukti yang kuat.

Risty S
SMANPA
085764259***

Dear Risty!
Wah wah, masalah kamu cukup aneh dan metropolis banget ya. Kalo biasanya kebanyakan cewek-cewek yang mengharu biru gara-gara cowok mereka naksir cowok lain. Eh, pada kasus kamu Xpresi malah disajiin fakta yang menurut cerita kamu sih tuh cowok naksirnya sama cowok lain. Fenomena seperti ini terbilang cukup jarang terjadi di kalangan anak muda seantero Jambi raya dan Xpresi rasa cukup berat untuk kamu hadapin. Sebelum Xpresi kasih beberapa alternatif solusi, Xpresi mau tanya dulu deh. Apa bukti yang kamu dapet sudah cukup kuat? Sayang banget kamu nggak nyebutin bukti itu dalam bentuk apa. Yang jelas bukti bukan jaminan lho. Bukti itu kamu dapetin sendiri apa dari orang lain? Misalnya melalui perantara teman kamu atau teman dia. Atau malah bukti itu kamu dapet dari orang yang nggak kamu kenal. Nah, kalo bukti itu kamu dapetin sendiri, kamu juga mesti melakukan analisis kecil-kecilan dong. Jangan asal ngambil konklusi kalo pacar kamu itu naksir cowok sejenisnya. Terus, dari hasil analisis kamu tadi, apa iya bukti tersebut cukup kuat dan otentik untuk kasus seberat ini. Misalnya nih, bukti yang kamu katakan adalah kamu melihat langsung dengan mata kepala kamu dia lagi jalan sama 'pasangan' cowoknya itu. Men-judge seseorang punya kelainan orientasi jatuh cinta itu nggak gampang lho. Selain itu, efek psycologisnya juga nggak ringan bagi dia. Iya kalo emang bener. Kan bisa aja dia jalan sama temen atau sepupunya. Btw, kamu liat mereka lagi ngapain dan faktor lokasi dimana kamu liat bukti itu juga harus dipertimbangkan dalam tahap analisis kamu ya. Be more logic, Risty.

Itu tadi kalo bukti yang kamu maksud adalah bukti yang kamu dapet sendiri. Tapi kalo bukti yang kamu dapet melalui perantara seorang temen, kamu juga harus melewati tahap analisis dulu baru bisa ngambil kesimpulan. Xpresi rasa udah banyak deh sinetron-sinetron yang tayang wara-wiri di televisi sering banget mengetengahkan kisah yang mengambil permasalahan serupa. Nggak jarang lho, ada orang yang mungkin sengaja men-design sedemikian rupa sebuah bukti sehingga seolah-olah kita bisa beranggapan nggak sesuai dengan kenyataan. Xpresi bukan nuduh atau curiga dan ber-negative thingking ria. Tapi sebagai cewek yang smart, kita nggak boleh dengan mudahnya ambil keputusan berdasarkan bukti yang dipaparin orang lain tanpa mempertimbangkan masak-masak. Apalagi kalo bukti itu dateng dari orang yang nggak kamu kenal.

Langkah berikutnya, kamu tanyain baik-baik ke dia. Cara nanyanya juga jangan kayak polisi atau hakim yang terus mencecar dia dengan berbagai tuduhan. Nggak ada satupun orang di dunia ini yang suka dihakimi tanpa sempat dikasih waktu buat pembelaan dan penjelasan darinya. Kamu bisa mulai dengan pertanyaan, "Sayang, aku percaya sama kamu. Cuma kok aku denger gosip nggak enak ya tentang kamu yang naksir sama si bla bla bla. Kamu bisa kasih penjelasan kan?" Nah, kalo dia tetep diem aja, kamu kasih waktu untuk dia berpikir. Beberapa orang kadang butuh waktu berpikir sebelum dia ngasih alasan terhadap perbutannya. Tapi kalo saat itu juga dia ngasih penjelasan yang bagi kamu nggak masuk akal, kamu boleh jangan langsung kayak api yang marah-marah berkobar nggak jelas juntrungnya. Calm down, gal! Kebohongan tidak selamanya dapat disimpan. Akan ada saatnya kebohongan itu menemui jalan buntu asal kamu sabar menghadapinya.

Whuaat? Musuhin dia? Jangggannn! It's a bis No No! Kalopun dia terbukti dan sudah ngaku dia emang bener naksir cowok lain, kamu nggak berhak musuhin dia. Inget, Tuhan paling benci sama orang yang mutusin tali silaturahmi dengan sesama. All you have to do is back to regular relationship as a good friend. Iya sih Xpresi ngerti, hati kamu awalnya sakit banget kalo hal tadi terbukti bener. Tapi awan nggak selamnya gelap kan? Setelah hujan atau bahkan badai, masih ada pelangi yang siap ngasih warna warni lain dalam spektrum cintamu. Percaya deh, memaafkan itu sifat mulia yang bakal buat kepribadian kamu semakin merasa lebih baik dan 'sembuh' dari broken heart. Semoga membantu ya. Xpresi tunggu kisah kamu selanjutnya. Thanks for your great story, Risty. Be stronger that you can be!

Rubrik Xlove Xpresi
By; Meila R

10.11.10

Jangan pernah trauma pada cinta!


;sebuah bahasan buku

Apa kamu pernah trauma dalam hal cinta? Kalo iya, kamu wajib baca buku yang ngambil judul "Philophobia" ini. Mengambil karakter tokoh yang berasal dari keluarga broken home yang sedikit 'trauma' dalam hal cinta. Yah, bisa dikatakan dia phobia terhadap cinta gitu deh. Makanya nih novel dikasih nama "Philophobia". Xpresi sudah menadapatkan dua orang narasumber yang telah berbagi seputar isi buku ini kepada Xpresi beberapa waktu yang lalu. Mereka adalah Issey dan Widya. Dua orang sekawan yang merupakan mahasiswi dari fakultas pertanian Universitas Jambi. Kesan Issey sendiri setelah baca buku ini katanya sih buku karya Tessa Intanya ini merupakan buku yang menggambarkan anak muda banget dan asyik buat dibaca dengan bingkisan bahasa yang ringan. "Buku ini bagi aku menggambarkan anak muda banget. Asyik buat dibaca dengan bahasa yang ringan" kata cewek yang punya hobi nge-design ini. Sementara bagi Widya, dia belajar banyak hal di buku ini. Widya jadi kenal bermacam watak tokoh dan karakter orang-orang yang hidupnya seperti diceritakan dalam novel ini. Anjani di mata Widya adalah orang yang bener-bener simple dan keras kepala, sementara Andra baginya adalah orang yang sangat mengerti temannya.

Berbicara soal novel, nggak lengkap rasanya kalo nggak ngomongin tentang adegan favorit dari para narasumber kita. Issey mengaku menyukai adegan favorit ketika Andra nyatain cintanya pada Anjani. Bagi cewek yang terlahir di Jambi, 12 September 1989 ini mengaku cara Andra menyatakan cintanya pada Anjani adalah cara yang sangat lucu dan tak romantis. Beda lagi sama Widya. Perempuan yang punya nama lengkap Widyanita ini punya adegan favorit pas Anjani putus sama Denis. Ketika itu keadaan Anjani sangat kacau dan sedang butuh teman curhat. Kemudian Andra datang seperti dewa penolong yang rela dengerin curhatnya si Anjani sampe ninggalin Mila, pacarnya.

Setiap novel, ada tokoh yang berperan baik internal maupun eksternal. Tokoh favorit Issey di novel ini adalah Andra dan Anjani. Bagi Issey yang punya nama lengkap Suwaibatul Aslamiah ini Andra adalah orang yang sangat peduli sama Anjani serta bisa dengerin apapun curhatnya si cewek cuek Anjani. Andra bagi Issey juga adalah cowok yang paling bisa ngerti cewek. Sementara, bagi Widya, tokoh favoritnya adalah Anjani saja. Bagi dara kelahiran Medan, 29 Januari 1989 ini Anjani adalah sosok yang hebat. Gimana nggak, Anjani adalah anak dari keluarga broken home yang tetep bisa berusaha untuk tegar dan kuat.

Guys, Issey dan Widya juga punya pesan buat para X-aholic seantero Jambi. Kata Issey, percakapan bahasa Inggris di dalam novel ini mudah dipahami. Issey justru berpesan pada sang penulis agar menerbitkan lagi novel-novel selanjutnya setelah 'Philophobia' ini. Sementara Widya berpesan agar anak-anak dari keluarga broken home jangan pernah minder. Menurut cewek yang ngasih lima bintang sempurna untuk nih novel, nggak semua masa depan itu dilihat dari background keluarga. "Jadi buat anak-anak broken home, tetep semangat mengejar cita-cita! Jangan lihat ke belakang" tutup Widya yang punya hobi nulis ini secara antusias pada tim Xpresi.


cuap booclub

1. Issey
Anak muda banget!

"Buku ini bagi aku menggambarkan anak muda banget. Asyik buat dibaca dengan bahasa yang ringan. Adegan yang aku suka tuh pas Andra nyatain cinta ke Anjani. Nggak romantis sih, tapi lucu. Mereka berdua emang tokoh favorot aku. Andra orangnya sangat care sama Anjani, bisa dnegerin apapun curhatnya dan paling ngerti cewek. Sementara Anjani merupakan cewek yang cuek, keras kepala dan punya gaya sendiri. Tegasnya itu yang juga bikin suka"


2. Widya

"Baca novel ini ngebuat aku kenal banyak watak tokoh dan orang-orang yang hidupnya seperti itu. Anjani bener-bener orang yang simple dan keras kepala dan Andra sangat ngerti Anjani. Adegan yang aku suka itu waktu Anjani putus sama Denis. Dia kemudian kacau dan butuh temen curhat. Kemudian Andra yang dengerin curhatanya Anjani dan sanggup ninggalin Mila. Karakter tokoh yang aku suka ya Anjani, soalnya dia itu cewek yang berasal dari keluarga broken home tapi tetep tegar dan kuat!"


Rubrik X-Book Xpresi JE
By; Meila R

9.11.10

Izinkan aku menangis, Merapi!

Cerpen; Meila R




Aku terbangun dengan kepala yang sangat pusing. Bau busuk terasa menyengat disekitar tempatku tertidur. Entah aroma macam apa yang ku dapati. Yang jelas, nafas sesakku satu persatu mengungkapkan ketidaknyamanan. Pertanyaan paling klise yang melintas di benakku adalah, dimana aku? Ya, wajar saja kalau aku bertanya dimana aku. Apa aku ada di surga atau neraka. Seingatku, awan yang datang ke rumahku bukan berwarna vanila. Tapi berwarna perak pudar. Abu. Gelap. Panas.

Tak jauh dari tempat aku melontarkan pertanyaan baku nan pilu itu, beberapa orang di sekitarku aneh-aneh saja. Seorang anak lelaki menyudut di tepi ruangan. Melipat kakinya rapat dalam diam. Tatapnya kosong. Siapa bapaknya? Mana keluarganya. Silakan tanya pada tuan kami, Merapi. Di sudut lain ada mayat miris kaku. Tak berbentuk lagi rupanya. Ternyata itu sumber bau ruangan pengap ini. Dari pengetahuan awamku, ini adalah rumah sakit. Namun, sepertinya sekarang lebih mirip tempat penampungan korban bencana. Analogiku boleh juga, tempat ini memang tempat penampungan bencana. Merapi kami sedang sedikit 'menegur' sapa kami dengan amuknya.

Sore kemarin, aku baru saja memberi makan ternak kebanggaan keluarga kami. Suasana mendekati senja. Temaram di perkampungan tanah lahirku begitu sepi. Kampungku kala itu tak seramai biasa, karena beberapa warga telah pergi dievakuasi untuk mengungsi. Aku hanyalah gadis berusia awal dua puluh yang hanya tinggal dan hidup di desa. Menurut saja pada apa yang orang tuaku katakan. Mereka bilang tidak mengungsi, ya akupun tidak. Walau beberapa teman telah mengajakku serta saat mereka melintas di halaman rumah. "Ayolah Lastri, ojo nengkene wae to. Sampean gelem dipateni karo merapi?" kata Surti padaku. Aku hanya mengeleng dan bilang "Ndak ah, mengkolah sesok-sesok. Lha wong bapak karo ibuk ndak boleh kok yoo". Mereka menyipitkan mata dan berkata, "Yo wes lah nek ngono. Seng ati-ati yo nengekene". Aku meneruskan perhatianku pada kebo. Aroma teh ala ndeso menyeruak. Ibuk lagi membuat teh bapak saat serangan merapi datang. Aku sempat mendengar suara ibuk mengucapkan istigfar sebelum semua lenyap dan mendadak gelap. Aku tak melihat apa-apa selain rasa pekat.

Ahhhhh, perih sekali pipiku. Padahal air yang mengenainya adalah air yang biasanya jatuh dari mata seseorang yang mengingat kejadian pilu dalam hidupnya. Oh, suara tangisan pilu di sudut sana. Janganlah ribut sekali. Aku juga sedang menangis. Tapi kenapa perih sekali. Sakit. Sakit sekali ketika menyadari semua sekujur tubuhku juga perih. Ya, penjelasan dari perempuan muda berpakaian putih mengatakan bahwa aku tak boleh menangis terlalu banyak. Luka bakarku hampir tujuh puluh persen. Tentu saja, termasuk pada bagian wajahku.

Kemudian ingatanku melayang-layang pada kampungku di bawah kaki Merapi. Di sana aku dilahirkan dari rahim ibuk. Aku tumbuh memasuki masa mengaji di langgar bersama teman-teman. Tiap sore, aku dan konco-konco main-main di persawahan. Kata orang kota yang pernah singgah di desa kami, desa kami adalah desa yang indah. Jauh dari kebisingan kota. Ah, kota itu seperti apa coba? Aku malas sekali melihat kota. Pengalaman pahitku ada di sana.

Waktu umurku belasan tahun. Lulus SMP dan orang tua tidak punya uang untuk melanjutkan sekolah lagi. Mimpi kali bisa kuliah di gedung megah. Mau nafas aja susah. Payah. Serta selalu gelisah kalo-kalo bapak dan ibu tidak ada uang makan di sela-sela hari nanti. Tapi aku tidak menyerah. Kata pak Budiman, guru Bahasa Indonesiaku di SMP, menyerah itu sifat orang kalah dalam kehidupan. Aku kemudian pergi ke kota, bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Di sebuah keluarga kaya raya di Jakarta. Mereka selalu membuatku iri saja dengan materi yang mereka punya.

Aku menyapu, mengepel, mencuci dan melakukan pekerjaan rumahan lain. Gajiku lumayan bisa buat nabung. Kalian tahu, aku menabung buat apa? Buat memberangkatkan haji bapak ibuk! Ya ya ya, aku tahu, tak seberapa tabunganku sebagai pembantu ketika itu dibandingkan ongkos berangkat haji. Tapi kan aku sudah bilang, aku tidak akan menyerah. Hatiku miris ketika ibuk menceritakan tetangga kami berangkat haji dan betapa inginnya ia juga pergi ke tanah suci. Belum lagi bapak yang kadang curhat sama kebo. “Bo, mengko koe nek uwes larang tak dol yo! Nggo mangkat haji” kata bapak suatu ketika aku tak sengaja mendengarnya diam-diam. Dimana perasaan hati seorang anak jika tahu betapa kondisi ekonomi bapak ibuknya jadi penghalang ke tanah suci. Makanya, aku pernah nekat ke Jakarta jadi pembantu.

Tapi apa lacur? Begitulah Jakarta. Begitulah Indonesia. Bagitulah berita-berita. Korupsi seperti suatu legalitas yang dipunya. Ciri khas sebuah jabatan. Majikan saya menuduh saya mengambil kalungnya. Tidak ada angin, tidak ada hujan, datanglah tiba-tiba badai. Lha wong nggak ngapa-ngapain kok dituduh aja. Aku sempat ditahan polisi sebelum akhirnya dibebaskan karena tidak bersalah. Ya iyalah. Aku nggak maling apa-apa kok main tuduh dan penjara aja. Mentang-mentang aku orang miskin nggak punya uang. Tu bapak-bapak yang nangkep aku mana mau denger. Yang mereka denger mungkin orang yang punya uang banyak aja kali ya. Katanya kan hukum bisa di beli. Percaya nggak percaya memang begitu hokum di sini. Lebih sadis dari hokum rimba katanya. Apa itu hukum? Ya mana aku tahu. Catet, aku kan lulusan SMP. Ndak ngerti pasal-pasal macam apa yang mereka katakan itu.

Eh, selidik punya selidik. Anaknya terlibat kasus narkoba yang ngambil tu kalung. Ndak lama kemudian, Majikan saya wara-wiri di TV dengan label tersangka kasus korupsi. Aku yakin, nggak semua keluarga di kota seperti itu. Tapi pengalaman buruk di Jakarta berbekas membuatku pulang lagi ke kaki merapi. Gedung-gedungnya aja tinggi, emosi dan korupsi penghuninya juga tinggi.

Makanya setelah dari kota, aku ndak berani lagi pergi jauh-jauh dari nih kampung. Mbakyuku yang jadi TKW di luar negeri ndak pulang-pulang. Mboten ngerti lah gawe opo. Kasian bapak ibuk kalo tak tinggal. Aku menetap di sini sampai Merapi mengusir kami. Meluluhlantakkan apaapa yang aku punya. Keluarga, rumah, si kebo dan… Ah, tu kan aku mau nangis lagi. Perih luka bakar, perih hati yang terbakar.

Bapak Ibuk dimana? Seolah semua lenyap tak bisa ku baca dalam jejak kaku abu. Yang jelas, ada dua mayat kaku ditemukan di kolong ranjang rumahku. Kondisinya tak dapat dikenali. Makanya, aku tetap tak terima kedua mayat itu mayat bapak sama ibuk. Bagiku, mereka sekarang selamat. Mereka di puncak merapi sedang menuju sorga, bukan dengan raga kaku mayat itu. Mereka baik-baik saja.

Ah, tu kan aku menangis lagi. Merapi, bagaimana bisa aku tidak menangis. Kau telan dalam material yang tak pernah ku mengerti. Wajarlah, aku ndak ngerti. Aku cuma lulusan SMP yang katrok. Kenapa kau begitu padaku, Merapi. Luka hati membuat nangis. Luka bakar malah tak boleh menangis. Kemana aku setelah ini? Mbakyu, mbok eling bali to yo. Adimu iki ra nduwe opo-opo saiki. Bapak, Ibuk sama kebo uwes dipateni, Mbak.

Aku hanya ingin menangis, Merapi.

Samar-samar ku lihat dari jendela rumah sakit, ada bendera partai. Sudah banyak pejabat yang membantu rupanya. Tapi pamrih label partainya juga ndak ketinggalan.