welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

11.8.21

PENERAPAN LITERASI KEUANGAN UNTUK BERTAHAN SECARA FINANSIAL DI MASA PANDEMI COVID-19 Oleh: Meila Rosianika Pandemi Covid-19 sudah berlangsung cukup lama. Dampak munculnya virus ini bukan hanya dalam bidang kesehatan, tapi juga keuangan. Maraknya pengurangan tenaga kerja dan banyaknya lingkup bisnis yang gulung tikar menjadi tantangan tersendiri bagi setiap individu untuk tetap bertahan secara finansial di masa pandemi. Kondisi ini semakin menguatkan pentingnya literasi keuangan pada setiap individu. Pemanfaatan alur informasi digital yang saya peroleh dari berbagai sumber menyebutkan bahwa dengan memanfaatkan pengetahuan literasi keuangan yang baik, seseorang akan mampu mengelola kondisi finansialnya sendiri. OJK atau Otoritas Jasa Keuangan telah melakukan edukasi agar bisa meningkatkan pemahaman masyarakat terkait daya keuangannya. Melalui data survei yang dikeluarkan oleh OJK dalam publikasi di situs ojk.go.id, didapatkan hasil bahwa 21,84% masyarakat termasuk bagian well literate atau memiliki pengetahuan serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan, 75,69% termasuk sufficient literate atau memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang produk dan jasa keuangan, 2,06% tergolong less literate atau hanya memiliki pengetahuan saja, dan 0,14% masuk kebagian not literate atau tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap produk dan jasa keuangan. Dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia sudah dinilai cukup untuk bisa menggunakan fitur, risiko, hak, dan berbagai kewajiban yang ada terkait produk jasa keuangan. Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan bahwa secara defenisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi literasi keuangan adalah kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar berkembang dan hidup bisa lebih sejahtera di masa yang akan datang, OJK juga menyatakan bahwa misi penting dari program literasi keuangan ini adalah pemberian edukasi di bidang keuangan pada masyarakat agar dapat mengelola keuangan secara cerdas. Hal ini tentu bertujuan agar rendahnya pengetahuan tentang industri keuangan dapat diatasi serta masyarakat tidak mudah tertipu pada produk-produk investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan risikonya. The Presidents Advisory Council Of Financial Literacy juga mendefinisikan bahwa literasi keuangan sebagai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan serta keahlian untuk mengelola sumber daya keuangan agar tercapai kesejahteraan. Dapat disimpulkan dari dua pendapat tersebut bahwa literasi keuangan merupakan keahlian seseorang dalam menerapkan pengetahuannya di bidang keuangan untuk mengatasi permasalahan hidup sehari-hari. Berikut beberapa cara yang saya terapkan dengan memanfaatkan arus informasi digital dan beberapa buku pengetahuan untuk bertahan secara finansial di masa pandemi ini. Gaya Hidup Minimalis Salah satu metode dalam buku Seni Hidup Minimalis yang ditulis oleh Francine Jay mengajarkan prinsip trash, treasure, or transfer (buang, simpan, atau berikan). Trash untuk barang-barang yang sudah tidak memberikan manfaat lagi, treasure hanya untuk barang yang benar-benar kita butuhkan dan pakai, serta transfer untuk barang-barang yang masih dapat digunakan namun tidak kita pakai lagi. Dengan menerapkan hal-hal tersebut, kita akan lebih cermat melakukan pembelian di masa yang akan datang. Selain itu, mendonasikan barang-barang kita yang masih layak pakai akan memperluas kebermanfaatannya bagi orang lain. Membeli Sesuatu karena Kebutuhan Durasi waktu yang cukup lama saat melakukan aktivitas dari rumah saja menyebabkan peluang dan waktu yang cukup besar untuk menggunakan jasa dari platform belanja online. Adanya tawaran diskon, gratis ongkir dan fasilitas kredit bayar kemudian membuat kecendrungan pembelian barang bergeser dari yang tadinya membeli karena kebutuhan menjadi membeli karena keinginan mengikuti sesuatu yang sedang trend atau viral. Sebenarnya beberapa fasilitas pendukung dalam aplikasi belanja online tersebut dapat membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari tanpa harus berinteraksi dengan penjual secara langsung guna mengurangi penyebaran virus corona. Namun kita perlu lebih cermat lagi dalam membeli barang-barang yang memang kita butuhkan. Selalu Sisihkan Dana Darurat “If you fail to prepare, you are preparing to fail.” Kutipan dari Benjamin Franklin tersebut berarti kalau kita gagal melakukan persiapan, maka kita sedang bersiap untuk gagal. Dapat dikatakan bahwa, dalam hal apapun, melakukan persiapan itu sangat penting termasuk dalam persiapan finansial. Selalu sisihkan dana darurat setiap kita mendapatkan penghasilan. Dana darurat merupakan dana yang disediakan secara khusus guna menghadapi kondisi keuangan yang tak terduga di masa yang akan datang. Kisaran jumlahnya bisa berbeda pada setiap orang, tergantung risiko pekerjaan dan jumlah tanggungan. Namun, setidaknya paling sedikit jumlah dana darurat kita sejumlah tiga kali pengeluaran pokok bulanan.
Alfabet Rindu ;Meila Rosianika
Belum hujan di sini Tapi aku sudah merasakan rintiknya Pada usang yang jatuh Terbawa oleh gravitasi Turun saja tiba-tiba ke halaman yang kubaca Lalu basah setitik Mungkin, ia telah lama menunggu Berdebu Apa bedanya kita dengan hari ini? Jika senja saja sering kita bohongi Sementara cakrawala masih terlalu ramah Terpajang di jendela Kamera, Juga sosial media Memangnya kita sudah bebas? Dari tuntutan gemulai ujung jemari Yang susah payah kita tahan Agar tak menari Tapi ia justru membuat kita tertidur Menurunkan kabut yang hanya akan menjadi spasi Antara kita dan mimpi-mimpi Hei, Ada salam dari lembaran itu Jangan melepas asa, katanya Akan selalu ada gemuruh samudera Dalam segi empat itu Rinduku lebih nyata Untuk kau baca