welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

16.12.09


Keterangan buku:
Judul: Tom Sawyer
Penulis: Mark Twain
Penerbit: Narasi
Tebal/ Halaman: 19 X 13 cm / 236 Halaman



Kisah Petualangan Wajib Dikoleksi


Hallo sobat DeJe, gimana weekend-nya? Mudah-mudahan happy-happy aja, ya. Biasa, kali ini meskipun lagi long weekend, DeJe tetep eksis dengan resensi buku yang tentunya bisa buat cakrawala wawasan kamu sedikit nambah. Kali ini DeJe nyoba menghadirkan resensi kisah petualangan yang bikin imajinasi kamu terasah, kisah petualangan dari karya Mark Twain satu ini wajib jadi koleksi rak buku kamu kalo emang pengin up date dengan cerita bergenre petualangan.
Sebelum ke isi buku, DeJe pengen ngajak kamu dulu sedikit ngenal penulisnya. Mark Twain, seperti halnya karya Samuel Langhorne Clemens, yang juga merupakan sebuah penemuan kreatif jenius, judul-judul bukunya yang lain seperti ‘The Adventures of Tom Sawyer’, ‘The Adventure of Huckle berry Finn,’ dan A Connecticut Yankee in King Arthurs Court merupakan sebuah nama pena. Bisa dibilang sebuah nama samaran yang dibuat oleh penulis bahasa yang bernama Sammuel Langhorne Clemes, diedit dan ditempatkan sesuai dengan pandangan masyarakat. Dari tahun 1860 ketika nama singkat Mark Twain mulai dikenal di surat kabar nasional hingga awal tahun 1900. Mark Twain layaknya karakter tokoh Tom Sawyer atau Huck Finn, dan menjadikan simbol kehidupan Amerika.
Pasti setiap orang yang pernah mengenal kisah Tom Sawyer yang ngingetin kita dengan simbolisme negeri Paman Sam, Elang dengan kepala gundul atau kue apel. Dia bisa dibilang merupakan tanda kesenangan anak muda. Menyajikan kita sebuah cerita gimana seseorang keluar dari kesulitan besar dengan alasan yang sangat bagus yang dikemukakan membuat hampir siapa aja yang baca tertawa. Petualangan Tom punya proses ‘n tahapan-tahapan, dalam film, dalam kartun, atopun dalam seni.
Kisahnya mengingatkan kita bahwa hari-hari dalam kehidupan merupakan suatu kebiasaan yang cukup sederhana. Petualangan merupakan suatu yang besar, dan waktu berganti dengan lamban. Sebagian besar orang yang tidak tahu apa yang jadi petualangannya gak akan berhenti baca dari halaman ke halaman. Mark Twain juga ngebagi karakter Tom untuk nerusin buku tunggalnya.
Dalam ‘Tom Sawyer Abroad’ dan ‘Tom Sawyer, Detective’ dimana disini diceritakan ketidakbiasaan anak muda. Cukup menarik, kan?
Walo emang nggak terlalu terkenal, buku ini memiliki banyak rencana. Seperti dalam keseluruhan karya-karya Mark Twain, mereka sangat berbeda dan penuh dengan hal-hal yang lucu. Dalam Tom Sawyer Abroad, ceritanya bakal bawa pembaca dengan cepat dan mengasyikkan, ditambah plot-plot yang terbentuk dari dialog-dialognya. Melalui kata-katanya, Mark Twain bawa dalam mulut Tom dan Huck dengan sangat menarik sehingga anak laki-lai dimanapun bakal bisa menikmatinya.
Selain itu pembaca dari segala macam kalangan pun bakal tetap bias ngerasain perjalanan kisah tersebut. Namun dalam bacaan ini lebih dari sekedar humor dimana beberapa komentar tajam kepada kepolisian dilontarkan dengan apik dan praktis yang memenuhi hari-hari mereka dengan kepandaiannya dalam cerita petualangan. Dalam Tom Sawyer Abroad, Tom, Huck, Jim diajak pergi ke Dark Continent di Afrika dengan ngegunain pesawat balon Trans-Atlantik.
Di antara mereka ada yang hampir dimakan oleh singa, diserang oleh pemburu liar, terkena banjir, dan anak-anak tersebut mendiskusikan tentang perkembangan industri, kompetisi, keadilan, dan daerah-daerah di Amerika yang merupakan tempat terbesar di dunia. Mark Twain dengan cukup genius bikin kita tertawa, ketika dia menyampaikan dengan pertanyaan yang lumrah buat mecahin permasalahan yang rumit.
Guys, dalam seluruh buku ini, Tom Sawyer bias dibaca ‘n dinikmati oleh siapa aja. Kisahnya edukatif buat seorang yang baru nyari tentang jati diri. Mengajarkan nilai-nilai untuk tidak mencuri, merampok, tindakan curang, kriminal ato bahkan mungkin terbang melintasi lautan. Kisahnya emang sedikit kekanak-kanakan. Tentu saja, sangat menyenangkan untuk baca Tom Sawyer dan Huckleberry Finn. Yang jadi tren bagi Twain untuk bekerja dalam komunitas, penekanannya pada hak asasi manusia dan kebiasaan seluruh laki-laki, ketidakpeduliannya pada warna kulit ato latar belakang, menambah lebih dalam makna daripada sekedar anak-anak kecil yang memainkan peran di dalam novel.
Yang lebih penting bagi pembaca anak-anak, buku ini ngasih harapan kembali terhadap keinginan-keinginan buram pada masa kecil yang gak bias dilakuin. Dalam tangan Mark Twain, kita diajak buat mindahin waktu jadi tren pasar, padahal di dalam novel itu kita nggak bener-bener kembali pada masa muda kita, selain dari sekadar mengemas satu buku dari tiga rangkaian buku ini, membuka halaman pertama dan ngebiarin kata-kata Mark Twain mengajak kita kembali ke sebuah masa dimensional.
Bahasa yang dipakai dalam buku ini adalah bahasa yang revolusioner. Mark Twain adalah satu orang penulis pertama yang menggunakan bahasa Amerika, yang emang beda dengan bahasa Inggris. Tanah yang akrab, dalam keseluruhan keindahannya, digambarkan dengan nyata pada setiap halamannya lengkap dengan variasi regionalnya, slang, hiperbola, pemenggalan-pemenggalan kata dan dialek.
Dalam karyanya Mark Twain membuat karakter memiliki suara yang sangat berwatak sehingga pembaca bisa dengan segera menebak siapa yang sedang berdialog dalam kata-kata tanpa perlu melihat identitas pengucapnya lebih jauh. Jim, Tom, dan Huck, semuanya memiliki keunikan caranya dalam mengekspresikan dirinya dan setiap bagian dialog yang mereka bicarakan sangat mengekspos karakternya, nggak cuma apa yang mereka miliki , tapi juga tempat bermain bola es mereka.
Dalam keseluruhan cerita disampein dalam frasa yang indah, nggak umum di hati dengan sebuah pembicaraan yang berisi materi baru per alurnya.
Buku ini terbilang buku baru loh, tapi koleksinya udah nangkring di rak bagian fiksi perpustakaan wilayah Jambi. Nggak bosen DeJe bilang… gemar membaca yuukk…(mei)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar