welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

24.12.10

Survival Tips for LDR

LDR a.k.a Long Distance Relationship a.k.a Hubungan Jarak Jauh memang susah-susah gampang. Salah! Lebih tepatnya susah! Kenapa? Ya iya. Ketika temen-temen dengan pacar mereka, pasangan LDR biasanya harus punya hati yang dua kali lebih sabar dan berbagi cinta lewat... teknologi! Yes, for me, technology already take over this kind of relationship.

Kata orang, LDR itu lebih besar kemungkinannya buat gagal daripada berhasilnya. Kayak contoh kasusnya Rina, temen saya. Pas usia pacaran menginjak dua tahun, pasangannya dipindah tugas ke Jakarta. Sempet LDR dua tahun kemudian. Tapi oh tapi, semua seolah  nggak ada artinya ketika berakhir dalam kosakata yang muncul di kamus 'Jarak'.. Putus! Cut off becoz of LDR!

In case kak Kika, beda lagi. Sekian taon LDR Kalimantan-Jambi akhirnya berbuah manis di pelaminan. Kak Kika yang nyaris perfect sama sekali nggak tergoda buat affair selama pasangannya jauh dan ikhlas buat menunggu.

Kalo saya sama si Jelek nggak tahu dibilang LDR ato nggak. Semi LDR kali ya. Masih satu provinsi dengan intensitas ketemu pas weekend. Luckily, kita nggak akan ganggu satu sama lain pas office hour. Tapi tetep aja pas weekdays berasa empty, ada banyak hal yang nggak bisa diwakili oleh teknologi, kan?

Nah, berhubung lagi nulis tentang LDR untuk tema rubrik saya di Xpresi, ada sedikit survival tips buat para LDR di luar sana.

1. Life in your world, not in LDR world
Ketika LDR, kadang orang terlalu obses sama future daripada present. Padahal kalo kamu udah yakin LDR itu mau dibawa kemana, ya kita hanya butuh keyakinan aja. Kita harusnya bisa hidup di dunia kita sendiri, bukan di dunia apa yang kita sebut LDR. Soalnya menurut saya, dunia LDR bagian dari dunia kita. Kita yang manage, jadi jangan sampe tuntutan-tuntutan kita jadi berlebihan hanya karena kita hidup di dalam lingkaran LDR. Iya memang LDR itu harus disadari, tapi bukan berarti dia bisa buat kita amnesia sama hal lain yang masih harus kita kerjain di real world ya.

2. Percaya!
Ini kalimat sakti kalo kamu pengen bertahan. Percaya memang jadi jimatnya LDR. Pikiran negatif akan tetap ada, tapi selama kamu masih bisa berpikir positif saya rasa fine aja. But remember, percaya bukan hanya dimaknai kamu percaya sama dia aja. Tapi juga percaya sama diri kamu sendiri. Jadi kalo suatu saat dia udah nggak bisa bertahan sementara kamu udah mencoba, kamu tetep harus percaya diri kalo akan ada pengganti yang jauh lebih baik. PD dwong!

3. Komunikasi itu penting tapi jangan digunakan untuk yang nggak penting
Menjalin komunikasi yang baik pas LDR itu sangat penting. Tapi nggak boleh terlalu sering juga kali. Apalagi kalo cuma bahas sesuatu yang nggak penting kayak jadwal makan dan tidur. Rindu itu akan kehilangan maknanya kalo kamu terlalu sering mengucapkan, "sayanggggggg, aku kangen nih". Sebaliknya, hati kamu dan dia itu butuh sedikit ruang untuk merasakan rindu satu sama lain tanpa harus terlalu sering diucapkan.


Sekian dulu deh, kesotoyan saya hari ini. Pas siaran di radio ataupun di tulisan-tulisan saya, saya sangat mengandalkan sotoy kalo mule talking about love. Cinta itu memang abstrak. Kita hanya bisa mengira-ngira teksturnya sebelum ke arah sana!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar