welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

19.4.11

Rencananya kapan kau akan marah?


Tulisan ini ku buat semenit setelah menutup teleponmu. Diamdiam aku mengambil lappy dan mulai membukanya. Ah, aku benci sekali jika harus sakit. Dilarang membaca, dilarang mengetik dan sepanjang hari hanya seperti makhluk kaku di atas tempat tidur. Aku mulai membayangkan sesuatu dengan pelanpelan menekan tuts lappy. Setidaknya seperti ini lebih baik ketimbang aku harus menurut untuk diperiksa. Aku tidak suka ke puskesmas atau ke dokter. Setelah diopname dua tahun lalu, aku tidak mau lagi bertemu jarum. Bukankah hidup adalah apa yang kita sangkakan kepadanya? Aku merasa akan segera sehat maka aku tahu itulah yang akan terjadi. Lagi pula, rumah sakit itu tempat macam apa? berharihari pernah terkurung di sana aku sama sekali tidak produktif. Dijenguk orangorang membuatku merasa dikasihani. Kau tahu kan, aku tidak suka dikasihani dan sangat independent.

Tapi jangan sampai ada yang tahu bahwa mataku melawan untuk terpejam dan malah memandang kepada screen lappy ini. Tentu saja aku masih sedikit pusing. Tapi itu tak berarti apaapa dibandingkan melukiskan tentangmu. (Berlebihan ya?)

Btw, Kau tahu, jelek? Kamarku berantakan sekali saat menulis ini. Jika saja kau melihatnya, kau pasti akan sangat ilfil. Aku ini seorang gadis yang pemalas (terkadang).  Aku juga sama sekali tidak bisa masak, tidak bisa menjaga kesehatan, tidak suka kucing, dan suka merengek di rumah. Ah, adikku bilang aku tak lebih dari anak TK yang manja. Makanya aku jadi sering tertawa jika beberapa orang gombal iseng mengatakan aku ini mandiri. Ku rasa, itu hanya jurus yang sama sekali tak jitu, -setidaknya menurutku-. Tapi aku tahu pesonaku yang lain masih eksis dibalik itu semua. Buktinya, kau jatuh cinta juga padaku. Ya kan?

Izin interupsi sebentar saja, aku ingin bertanya. "Rencanya kapan kau akan marah?". Kirakira apa yang harus ku lakukan jika kau marah. Apa aku harus diam atau juga ikutikutan marah? Lalu apa jadinya jika kita berdua samasama marah. Kau pasti ingat tebakanku waktu itu tentang "siapa orang yang paling kuat?". Tentu saja orang yang bisa menahan amarahnya. Lalu, apakah kita bisa menjadi bagian dari orangorang yang kuat? Sejujurnya aku malu. Aku malu pernah mengatakan padamu bahwa aku adalah ranger yang kuat. Nyatanya aku kerap tak bisa menahan amarahku.

Pernah suatu kali muridku membuat ulah, aku marah. Tulisanku yang harus disetor ter-delete oleh tangantangan tak sengaja, aku marah. Atau kalau aku merasa kau sudah sedikit tidak perhatian, aku juga marah. Aku tahu, katakataku tentang 'kebosanan' adalah katakata yang menyakitkan untukmu. Kalau saja kau mau mengingat setiap permasalahan dan pertengkaran  kita, semuanya selalu saja berawal dari aku. Aku yang kadang membuat diriku sendiri jadi marah. Aku belum menjadi orang yang kuat.

Lalu, kapan giliranmu untuk marah? Beritahu aku jika kau sudah siap untuk marah ya. Karena sejak pertama kali aku melihatmu, aku tidak melihat kening seorang pemarah di sana. Aku hanya ingin memastikan jika kau bukan malaikat yang tidak bisa marah. Sini, dengar! Aku beritahu ide tentang alasan yang cukup beralasan membuatmu bisa saja marah padaku. Kau ingat ketika kau ingin bertemu aku, lalu ku bilang aku hanya ingin sendiri tanpa alasan yang jelas? Jika hal itu terjadi lagi, kau boleh marah. Atau ketika aku mengatakan lagi tentang 'kebosanan' yang menyakitkan, kau bisa saja marah. Juga halhal lain seperti waktu kita yang terbatas, malam minggu cuma kita habiskan untuk menemaniku di radio, ceritacerita tentang kisah lamaku, teleponmu yang tidak ku angkat atau apalah.
 Jika sudah tiba waktunya kau marah padaku, aku yakin caramu tidak sama seperti marahku. Kau akan marah dengan cara yang elegant, kan? Atau janganjangan selama ini kau pernah marah hanya saja aku tidak menyadarinya? Mungkinkah kau marah dengan tanpa aku tahu kau sedang marah padaku? Entahlah. Tapi yang jelas aku belum pernah merasa kau marah.

Ku ulangi pertanyaanku. Kirakira kapan rencanamu akan marah? Tidak usah bingung. Aku hanya ingin bersiapsiap jika kau marah nanti. Itu tandanya kau bukan malaikat. Mana ada malaikat yang jelek sepertimu kan ;p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar