welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

24.6.12

Bahasa Iklan dan Kontribusi Anak Muda



Senin, 11 Juni 2012 saya dan Dellon Kuswari mengisi acara di salah satu stasiun TV swasta yang ada di kota Jambi. Dunia pertelevisian belakangan ini memang semakin pesat. Salah satu media elektronik yang kerap dipakai guna memasarkan beberapa produk iklan ini semakin gencar dan variatif dalam berbagai program. Program yang kami isi ketika itu adalah "Pesona Bahasa". Sesuai dengan kapasitas kami sebagai duta, di sana kami memaparkan bahwa bahasa memang mempunyai peran yang ganda. Bukan hanya sebagai alat komunikasi, melainkan juga sebagai sarana yang menunjukkan identitas suatu bangsa.

Saya jadi teringat mengenai dampak bahasa iklan yang ada di negara kita. Iklan pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti menggiring orang pada gagasan. Ya, dalam sebuah iklan yang ditayangkan di televisi, tentu saja harus persuasif. Artinya harus dapat mempengaruhi orang lain. Dalam hal ini secara khusus adalah agar dapat mempengaruhi pemirsa untuk melakukan atau menggunakan produk yang diiklankan tersebut. Namun, sayangnya persuasi tersebut kerap dibingkai dalam bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah dalam porsi utama.

Saya dan Dellon saat diundang di salah satu TVswasta

Logikanya begini, bahasa gaul atau bahasa prokem adalah varian baru dari bahasa Indonesia yang muncul dalam perkembangan bahasa kita. Idealnya, penggunaan varian tersebut tidak mematikan bahasa Indonesia sendiri. Jadi, wajar jika iklan mempergunakan bahasa 'buatan' yang beraneka ragam. Tapi saya berpendapat bahwa bahasa Indonesianya harus tetap ada. Selain itu, kontribusi kita sebagai anak muda harusnya tidak begitu saja mudah menerima bahasa varian tersebut. Melainkan tetap selektif dalam prosesnya.

Selain itu, bahasa iklan juga dikenal dengan bahasa yang bombastis. Sesuatu yang berlebihan dan tidak masuk akal bisa terlihat keren di TV. Tidak sedikit tim kreatif iklan melakukan perekrutan terhadap anak-anak muda untuk membuat konsep iklan yang meremaja. Tentu saja dengan pertimbangan bahwa anak muda adalah subjek yang segar dalam menghasilkan ide. Juga dalam hal ini, anak muda sebagai suatu komunitas besar juga sering dijadikan objek suatu iklan. Bahkan, iklan perbankan yang bisanya ditujukan untuk kalangan profesional, kini telah merambah sasaran pangsa pasar anak muda. Hal tersebut ditandai banyaknya anak muda yang turut menjadi ikon atau model suatu produk. Salah satu merek kartu perdana bahkan rutin mengadakan pemilihan semacam duta bagi produknya.

Dari sini, kita bisa menyimpulkan besarnya peran anak muda dalam pembentukan bahasa iklan. Tidak jarang juga kita temukan anak muda yang meniru bahasa iklan dalam perilaku sehari-harinya. Tidak masalah, selama itu sesuai dengan tempat dan situasi. Namun kita harus mempertimbangkan juga aspek psikologi bahasa. Disiplin ilmu yang mempelajari ini disebut dengan Psikolinguistik. Sebuah ilmu yang mempelajari kaitan antara bahasa dan perilaku. Dari sinilah, selektif dan kemampuan mengelola informasi tadi berperan penting. Bahasa yang kita serap dari berbagai sumber, baik secara langsung maupun tidak akan berpengaruh pada perilaku kita. Saya tidak meragukan ini karena hal tersebut sudah merupakan cabang ilmu yang ilmiah. Jadi, jika bahasa yang kita serap merupakan bahasa yang asal-asalan, akan begitu jugakah perilaku kita nanti?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar