welcome vigorously

I take some time to think, write and arrange all these with spirit and dedicate to you whose spirit!

You are looking for...

15.9.11

Kabut



Pagi kemarin mungkin bukan hanya aku orang satu-satunya yang memutuskan untuk kembali menutup jendela setelah membukanya. Bukan hanya aku yang harus menggunakan masker saat beraktivitas di luar. Bukan hanya aku yang merasa sesak nafas, tapi juga mereka. Kabut belum jua berdamai di sini.

Kemarin ku ceritakan padamu tentang gusarku. Katakanlah penyebab kabut ini adalah alam, jumlah curah hujan ataupun kebakaran yang terjadi. Tapi bukankah data yang dirilis secara resmi pada harian pagi menemukan puluhan jumlah titip api tersebar di penjuru kota ini. Titik api yang bukan sekedar menjadikan alam sebagai penyebabnya. Titip api yang muncul karena dampak suatu kepentingan. Titip api yang sedemikian kasar terjamah untuk mencetak rupiah. Lalu, apakah bisa ranting pohon jadi saksi? Betapa diamdiam mereka melayat untuk sesama pohon yang mati. Dan mereka yang seharusnya bersuara justru ikutikutan diam. Sungguh nurani bisa saja kalah karena kedudukan, kekasihku.

Pasal 9 UU No 39 tahun 1999, “Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat”. Dan lihatlah pasal serta muasal. Ironi yang memunculkan istilah baru dalam menara kehakiman hatiku, praduga (tak) bersalah. Bukankah setiap pelanggaran adalah kesalahan? Lalu mana si salah yang telah melanggar pasal itu? Si salah yang ada di balik kertas dengan nilai nominal? Si salah yang mengorbankan kepentingan banyak orang untuk dapat memiliki lingkungan yang sehat demi kepentingannya sendiri. Ya ya ya, si salah itu kini tertupi kabut yang ambigu. Kabut pertama menyesakkan nafas anak manusia yang lalu lalang di lantai pagi dan petang. Kabut kedua adalah anak manusia yang melindungi si salah dengan kekuasaan!

Tidak cukupkah cinta menjadi muara dari semua. Kita memang tak bisa melakukan apa-apa, kekasihku. Kita sekarang bukan siapasiapa. Tak jua kenal si salah ataupun tak tahu siapa lagi si sakit yang sesak nafas yang akan berbaring dengan perawatan. Tapi kita bisa bersuara, kan? Ku ajarkan muridku untuk mampu bersuara secara lisan dan tulisan. Begitupun kau. Kritik akan tetap tumpul jika hanya ada dalam pikiran.

Cinta kita tak kan habis jika dimakan hanya berdua.
Dan berbagi, membuat kita tetap akan merasa cukup.


1 komentar:

  1. sudah mulai turun hujan...walaupun hanya sebentar...kabutnya pun sdh mulai menghilang..thanks a lot.

    BalasHapus