welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

5.5.11

Keep playing the game


No game, no life! Yup, hidup ini bakal lebih berwarna dengan kompetisi. Blog note saya kali ini singkat saja. Saya ingat sekali dulu pas dapet juara II sayembara cerpen se-prov Jambi, orang-orang bilang saya beruntung sekali baru mengikuti-kemudian-menang. Padahal? Nope! Saya kalah berkali-kali dulu, membesarkan hati dengan kekalahan itu dan menebalkan muka mengikuti kompetisi-kompetisi lagi. Saya sangat suka berkompetisi.

Kawan, kompetisi bukan soal bersaing dengan orang lain. Tapi juga bagaimana kita bersaing dengan diri sendiri. Tentang bagaimana kita bangkit dengan kalah yang sudah menjadi hukum alam untuk singgah sesekali (atau bahkan berkali-kali dalam setiap kompetesi yang kita ikuti. Orang-orang kadang cuma bisa liat kita dari luarnya aja. Emang sih, kadang nyali jadi ciut untuk terus berjuang ketika kita sudah kalah. But, this is life dude! Pelangi nggak akan seindah itu kalo cuma satu warna, kan? Believe me, pada setiap kekalahan itu ada pelajaran.

Saya pernah berkali-kali kalah dalam audisi penyiar radio sebelum akhirnya 'ditampung suara' oleh radio El-John. Tulisan saya sempat berkali-kali juga ditolak dan tidak diterbitkan di harian lokal sebelum saya menjadi penulis rubrik Xpresi. Belum lagi sekolah-sekolah yang pernah menolak saya sebelum menjadi guru, penolakan atas pengajuan beasiswa S2, penolakan tulisan opini yang juga mencambuk saya untuk merevisinya dan masuk dalam 25 besar ETF award, penolakan penawaran iklan untuk event, penolakan kerjasama dan banyaaaaak lagi.

Lalu, kenapa harus malu. Semua itu saya tempuh dengan jalan yang positif, kok. Dibalik setiap penghargaan yang saya terima, tersimpan cerita penolakan berkali-kali dan kalah yang juga berkali-kali. Tentu saja akan banyak penolakan dan kekalahan lain yang akan saya terima lagi jika masih ingin berkompetisi. Itu konsekuensi. Keep playing the game, everyone! Kita butuh kalah untuk berkuadrat dengan rasa syukur ketika menang.

In other words, menang dan kalah adalah amanah. -Meila R

Tidak ada komentar:

Posting Komentar